Menjemput Kebahagiaan

4.4K 213 25
                                    

Oleh: Anik Norafni

Bismillah...
Cerita pertama saya di whattpad pribadi. Semoga suka dengan ceritanyanya.
Maaf jika masih banyak typo berkeliaran.

Heppy reading

-----------''''''""""---------
"Kapan kakak nikah?" Suara bass sang adek sukses membuyarkan lamunan sang kakak.

"Kenapa nggak kamu dulu saja Dek. Kalau sudah ada calon, kenalin ke kakak ya." Bukannya menjawab pertanyaan sang adek malah menyuruhnya untuk menikah terlebih dahulu.

"Kakak itu kalau ditanya malah nyuruh aku nikah. Aku baru lulus kak, jadi nante saja dulu."  Jawab sang adek sambil mengangkat kedua bahunya.

"Rizal... Rizal." Suara sang kakak menggelengkan kepala melihat adeknya itu. Dialah saudara satu-satunya didunia ini.

Dialah Ratna Palupi kakak dari Rizal Pahlevi. Setelah kedua orangtuanya meninggal tujuh tahun yang lalu. Ratna-sang kakaklah yang menjadi tulqng punggungnya. Sang kakak bekerja disalah satu rumah sakit dikota itu dan setelah pulang ia mengerjakan pesanan kue yang masuk padanya.

Ia melakukan itu semua karena sudah menjadi tanggung jawabnya. Harus membiayai pendidikan adeknya sampai lulus bintara seperti amanat kedua orangtuanya yang menginginkan Rizal menjadi seorang tentara.

"Kak. Rizal sekarang sudah lulus sudah ditugaskan. Apalagi yang kakak pikirkan?"

"Sudah! Ayo bantuin kakak nyiapin pesanan! Alhamdulillah lumayan banyak pesanan kali ini." Suara Ratna sambil berlalu meninggalkan Rizal masuk kedalam rumah.

"Kakak itu kebisaan, kalau diajak ngomongin pernikahan pasti menghindar." Gumam Rizal sendiri sambil mengikuti kakaknya masuk kerumah.

***

Sore menjelang, Ratna segera menyiapkan kue-kue yang sudah dibuatnya tadi siang bersama dua orang tetangganya yang siap membantu jika dia banyak pesanan seperti sekarang ini.

"Dek. Bisa bantu kakak nganter kue-kue ini. Tangan kakak pegel, baru kali ini pesanan banyak banget. Pasti orang kaya yang memesannya." Suara Ratna dari arah meja makan.

"Siap laksanakan kakakku yang cantik." Jawab Rizal sambil memberikan hormat.

Tepat pukul 17.00 wib mereka berdua sampai dirumah sang pemesan kue buatan Ratna.

"Mbak Ratna ya, silahkan masuk. Sudah ditunggu nyonya didalam." Suara salah satu satpam yang membukakan gerbang.

"Terimakasih Mang." Jawab Ratna ramah. Karena tadi sudah diberi kabar dan alamat dari sang pemesan kue.

"Wah rumahnya gede bener ya kak. Seperti istana dalam dongeng." Suara Rizal terkagum-kagum.

"Namanya juga orang kaya dek. Sudah ayo cepet bantu kakak, masukkan kue-kue ini kedalam."

Ratna dan Rizal dibantu dua asisten rumah tangga pemilik rumah untuk memasukkan pesanan kedalam rumah.

"Mbok. Maaf bisa dipanggilkan sama yang punya rumah. Saya mau mengucapkan terima kasih secara langsung." Pinta Ratma pada salah satu asisten rumah tangga paruh baya itu.

"Sebentar ya mbak. Saya panggilkan dulu." Lalu meninggalkan Ratna dan Rizal.

"Kak. Rizal tunggu diluar ya. Mau buang angin soalnya. Hehehe." Suara Rizal sambil nyengir.

"Kamu itu dek. Kebiasaan buruk, ya sudah sana."

Rizal meninggalkan Ratna seorang diri di ruang tamu rumah itu. Tak lama kemudian sang empunya rumah datang.

Menjemput KebahagiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang