part 19

11.7K 337 9
                                    

Ali,prilly dkk sudah sampai dikediaman Ali yang bisa dibilang cukup megah.

"Bro,gue duluan tidur ya ngantuk gue." Ucap Bayu mendahului jalan sahabat sahabatnya.

"Huww dasar lemah." Ucap Veron meledeki Bayu dari belakang.

"Udah udah mungkin dia belum terbiasa sama bergadang." Ucap Prilly melerai. Prilly yang tak seperti biasanya selalu ceria,tetapi hari ini wajah dia pucat seperti orang yang kurang sehat.

"Prill,lo gpp kan? Gue lihat wajah lo pucet banget deh." Ucap Milla memastikan.

Prilly hanya menggeleng pelan.

"Li,kamu panggil doker deh kasian bini lo tuh pucat banget." Ucap Veron.

"Iya,dari pada sakitnya tambah parah kasian dia." Ucap Sista menambahkan.

"Sayang,kamu beneran gpp kan? Bener kata mereka wajah kamu pucat banget. Kita ke dokter aja yuk."

"Gpp sayang."

"Prill,please nurut sama aku. Aku gak mau sakit kamu tambah parah."

Prilly hanya mengangguk pelan menyetujui ucapan Ali. Ali meminjam jaket milik Sista.

Di perjalanan,Prilly hanya diam menatap keluar jendela. Sedangkan Ali masih panik dengan keadaan Prilly. Kenapa dia tidak sadar dari tadi?

"Sayang,kalo sakit itu bilang. Aku gak mau melihat kamu tambah menderita."

"Tapi badan aku biasa biasa aja kok."

Ali heran dengan Prilly akhir akhir ini. Asin dibilang enak,suka boneka,bahkan wajahnya yang pucat dia mengatakan dirinya baik baik saja.

Sesampainya di rumah sakit Bakti Husada,dia segera membawa Prilly ke ruangan temannya yang kebetulan menjadi dokter disana. Sebenarnya kenalan papanya,tapi mumpung umurnya 1 tahun lebih tua dari Ali dia hanya menganggapnya teman.

"David!" Ali membuka pintu dengan pelan,menampakan David sedang serius membaca kertas. Entah kertas apa.

"Eh Ali,apa kabar?" Tanya David.

"Baik kok."

"Trus kesini mau ngapain?"

"Wajah istri gue pucat banget. Keknya dia lagi sakit makannya gue langsung bawa ke ruangan lo."

David memandang wajah Prilly,benar saja dia sangat pucat. David menebaknya dia sedang hamil,tetapi David tidak bisa langsung menebak begitu saja tanpa alat alat medis lainnya.

David menyuruh Prilly tiduran diranjang khusus pasien itu. David mengecek prilly dengan alat medis itu. Benar saja,Prilly memang hamil.

"Prilly kenapa vid?" Tanya Ali dengan cemas.

David hanya mengembangkan senyumnya yang membuat Ali mengerutkan dahinya.

"Prilly sedang mengandung. Usianya baru 2 minggu jadi jangan terlalu capek. Makan buah buahan yang segar." Ucap David membuat Ali terpelongo tidak percaya.

"Be beneran is istri gue hamil?" Tanya Ali sambil menepuk pundak David.

"Iya. Yakali gue bohong. Itu wajah Prilly pucat karena kecapean aja. Selamat ya bro." David memeluk tubuh Ali.

"Gue keluar dulu ya mau ngambil obat. Lo langsung aja dah bawa bini lo pulang."

"Makasih ya vid."

"Iya sama sama." David meninggalkan ruang kerjannya.

Ali menatap Prilly dengan tatapan bahagia.

"Makasi ya sayang." Ali mencium kening Prilly.

"Sama sama."

Ali mempapah tubuh Prilly turun dari ranjang pasien meninggalkan ruangan David.

Di dalam mobil senyum Ali dan Prilly terus terusan mengembang. Bahkan Ali sampai melirik Prilly.

Sesampainya di rumah,sahabat sahabat mereka menunggunya dengan tatapan cemas,sementara orang yang ditunggunya tersenyum lebar membuat mereka semua mengerutkan dahi.

"Kenapa lo senyum senyum?" Tanya Kevin.

"Prilly hamil." Ucap Ali.

Seluruh sahabatnya kaget mendengarnya.

"Hah? Seriusan lu li? Jangan bercanda." Ucap Milla

"Dua rius malahan."

Semuanya berteriak kegirangan.

"Woy lu udah jadi ayah aja li." Ucap Veron.

"Prill,sekolah lo gimana?" Tanya Milla

"Prilly bakalan tetep sekolah kok soalnya ujian udah deket. Cuma jarang jarang aja liburnya."

"Maksudnya?" Tanya sista

"1 minggu itu prilly sekolah hanya 4 kali,sisanya prilly istirahat dirumah"

"Ohh gitu." Ucap sista.

"Trus gimana besok pas ujiannya Prilly bawa perut besar?" tanya Angel.

"Gue bakalan ganti seragam Prilly jadi yang lebih besaran biar perutnya gak terlalu kelihatan." Ucap Ali sambil mengelus kepala Prilly.

"Yaudah sana prill lo tidur biar bayi yang ada di perut lu itu sehat." Ucap Angel sambil mengelus perut Prilly pelan.

Prilly menganguki perkataan temannya.



Jangan Lupa Vote!

Baca juga cerita baru aku

Segini dulu ya 😊
See you 😘

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang