2

37 4 2
                                    

Vina G. missed call

 Luna sudah menerima panggilan dari Vina, tetapi saat Luna menerima panggilan tersebut, tidak terkonek sehingga membuat jaringannya tidak tersambung. Maka membuat Vina missed call terus. Karena terjadi hal tersebut, membuat Luna panik dan khawatir akan Vina. Lalu, Luna menyuruh Aldrel untuk mengendarai mobilnya lebih cepat. "Si Vina kenapa sih, Lun?" Tanya Aldrel dengan penasaran sambil menancap gas semakin cepat. "Iihh.. Gua juga kagak tau nihh.., dia kan tadi mau curhat, terus barusan dia call gua tapi gua udah terima tuh tapi kea ga masuk gitu kalo gua udah nerima gitu deh" Jelas si Luna membuat Aldrel menjadi gagal paham. Karena Aldrel gagal paham, dia akan pendam di dalam hati karena sedang konsentrasi mengendarai mobilnya menuju rumah Vina. 

15 menit kemudian,

Luna menyenderkan dirinya di kursi penumpang tersebut sambil menghela nafas panjang, "wuuuhhhhhhh.... Akhirnya sampe juga. Thanks ya Rel!". Sambil merapikan tasnya dan memasuki alat-alatnya di dalam tasnya, Aldrel melanjutkan perbincangannya bersama Luna, "Entar mau dijemput apa ngga?" Tanyanya Aldrel. Tangannya yang sedaritadi bergerak menjadi terdiam sejenak, lalu dia menatap matanya Aldrel sehingga Luna dapat mendengar Aldrel dengan fokus, "hmm.. Kayanya gak usah deh. Gua takut repotin lu  apalagi bentar lagi malem ni, udah.. mendingan lu pulang aja ya, lu keliatan capek daritadi jadi mending lu istirahat dirumah." Lalu, Luna pun keluar dari mobil Aldrel itu. Jendela pintu penumpang terbuka, "Lun!" Panggil Aldrel. Luna memutarkan badannya ke hadapan Aldrel yang memanggilnya dari mobilnya, "Kenapa?" Tanya Luna, "Lu beneran gapapa pulang sendiri?" Tanya Aldrel balik, "Iya Aldrelllll.... Udah ya, Byeee!" Katanya Luna sambil memutarkan badannya dan melanjutkan langkah ke rumah sahabatnya itu, Vina. 

Aldrel's POV
"Lun, gua ga bakal pernah janji lu pulangnya malem-malem gini." Batinnya Aldrel dalam hati. Aldrel sangat khawatir dan panik jika Luna kenapa-kenapa. 

Luna's POV
*dingdong*
Suara bel rumah Vina yang terdengar oleh Luna di depan pintu. Lalu, seseorang membukakan pintu rumah Vina.
"Eh, Lun! Cepetan ke kamar gua sekarang!" Vina yang membuka pintu rumahnya langsung menarik tangan Luna ke kamar Vina.
"Lu kenapa sih, Vin?" Tanya Luna yang begitu penasaran karena membuatnya khawatir saat di perjalanan menuju rumah Vina tadi.
"Lun, gua gak tau deh perasaannya dia. Dia sebenernya suka sama gua apa gak sih?" Tanya Vina dengan mata berkaca-kaca.
Sambil mengusap-usap pipi Vina, Luna membalikkan pertanyaannya.
"Ih yawloh, Vin... Jangan nangis dulu cuk. 'Dia' itu maksud lu si Jordan?"

Jordan. Salah satu cowok yang deketin gua bukan karena ingin berteman tapi melainkan untuk mengejar sahabat gua, Vina. Jordan mulai pacaran dengan Vina saat mereka kelas VIII. Yang paling gua kesel adalah saat mereka menyukai satu sama yang lain tapi gak lama kemudian mereka langsung berpikir kalau mereka tidak pantas disukai padahal mereka berdua udah saling menyukai. Mereka berdua hampir punya pemikiran yang sama. Dua-duanya sering curhat sama gua di line dan untungnya jempol kiri kanan gak ada yang gimana-gimana akibat gua harus berpindah chat setiap saat kirim pesan ke dua-duanya.

"Iyalah, Lun.. Lu kira siapa lagi selain dia, orang yang gua sukain itu sampe 2 tahun ini" Jelas Vina. Luna pun senyum ikhlas karena dia pikir Vina ingin curhat tentang sesuatu yang jauh lebih penting tetapi ternyata tentang pacarnya yang Vina kira tidak menyukai Vina lagi.
"Lun" Panggil Vina yang berada dihadapan Luna.
"Napa?" Tanya Luna.
"Lu pulang jam berapa?" Tanya Vina balik. Sambil melihat jam dinding di kamar Vina, "OMG!" Teriak Luna.
"Napa, Lun?" Tanya Vina.
"Udah jam 8! Gua harus pulang sekarang, gua takut dimarahin orangtua gua" Jelas Luna sambil siap-siap pulang.
Luna pun keluar dari rumah Vina. "DAH LUNA!" Teriak Vina dari jendela kamarnya yang berada di lantai 2. "IYE" Balas Luna singkat.

