3 /

610 82 27
                                    

"Aku tak pernah percaya kau masih saja hidup, Park Jimin."

"Yak! Itu jahat sekali, Jeon Jungkook!"

Jungkook memutar bola matanya malas. "Seharusnya aku tidak menyelamatkanmu saat itu."

"Yak, kau jahat sekali, Jeon Jungkook!" rengek cowok bersurai hitam yang sedang guling-guling di kasur.

Jungkook menghela napas berat.

Park Jimin, teman satu sekolahnya dulu. Teman yang dari dulu emang hobi ngerecokin hidup seorang Jeon Jungkook.

Bisa dibilang sih, mereka itu partner in crime.

Tapi, Jungkook tak pernah mengakuinya karena dia menganggap Park Jimin adalah makhluk yang menyebalkan dan dia ingin membuang si bantet satu itu ke laut terus.

Park Jimin, pada dasarnya, memang menyebalkan.

Park Jimin memiliki mood swing yang ekstrim. Dia juga penipu ulung. Lagaknya seperti seorang psikopat dengan karisma tinggi.

Dia, secara awam, bisa dibilang psikopat.

Tetapi, dia hanya memiliki sifat sadistik yang tinggi―berlaku juga soal kemasokisannya.

"Dari semua orang di dunia ini," protes Jungkook sambil membereskan bajunya ke lemari, "kenapa aku harus sekamar denganmu?"

"Karena, Tuhan menyayangiku," jawab Jimin, memberikan bentuk hati kepada Jungkook.

Sedangkan sosok bermarga Jeon itu menatap datar teman sekamar barunya, "Bukannya kau Atheist?"

"Aku masih percaya Tuhan, ya," ujar Jimin, "tidak sepertimu yang tak pernah ke gereja."

"Aku pernah," kata Jungkook, "untuk berteduh."

"ITU BUKAN FUNGSI GEREJA, BODOH!" Jimin melempar bantal ke arah Jungkook.

Jungkook spontan mengaduh dan mengusap kepalanya, "Kenapa kau malah marah? Kau saja jarang ke gereja."

"BODOH!" seru Jimin kesal. Dia membalikan punggungnya, membelakangi Jungkook.

Jungkook menatap jengah teman seangkatannya itu.

Sudah dibilang 'kan, Jimin punya mood swing yang ekstrim.

Dan, Jungkook tidak salah kok. Dulu, Jimin bilang dia adalah Atheist dan ketika diajak ke gereja, dia akan memberikan 1001 alasan untuk tidak datang.

Yah, terserah si Park inilah.

Jungkook kembali sibuk membereskan barang-barangnya. Sedangkan Jimin masih saja ngambek, guling-guling di kasur. Sesekali menatap tajam Jungkook. Tapi, ketika Jungkook menoleh ke arahnya, Jimin langsung menyembunyikan diri dibalik selimut.

Jungkook speechless berat.

Kalo kata Somi sekarang, sabodolah dia mau ngapain.

"Kau datang kapan?" tanya Jungkook memasang komputernya di meja belajar.

"Kemarin sore," jawab Jimin, kurang jelas karena tertutup selimut.

"Apa kau tahu kita di mana?" tanya Jungkook.

Dia mendengar Jimin menyibakan selimutnya. Dia tidak menoleh dan sibuk dengan merakit komputernya. Dia tahu Jimin menunggu penjelasan dari pertanyaannya.

"Tempat ini, sekolah ini, apakah masih bagiam dari Korea? Atau ini berada jauh di ujung Asia? Atau mereka membangun pulau sendiri? Aku penasaran," jelas Jungkook.

"Pulau sendiri," jawab Jimin, "kalau gak salah sih, pulau sendiri. Tapi, pulau ini luas sekali."

"Dari mana kau tahu seluas apa pulau ini?" tanya Jungkook, menoleh ke arah Jimin sekilas.

Sinner | kookga + btsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang