Chapter 2/2 (Final)

1.3K 72 9
                                    

"Forth, Beam membatalkan pernikahan ini. Kau harus menjelaskan ini" Mama Forth panik

"Apa? Kenapa ini terjadi?" Forth menghela napasnya

"Dia membatalkannya setelah bertemu seorang wanita. Dan Beam bilang kau yang akan menjelaskan semuanya"

"Wanita? Baiklah aku segera ke Bangkok"

Deg ketika mendengar cerita Mamanya, Forth berusaha mengingat apa yang terjadi. Sampai akhirnya dalam perjalanan dia mengeram dan meminggirkan mobilnya. Dia mengingat kejadi 3 bulan yang lalu sebelum Forth kembali ke Thailand.

*flashback*

Malam itu sangat dingin, Forth ditemani sebotol bir menikmati udara dingin Paris malam itu. Ini adalah malam terakhir sebelum besok siang dia akan kembali ke Bangkok. Dia menikmati musik yang menggema diseluruh ruangan Bar. Forth merapatkan jaketnya dan bersiap pulang, meski dia sedikit mabuk. Dia berjalan menyusuri lorong-lorong menuju Apartemennya, dia memilih berjalan karena letak Bar tadi tidak terlalu jauh. Udara dingin paris malam itu benar-benar menusuk tulang, Forth sekali lagi merengguhkan jaketnya lebih dalam. Dia berjalan di trotoar jalan yang sepi, sampai dia melihat seorang wanita sedang digoda oleh sekelompok pria mungkin preman piker Forth. Melihat wanita itu dipaksa melepaskan jaket biru tosca nya, Forth berlari dan memberi bogem keras pada salah satu gerombolan pemuda tadi. Melihat Forth, gerombolan tadi berniat menghajar Forth, tapi niat mereka kedur setelah melihat rekannya yang diberikan bogem keras tadi tidak sadarkan diri. Mereka berlari hilang ditelan kegelapan.

Forth menghampiri wanita itu, dan mengajaknya duduk di kursi taman dekat tempat kejadian tadi. Sambil membawa dua cangkir Cappucino hangat yang dibeli di pinggir jalan, dia duduk dan menyodorkannya pada wanita itu dan membuka suara,

"Apa yang sedang nona lakukan semalam ini di jalan?"

"Aku tadi habis berbelanja di kedai" gugupnya

"Oh begitu, lain kali jangan berkeliaran semalam ini. Oh ya namamu siapa?"

"Gukgai Bouvier, dialekmu bukan orang prancis. Kau orang Thailand?"

"Iya, aku orang Thailand. Ternyata sangat gampang yah mengenali orang dari dialeknya" twa Forth

"Iya, Oh ya namamu siapa?"

"Forth Jaturapoom, kau bisa memanggilku Forth"

"Oh baiklah Forth, kau bisa memanggilku Gukgai"

Itulah sepenggal ingatan Forth tentang wanita yang dia temui semalam sebelum keberangkatannya kembali ke Thailand.

"Apa yang terjadi? Hanya wanita itu yang aku temui sebelum ke Thailand" pikir Forth.

Forth masih dalam mobilnya melajukannya dengan kecepatan tinggi untuk memberikan penjelasan yang jelas kepada Beam. Benar-benar penjelasan yang sangat menolong pernikahan mereka. Forth dengan perasaan yang campur aduk terus melajukan mobilnya, angka di spidometer tidak lagi bisa diprediksi menunjukkan angka berapa. Forth benar-benar melajukan mobilnya dengan cepat, dia baru saja mendapati perbatasan Bangkok, dia sedikit tersenyum. Namun saat akan berbelok sebuah truk besar oleng dan menabrak mobil Forth. Mobil Forth terseret jauh, dan terbalik setelah sebelumnya membentur pembatas jalan. Mobil itu hancur bagian depan, darah segar mengalir dari kemudi, kaca mobil hancur dan terlihat kepingannya menancap dibeberapa bagian tubuh Forth. Warga disekitar kecelakaan terjadi segera mencari identitas Forth, untung saja Handphone Forth baik-baik saja sehingga seorang warga langsung menelepon nomor panggilan cepat nomor 1 di handphone Forth, jelas layar yang sedikit retak tertulis nama My Beam sebagai nomor panggilang cepat, lama berdiring hingga suara parau Beam menjawab telepon ini,

"Halo" Beam lemas

"Ini kami warga disekitara perbatasan Chiangmai dan Bangkok. Tuan pemilik Handphone ini mengalami kecelakaan dan sekarang dilarikan ke rumah sakit"

"Apa?" seketika tungkai Beam bertambah lemas, belum habis air matanya dengan pengkhianatan sekarang dia harus mendengarkan Forth kecelakaan

"Sekarang sedang berada di Rumah Sakit dekat sini, kami akan mengirimkan alamatnya. Secepatnya tuan karena keadaan korban cukup parah"

"Baiklah pak, kami akan ke sana. Terima kasih"

Beam sudah tidak mengerti dengan jalan takdirnya, dia hanya mengikuti langkah kakinya.

Kini Beam bersama keluarganya dan juga keluarga Forth telah berada di Rumah Sakit, Beam terdiam dan terus bercucuran air mata, dia tidak bisa membayangkan jika Forth benar-benar pergi, meski dia kecewa tapi dia tidak bisa berbohong bahwa hatinya masih dimiliki Forth. Beam masih terisak dipelukan P' May, suaranya sudah hilang, air matanya seperti kering tetapi pedihnya masih sangat terasa. Beam memeluk erat P' May ketika dokter keluar dari ruang ICU, dia menangis sejadi-jadinya dan mengeratkan pelukannya benar-benar erat karena Beam butuh tumpuan saat ini,

Telah beristirahat dengan damai

Forth Jaturapoom

Lahir: Thailand, 26 Desember 1990

Meninggal: Thailand, 12 November 2016

Marmer putih itu masih basah dengan air mata, Beam menyesali semuanya. Wanita yang tempo hari merusak pernikahannya adalah wanita yang tidak baik dan bertujuan hanya memerasnya. Karena kesalahannya Forth telah pergi selama-lamanya.

Sudah lima tahun berlalu, Beam masih menatap lurus dibalik jendela itu. Dia masih selalu berharap Forth kembali dan akan menikahinya.

"Paman Beam, kami mengunjungimu" teriak Dao memeluk Beam dari belakang

"Iya paman Beam, jangan sedih ada kami disini" Din juga memeluk Beam

Dao yang merupakan anak Phana dan Wayo sering mengunjungi Beam, sementara Din anak Ming dan Kit hanya sesekali karena masuk sekolah dasar.

Beam tidak bergerak, hanya air matanya yang meluncur mulus dipipi putihnya. Dia kini menutup diri. Dia telah hancur dan mati, cintanya pun begitu semua terkubur dengan jasad Forth orang yang sangat dicintainya.

*end*

ini Fanfiction pertama saya di wattpad, tenang aja akan ada lagi FF ForthBeam atau TaeTee yang akan update, dan tentunya akan selalu menguras emosi dan air mata. jujur aja nulis ini tuh agak rasa sedih kayak aku yang alamin. hehehe, ok hope you enjoy the story, see you next FF. Jangan lupa baca cerita saya yang lain juga yah :)

Lepas (ForthBeam FF) [Complete]Where stories live. Discover now