07. Tiri ( Arda POV )

4 1 0
                                    

Apa salah kalau aku bertanya ?
Apa salah aku menyapa ?
Apa salah aku berbuat baik ?
Apa salah jika aku menjadi saudara tiri ?
Oh jadi itu yang kau inginkan ?
Apa kau ingin tahu yang sebenarnya ?
Baiklah, Lihat saja
Aku akan menyingkirmu secara perlahan.

Aku menatap kosong ke langit, membayangkan satu kejahatan kecil yang akan aku lakukan.
Yah apa yang tak bisa aku dapatkan didunia ini ?
Pacar ? Hal bodoh, banyak gadis yang ngantri jadi pacarku
Harta ? Maaf aku sudah terlahir kaya.
Apapun bisa ku dapat

Aku tiba di kantor guru meletakan Agenda di meja bu devi dan melanjutkan langkahku ke aula

" Woy bos! "

" Yo! Brader apa kabar ? "

Ya dua orang itu yang aku tunggh akhirnya datang kembali

" eh da gue denger tadi lo ribut sama si dio, beneran ? "

" Gila gila, dikantin rame loh, bahkan si rezi tuh sampe kepo banget, trus lo ribut beneran gak ? "

" lo nonjok gak da ? Lu mukul ga da ? Ada yang luka ga ? "

Aku menyeringai, mereka berdua pun hanya terkekeh menatap ku
" Lo berdua udah makan ? "

" tumben lo da nanya gue sama reza udah makan apa belom "

" lagi ada angin apaan nih ? " lanjut reza

" gak ada apa apa, gue cuma baru abis dapet pencerahan dari si dio "

" asik dah, bisa kali dong da traktirannya "

" iya nih da, gue laper dari tadi ngikutin si reza "

" ambil aja yang lo mau, lo mau beli ibu kantinnya juga gue bayarin "

" asik anak orang kaya mah beda "

Kami bertiga berjalan ke kantin, kedua orang itu memesan makanannya dan aku hanya duduk sendiri di kursi kantin.
Ku ambil ponselku dari saku, menggeser layar ponsel dan mengecek apa ada pesan di ponselku

1 pesan baru : Papa Tiri

Wow, ada apa ? Tumben sekali bukan pria ini mengirim pesan pada ku.

Papa tiri
+62812227273921
11:30
Arda, papa ada rapat diluar kota, papa pergi bersama mamamu, jadi nanti pak dimas yang menjemputmu, maaf mamamu tidak memberi tahu, ponsel mamamu tercebur ke kolam,
Jadilah anak yang baik, Kami menyayangi.

Ya ya ya
Baguslah, setidaknya aku lebih tenang jika tak ada siapapun istanaku.
Ku matikan ponsel ku dan menyimpannya kembali kedalam sakuku.

" yo bos makan!"  Sapa reza yang menghampiriku dengan semangkuk soto

" ya makan saja duluan "

Ia menyuap lahap kemulutnya, bahkan aku tak ada niat untuk memakan apapun, rencana apa yang harus aku lakukan ? Ntah lah
Ku buka kotak bekal ku, dan ya menu yang menurutku membosankan
Salad salad dan salad

" gila euy, ngantri banget ini nasi goreng teh mimi "

" haha, makanya gue ga kesana "

Aku mengabaikan mereka, meski jemu
Ya perlahan salad itupun singgah di perutku.

" Lo ga bosen da ? tiap hari makan makanan sehat mulu ? Kayanya lo dulu ga begini gini amat dah ? "

" iya da, kayanya semenjak lo punya bokap baru, makan lo diatur banget "

" ya namanya gue juga orkay, gue harus sehat kali "

" hahah sehat apaan kalau lu dipaksa makan begituan mulu da, gue reza si tampan akan tersiksa kalau makan sayur mulu "

" si dio ae gue lihat ga sehat dah da, apa bokapnya juga gitu ya ke dia ? "

Dua cecenguk ini tertawa
Tertawa terbahak bahak

Ya aku tak boleh tunjukan sifat asliku pada mereka

Semua harus berjalan berjalan sesuai rencanaku
Lihat saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E V E R Y T H I NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang