B for Buntalan

5 1 0
                                    

"Ihh, emes deh.."




Jadi hari itu adalah Jumat malam. Minseok baru pulang kerja, wajahnya kuyu; antara capek dan kelaparan.
Motor maticnya baru saja memasuki halaman, saat tiba-tiba Sehun muncul dari balik pintu utama. Mengenakan celana pendek gambar spiderman dan bertelanjang dada.

Bocah lima tahun itu menyambut sang kakak. Tertawa lepas sampai-sampai Minseok bisa melihat gigi seri Sehun yang tanggal. Dua lagi.

"Hyung!"

Minseok baru turun dari motor. Kakinya dipeluk erat oleh Sehun.

"Sana jauh-jauh. Motornya masih panas. Nanti kebakar kulitmu," kata Minseok. Mengambil kunci lalu menggiring adik bungsunya ke dalam.

Tapi Sehun itu keras kepala. Dia masih menggelayut di kaki berotot milik Minseok. Sampai si empunya kesulitan berjalan. Mama yang baru datang dari dapur hanya geleng-geleng melihat tingkah Sehun. Papa sepertinya sedang di kamar mandi.

Pukul lima lebih tiga puluh menit. Papa biasanya juga baru pulang dan langsung mandi untuk kemudian makan malam.

"Adek, kasian kakaknya baru pulang kerja." Mama menegur Sehun. Tangannya sibuk mengelap piring dan mangkuk untuk makan mereka.

Sehun mencebik. Biar keras kepala dia paling nurut sama Mama. Takut gak dikasih susu stroberi katanya. Jadi Sehun menatap pasrah sang kakak yang sudah masuk ke bilik kamar. Sebelumnya Minseok mengucek rambut adiknya. Dan Sehun hanya mendengus.

***

Malam sekitar jam setengah delapan. Minseok lagi guling-guling di ranjang ketika pintu kamarnya terbuka. Awalnya Minseok kira itu Mama, yang biasa ngambil baju kotornya dia di balik pintu, sambil nanyain gimana kerjaan hari ini, tadi siang makan sama apa. Dan kalau Mama lagi kelewat ceria suka godain anak sulungnya dengan pertanyaan: di kantormu gak ada yang cantik? Kok, ya, Mama belum pernah liat kamu bawa pulang perempuan.

Minseok cuma gulingin matanya aja. Sambil misuh-misuh dengan ponsel di tangan. Mama cuma ketawa, terus hilang di balik pintu.

Dan ternyata yang barusan masuk bukan Mama. Tapi si bungsu, Sehun. Dia udah gak pake celana pendek spiderman lagi. Anak itu udah dibalut piyama power ranger. Badannya wangi bedak bayi. Siap untuk tidur.

Tapi alih-alih masuk kamarnya sendiri. Sehun malah naik ke ranjang Minseok. Tidur telentang merhatiin atap kamar kakaknya yang temaram, bias dari lampu rumah tetangga depan.

Minseok cuek. Ponselnya lebih asyik diliatin.

"Hyung."

Minseok menggumam.

Sehun merapatkan tubuh kecilnya pada Minseok. Memeluk sang kakak dari samping. "Aku mau makan ayam goreng." Suaranya teredam. Minseok sampai mengernyit, menoleh pada adiknya.

"Eoh?"

"Aku mau ayam goreng." Ulang Sehun.

Minseok mengerjap. "Loh, tadi, kan udah makan."

"Ih, Hyung, tadi itu makanan utama. Sekarang makanan penutup." Sehun mencubit lengan Minseok yang telanjang.

Sang kakak memasang tampang blo'on. Sedikit takjub darimana adiknya yang bahkan masih harus dimandiin ini belajar tentang tingkatan makanan. Minseok sendiri tidak ambil pusing. Menurutnya makanan pembuka, utama dan penutup adalah nasi putih dan air mineral.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SekelebatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang