2 /

629 76 10
                                    

Musim semi sudah tiba.

Begitu juga Jungkook, waktunya telah tiba.

Perkiraan Jungkook, besok akan datang pihak dari Sekolah Tinggi Ilmu Kriminologi yang akan menjemputnya.

Jungkook sudah tidak sabar untuk belajar di sekolah impiannya sejak dulu.

Sebenarnya, orang awam tidak tahu nama sekolah para penjahat yang sudah lulus itu. Mereka selalu menyebut para penjahat itu lulus dari sebuah sekolah bernama Villain School.

Tapi, bukan.

Namanya Sekolah Tinggi Ilmu Kriminologi.

Sekilas terdengar seperti sekolah khusus untuk para pemberantas kriminal.

Tetapi, tidak, malah sebaliknya, sekolah itu mengajarkan tentang menjadi seorang kriminal.

Bagaimana Jungkook bisa tahu sekokah itu adalah sekolah khusus penjahat?

Karena ibunya, Jeon Somin, adalah lulusan dari sekolah itu.

Jungkook tak sengaja mengetahuinya.

Saat itu, dia sedang berada di ruang baca, seperti biasa, membaca buku-buku beratnya. Lalu, tak sengaja, dia menemukan buku tahunan milik ibunya. Sejak saat itu, Jungkook mencari tahu soal Sekolah Tinggi Ilmu Kriminologi dan melakukan segala hal yang dapat membuat sekolah itu menyadari eksistensinya.

Seperti menge-hack pemerintah dan membuat kekacauan saat peresmian alun-alun kota.

Itu cukup menyenangkan, Jungkook bilang.

Jungkook tertawa kecil mengingat kejadian itu.

"Apa yang kau tertawakan, sayang?"

Jungkook menoleh ke belakang. Di pintu kamarnya, berdiri sosok ibunya.

"Hai Ibu," ujar Jungkook.

Somin melangkah mendekati putranya itu dan duduk di sebelahnya.

"Besok kau akan pergi," ucap Somin, "ke tempat yang sangat, sangat jauh. Tempat itu berada di tengah-tengah alam. Aku bahkan tak yakin tempat itu berada di pulau yang sama dengan pulau kita."

Jungkook diam mendengarkan.

"Dengar, Jungkook," nada suara Somin menjadi lebih serius, "kau sudah dilirik oleh mereka. Kau harus menunjukan yang terbaik. Kau tidak boleh gagal. Kau harus menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Karena, jika kau gagal, tidak ada harapan lagi bagimu, nak."

Jungkook mengangguk, "Aku mengerti, bu."

"Jangan percaya dengan siapapun. Bisa jadi temanmu adalah musuhmu, musuhmu adalah temanmu. Semua bisa saja terjadi di sana. Kau tidak hanya dituntut menjadi pintar, tetapi juga jenius. Tekanannya sangat besar, Jungkook. Aku juga tahu kau tidak bisa menolak undangan ini. Seingat Ibu, mereka yang menolak tidak pernah terdengar lagi kabarnya," jelas Somin.

"Tentu, Bu. Aku tak akan mengecewakanmu," Jungkook mengangguk mengerti.

"Ini bukan soal membanggakan atau mengecewakan Ibu, ini soal keselamatanmu. Teman sekelas Ibu terbunuh saat semester dua saat melaksanakan salah satu kelas di sana. Itu hanya semester dua, Jungkook. Kau punya duabelas semester. Kau yakin kau bisa melakukan ini?"

Jungkook memasang wajah datar. "Tentu Ibu, aku bisa melakukannya."

Somin menahan napasnya. Lalu, menghembuskannya dengan pasrah.

Dia tersenyum kecil, "Baiklah."

Somin menepuk pelan pundak putranya itu, "Istirahatlah yang cukup. Perjalananmu akan panjang."

Sinner | kookga + btsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang