Beam baramee, seorang laki-laki yang begitu ceria dan hangat. Setiap senyumannya sangat menggambarkan sangat indahnya kehidupan yang dia miliki. Beam merasa dirinya adalah orang yang paling beruntung ketika Forth resmi melamarnya. Dunia seakan tersenyum untuk merayakan cinta abadi dan suci ini.
Pagi itu semua berjalan seperti biasanya, Beam berjalan menuju Rumah Sakit tempatnya bekerja. Beam sangat menikmati tahun pertamanya bekerja sebagai dokter apalagi semua sudah lengkap dengan kehadiran Forth sebagai tunangannya,
"My Beam, aku akan sampai sore ini. Aku merindukanmu"
Bunyi pesan itu jelas berasal dari Forth, tunangannya. Hari ini Forth akhirnya pulang setelah seminggu berada di luar negeri, Beam tidak sabar untuk menyambut Forth. Beam sangat berbahagia, semua pegawai rumah sakit sangat senang bergaul dengannya, hangat dan ceria itulah kesan semua orang pada Beam,
"Ai' Beam, apakah kamu akan pulang cepat? Aku ingin mengajakmu ke Rumah Ming" Kit menepuk bahu Beam
"Maaf Ai' Kit, aku harus menyambut Forth. Hari ini dia pulang, aku rasa dia membutuhkanku. Sudah seminggu aku tidak bertemu dengannya"
"Membutuhkanmu? Aku rasa kau yang membutuhkannya" tawa Kit renyah
"Kau bisa saja, aku benar-benar merindukan Forth" senyum Beam tipis
Hari itu sangat lamban bagi Beam, karena menunggu Forth adalah hal yang sangat meyebalkan karena Rindu ini sudah tidak tertahankan. Beam setiap saat melihat jam untuk mengecek apakah sudah waktunya pulang atau belum. Beam sangat berharap waktu bias cepat diputar.
Beam tersenyum merekah ketika Forth dengan Mantel kremnya memeluknya hangat ketika di bandara, Beam sangat rindu dengan pelukan hangat ini, aroma mint sangat jelas menyapu hidung Beam yang sudah tidak pernah mencium aroma ini,
"Apakah kau merindukanku, My Beam?" Forth menatapnya lekat
"Aku tidak perlu menjawabnya, kau sudah tahu jawabannya Forth"
"Tidak, aku ingin mendengarkan langsung dari mulutmu" goda Forth
"Hentikan Forth, kau sungguh ingin menggodaku?"
"Ayolah, demi tunanganmu yang tampan ini"
"Baiklah, aku sangat sangat merindukanmu Forth" Beam tersipu malu, pipinya memerah
Forth tersenyum dan merangkul Beam, dengan erat dan mengajaknya pulang ke Apartemen mereka.
Beam sedari tadi sibuk dengan bacaannya, yah begitulah Beam selalu mengabaikan sekelilingnya ketika membaca termasuk Forth. Forth kali ini sangat merindukan Beam, mungkin sudah saatnya mereka menyatukan cinta mereka dengan sebenar-benarnya.
"Beam"
Tidak ada suara, hanya detak jam yang sangat jelas diruangan itu
"Beam"
Sekali lagi panggilan itu hanya bergema sebentar dan menghilang ditelan sunyi.
"Beam" Forth menaikkan suaranya
"Iya" Beam menoleh dengan kacamata yang masih terpasang namun meluncur sedikit dihidungnya
"Kau tidak mendengarku My Beam"
"Sekarang aku mendengarmu. Ada apa Forth?"
"Aku ingin bertanya sesuatu"
"Apa itu? Jangan kau Tanya tentang sesuatu diluar kemampuanku Forth"
"Tenang saja, Apa kau mencintaiku?"
"pertanyaan bodoh apa yang kau tanyakan itu?"
"jawab saja" potong Forth
YOU ARE READING
Lepas (ForthBeam FF) [Complete]
FanficBeam Baramee, laki-laki itu masih berdiri ditempat yang sama, menatap lurus keluar jendela dengan raut muka datar. Dia telah habis, cintanya telah dibawa oleh seorang yang dikasihinya, Forth Jutarapoom