Esoknya saat jam istirahat, Icha menceritakan bahwa Rino menanyakan semua tentang Riani ke Icha.
"Ehh, Riaaaaa! Gue mau ceritaaa, cepettt ksiniii!" kata Icha dgn sedikit berteriak sambil senyum-senyum.
"Apaan sihhh?? Ribut banget dehh. Awas ya sampe gak seru ceritanya." tanya Riani dgn nada kesal setelah menghapus papan tulis lalu berjalan mengarah ke Icha.
"Ini dijamin seruuu. Lo gak akan nyesel kalo denger cerita ini dari gue"
"Iya-iya, emang apaan??" Riani dgn nada malas sambil duduk disampingnya.
"Jadiiii, kemarin itu gue dichat sama kak Rino. Gue kira apaan gitu yaa, ehh malah nanya-nanyain semua yg terkait sama lo Ria." jelas Icha dgn semangat
"Trus lo jawabnya gimana?" tanya Riani dgn muka penasaran
"Yaaa gue jawab sesuai yg gue tau lahh, mau jawab apalagi coba? Lagian kak Rino kayak penasaran banget." jawab Icha dgn muka ga peduli
Lalu Riani pun sontak berdiri dan memegang pundak Icha
"Kenapa lo ga boong aj? Atau ngarang kek? Lo bilang hati-hati sama dia tapi lo juga yg bantuin dia, gimana sihh?" Riani dgn muka kesal.
Lalu icha menyingkirkan tangan Riani dari pundaknya.
"Lohh apa salahnya kalo kak Rino deketin lo? Dan kalo gue liat-liat lagi dia orangnya baik kok." jelas Icha.
"Lahh lo mah labil banget, kemarin bilang jangan sampe suka, eh sekarang malah bilang dia baik. Ga bener nih anak. " kata Riani dgn muka terjeran-heran.
"Hehe, dan dia juga dah berusaha buat deketin lo dgn cara yg gak terduga menurut gue." senyum icha.
"Ga terduga? Itu namanya ngestalk, gue gak suka. Lo juga tau kan gue gak mau pacaran sebelum lulus. Gue males ah ngadepin yg kek gtuan. Capek gue." keluh Riani.
Sebenarnya Riani sudah sering didekati oleh laki-laki lain, tapi pasti jawabannya sama yaitu ia malas, dan selalu berpegang teguh dgn prinsipnya.
Walaupun ada yg ia sukai, tetapi pasti hanya jadi teman dekatnya, tidak lebih. Karena hal ini, jika ada yg belum mengenalnya akan berpikiran bahwa ia adalah anak yg judes.
"Iya gue tau, tapi apa salahnya nyoba coba, buka hati lo, sekali-sekali rasain asmaranya anak remaja dong." Icha sambil senyum menggoda.
"Lahh itu mah lo aja, gue gak mau." jwab Riani meledek.
Sebenarnya Icha ingin membantu Riani, ia tau bahwa Riani ingin merasakan namanya jatuh cinta, selama ini Icha tidak pernah mendengar curhatan bahwa Riani menyukai seseorang lebih dari sebatas teman.
"Lo percaya sama gue yaa, kayaknya lo kebanyakan belajar deh makanya jadi kaku gini." ledek Icha.
"Daripada lo bisanya pacaran mulu, belajar jarang." ucap Riani meledek balik.
Icha pun mencoba meyakinkan Riani, dgn berat hati pun ia mendengarkan penjelasan dari Icha. Walaupun ia tetap tidak berpikir bahwa itu tidak akan terjadi.
Tetapi anehnya setelah Icha menceritakan hal tentang Rino ia tidak dapat konsen belajar, trus saja memikirkan Rino, ia bingung serta heran kenapa Rino bertanya tentangnya seperti itu kepada sahabatnya.
👓👓
Seminggu kemudian, pada jam pulang sekolah biasanya Riani dan Icha dijemput dihalte bus dekat sekolah. Mungkin karena kesibukan kedua orangtuanya yg menyita banyak waktu, Riani pun harus menunggu dgn lama untuk dijemput. Alhasil Icha pulang duluan karena sdh dijemput.
"Riani, gak kerumah aja? Nunggu dirumah tante, daripada kamu nunggu disini." Ajak Mamanya Icha lewat jendela mobil.
"Enggak usah tante, Ria nunggu disini, takutnya ibu dah jalan buat jemput lagi, malah kebingungan nyari Ria klo Ria gak disini." Tolak Riani dgn sopan.
"Oyaudah kalo gtu, duluan ya Ria. Assalamualaikum." Ucap mamanya Icha.
"Iya tante, hati-hati. Waalaikumsalam." Jwab Riani sambil melambaikan tangan ke arah mobil Icha.
Saat sedang sendirian dihalte, ada beberapa kakak kelas yg menuju halte. Diantaranya ada Rino.
Haduhh, kapan sihh gue dijemput.
Pikir Riani dalam hati"Eh eh, Rino itu ada Riani, kesempatan lo nih." tunjuk Fano sambil senyum-senyum.
"Hai, Riani." sapa Fano. Lalu ditambah dgn senyum Rino yg malu-malu.
Tuh anak kenapa lagi, senyum-senyum gak jelas banget dah. Keluh Riani.
Kemudian dijawab anggukkan oleh Riani sambil sedikit tersenyum.
Lalu mereka duduk dihalte, teman Rino trus saja menggoda Rino dgn olok-olokan tentang Riani, sebenarnya Riani kesal karena namanya dibawa-bawa tapi ia mencoba menyabarkan diri.
"Ohh itu kah No? Yg Riani itu? Pantesan No lo gebet, cantik ya? Hahaha..." canda teman-teman Rino.
Lahh nama gue disebut-sebut segala, ini nih yg gak gue suka. Sabar Ria, Ya Allah sabarkan hamba-Mu ini Ya Allah. ucap Riani dalam hati
"Apaan sihh, diem kalii. Berisik amat." keluh Rino.
Setelah beberapa lama disana hanya tinggal Riani, Rino, dan Fano.
Sebenarnya Riani sudah gelisah, ia tidak ingin berlama-lama disana, tapi apalah daya ia belum dijemput. Ia sesekali menelpon ortu nya tetapi tidak diangkat.
Kenapa gue tadi gak ikut Icha aja ya? Daripada gue disini belum dijemput, Haduhh nyesel gue. Gimana nih? Ucapnya dlm hati.
"Cepetan! Panggil lah, lama amat ya Allah, keburu dijemput dia." perintah Fano kepada Rino.
"Iya-iyaa, sabaran dong. Lagi ngumpulin keberanian nih. " jawab Rino.
"Bismillahirahmanirohim... " ucap Rino.
Ga enak nih perasaan gue. Pulang jalan kaki aja kali ya? Daripada gue disini makin kagak enak suasananya. Pikir Riani dalam hati.
Ayok No, lo pasti bisa. Be gentle! Perintah Rino kepada dirinya sendiri.
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Teen FictionRiani Fitriana seorang cewek yg belum pernah jatuh cinta. Lalu bertemu dengan cowok yg bernama Rino Septian, playboy yg mengubah hidup Riani yg biasa biasa saja menjadi berwarna walaupun terkadang menyakitkan baginya. Cerita ini tentang arti menung...