❁❁❁

"Sorry, Vin. Gua gak bermaksud gak dengerin curhatan lu tapi gua jadi terpikir keluarga gua, makanya gua pulang. Sorry kalo gua juga bohongin lu" Batin Luna dalam hati.

Luna pun berjalan menuju suatu tempat yang sering dia tempati ketika dia sedang berpindah-pindah mood, tempat itu adalah tempat rahasia Luna dan Aldrel yang terletak di atap villa milik tantenya Luna, tante Riri.

"Hallo tante!" Kata Luna sambil tersenyum.
"Eh, Luna, aduhh.. Kamu jangan sering-sering kesini, nanti mama papa kamu nyariin gimana?" Tanya tante Riri.
"Eheheh udah ah, Luna ke atap dulu ya. Tante, kaya biasa ya! Jangan sampai ada yang tau, terutama orangtua Luna" Jelas Luna.
"Siap, Buk! Oiya, kok gak sama pacar kamu?" Tanya tante Riri yang membuat Luna heran akan kata-kata tersebut.
"Ih tante! Itu bukan pacar Luna, cuman sahabatan aja tante.." Jelas Luna
"Sahabat rasa pacar gitu ya aduhh.. Emang kids jaman now" Kata tante Riri yang membuat Luna tertawa singkat.

Luna pun naik ke atas atap villa milik tantenya.

❁❁❁

Luna's POV
"Keanya enakan ngomong dalem hati" Kata Luna.

"Hmm.. Gua pengen curhat, Drel. Cepetan dateng ke atap dong kea biasa"

Gua menunggu Aldrel yang sedaritadi dia missed call gua.

13 missed call from Rel-unch💫

Emang, gua selalu manggil dia berbagai nama. Hampir semua yang ada di pikiran gua cocok semua untuk panggilan dia.

Aldrel's POV
"Maksud lu apa?! Gua masih ga ngerti. Dari tadi lu ngomong apa si?!" Nada kesal yang keluar dari mulut Aldrel yang sedang menelpon sahabat Luna, Vina.
"HALO! Maksud gua, udah daritadi si Luna pergi cung ah! Lagian kenapa lu gak tungguin dia coba!" Jelas Vina.

Lalu, Aldrel menutup line callnya dan melanjutkan perjalanannya ke suatu cafe kesukaan Luna.

"AARRHH!!" "Lun, lu dimana?" "Luna.." "Gua nyariin lu dimana-mana" Itu semua adalah kata-kata yang ada di pikiran Aldrel saat ini.

"Tunggu! Gua belom ke satu tempat yang sering gua sama Luna kunjungin. OIYA, ATAP!" Batin Aldrel dalam hati.
Aldrel langsung menuju ke villa tante Riri.

Sampai di villa tantenya Luna, Aldrel langsung berlari ke atap. "Hallo tante!" Sapanya lalu melanjutkan larinya ke atap.

❁❁❁

"LUNA!" Teriak Aldrel.
"Hm?" Tanya Luna sambil tersenyum sambil menepukkan tempat duduk di sebelahnya, yang artinya 'duduk disini'.
"Luna, lu kemana aja?" Tanya Aldrel yang membuat dia khawatir akan Luna.
"Ih astaga, gua daritadi disini coeg. Nungguin lu lama banget!" Jelas Luna.
"Lah? Lu ngapain nungguin gua disini? Kalo misalnya lu nungguin gua, kenapa call gua gak lu jawab?" Tanya Aldrel.
"Ih.., Aldrel.. Kan lu udah tau, kalo gua di atap, gua ingin semua keadaan tenang-tenang aja. Jadi yauda sekarang tanyain gua lagi, cepet!" Cibir Luna.
"Heuh, dasar! Ya udah, lu mau curhat apa?" Tanya Aldrel yang sudah ditunggu-tunggu oleh Luna.
"Gua tadi sebenernya gak lama sih di rumahnya Vina. Dia mah cuman curhatin tentang Jordan doang, gua kira sesuatu yang penting. Makanya gua pergi ke atap, gua mau curhat ama lu, Drel. 16 Oktober adalah ulangtahun eyang putri gua. Dia udah diatas selama 8 tahun" Perkataan Luna terhenti sejenak. Aldrel yang melihat Luna berkaca-kaca, Aldrel duduk mendekat Luna, tangan kirinya merangkul Luna, dan telapak tangan kirinya mendorong kepala Luna sehingga kepalanya tersender di bahu kiri Aldrel yang lumayan lebar.

Hei-hey! Sampe sini dulu ya, readers! Jangan lupa kalo suka di like and comment! And, kasih tau author dong bagian part mana yang paling kalian suka! Thankss❁

Deep in My heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang