satu atau dua

566 84 3
                                    

Yerin masuk ke kamar para gadis sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Umji dan Eunha yang sedang mengutarakan rasa curiga berhenti saat Yerin menyapa keduanya dengan santai.

"Jadi, suspect utama kalian sekarang pacar gua atau Deka?" tanya Yerin setelah Ia menempatkan dirinya di samping Eunha untuk meminjam hair-dryer. Eunha melirik gadis tersebut takut-takut. "Uh, gua sih ke Deka..."

Yerin menganggukkan kepalanya. "Gua kira kita ga bakal bahas apapun lagi malem ini, taunya kalian masing ngungkit aja terus." Ia tersenyum.

Kenapa Umji dan Eunha malah takut ya, lihat senyuman tersebut?

Sementara itu, tanpa peduli waktu yang semakin larut, Mingyu dan Hoshi masih asik berdiskusi di teras villa.

Mereka menyimpan suntikan dan botol minum di meja antara keduanya. Padahal biasanya jika sudah malam, Mingyu paling malas untuk berpikir keras. Tapi kali ini, otaknya sedang mau diajak bekerjasama.

"Gini deh ka, kalau suntikan, siapa lagi coba yang punya atau bisa ngambil?" Ujar Mingyu dengan nada sedikit tinggi. "Ya kalau ga Dino, Dokyum! Orangtua mereka kan psikiater, ngurusin orang gila! Pasti salah satu dari mereka ambil suntikan dari orangtuanya."

Hoshi menghela nafas berat. Dokyum ga mungkin bunuh kekasih—ralat, mantannya sendiri. Karena dilihat dari manapun juga, ini adalah pembunuhan berencana. Ga mungkin kan, Dokyum bawa suntikan kemana-mana. Lagian dia juga pasti ga ngira bakal putus sama Yuju hari itu. Dino?

"Lah, terus masa pembunuhnya Dino?" Hoshi menggelengkan kepalanya. "Rasanya dia ga benci sama Yuju dah."

Mingyu menatap kakak kelasnya dengan raut serius. Ia menyatukan jemarinya. "Gua percaya sama lo ya ka, makanya gua bilang ini ke lo duluan." Hoshi mengangkat alisnya. "Oke, kenapa?"

"Pernah mikir ga sih ka, kalau pembunuhan ini bisa aja ga cuma satu pelakunya?"

Hoshi udah ga paham sama isi otak Mingyu. Dia kebanyakan nonton film macem CSI apa gimana ya.

Lelaki itu mengacak rambutnya. "Ah, lo ga percaya sama gua ya ka?" Hoshi memberi wajah datar sembari mengedikkan bahunya. "Oke, oke. Anggep aja gua peraya sama lo, terus emang menurut lo siapa pelaku dibalik pembunuhan ini?"

Mingyu melirik kakak kelasnya kemudian minuman disampingnya.

"Dino dan Umji. Buktinya, Dino sayang Umji, Umji sayang Deka, dan Dino bantuin Umji buat singkirin Yuju biar dia bisa bahagia"

Hoshi tertawa renyah. "Ya elah, lu pikir Dino beneran Psikopat?"

Mingyu menghela nafas berat. "Kan, masih aja ga percaya sama gua. Kalau bukan Dino yang bawa suntikan ini, siapa lagi sih?"

Malam terlewat dengan rasa penasaran serta bingung di hati. Paginya, Mingyu dan Hoshi adalah yang paling pertama bangun. Mereka berencana untuk kembali menyusun semua bukti yang telah mereka temukan.

"Oke. Satu, Yuju keracunan karena obat batuk." Hoshi menulis asal di buku catatan yang selalu Ia bawa. "Dua, pembunuh pintar. Dia tau takaran yang pas buat bunuh orang."

"Tiga, bukti bekas suntikan di botol minuman dan suntikan tersebut di tempat sampah dapur." Tambah Mingyu. "Terakhir, kemungkinan minuman yang kemarin emang beracun tapi itu bukan penyebab Yuju mati."

Dokyum keluar dari kamar dengan mata terbelak. "Ada bekas suntikan di botol?" Tanyanya dengan suara yang cukup tinggi. Ia berjalan cepat ke arah dua temannya. "Kenapa lo baru kasih tau gua?!"

Mingyu menatapnya malas. "Ya kan kemaren malem lo pada udah tidur. Lagian lo masih salah satu suspect, bego. Malah lo yang paling kuat."

Dokyum mengangkat alisnya. "Kuat apaan dah."

"Kuat alasan buat bunuh Yujunya. Sok-sok-an watados lo." Jawab Hoshi. Ia menengadah ke atas saat terdapat suara langkahan kaki yang lumayan cepat.

"Mingyu! Sini bantu kita beresin sampah biar di buang!" Seru Yerin yang masih memakai baju tidurnya. Lelaki tinggi itu memberi tatapan kesal, "Lah, emangnya gua babu apa, dari pagi udah di suruh-suruh."

Suara nyaring Eunha terdengar dari lantai atas.

"Iya, lo emang babu! Gercep bantuin kita, bego!"

Hoshi dan Dokyum tertawa karenanya. "Haha sama pacar sendiri dikatain babu!" Ejek Hoshi.

Mingyu memanyunkan bibirnya dan berjalan ke lantai dua. Tersisa tiga lelaki di lantai bawah, Hoshi memantau sekitarnya dan mulai berbicara pada Dokyum.

"Deka, gua tau siapa pembunuh Yuju." Ujarnya dengan nada yang sangat serius. Dokyum mengerutkan dahinya. "Dengan bukti apa?"

"Chat gua sama orang itu." Ia mengeluarkan hp dari sakunya. Dicarinya suatu nama dan ia segera menemukan bukti yang ia percayai adalah bukti terkuat saat ini.

"Lo tau Sana? Cewe Jepang, temen satu gengnya Yuju?" Tanya Hoshi. Dokyum mengangguk, "Yang heboh itu?"

Hoshi mengangguk. Ia menunjukan chat yang beberapa hari lalu dan semalam ia lakukan dengan gadis tersebut.

Dokyum membacanya dengan teliti, tanpa melewati satu katapun.

Ia membelakkan matanya, satu persatu hal tidak masuk akal mulai jatuh pada tempatnya.

Cewe jepang
[july 11 2017]

- hoci

jiji banget panggil gua hoci -
apa bocah -

- lah ko nyolot sih
- gua mau nanya nih

ya langsung aja napa -

- ada ga sih obat yang bahaya kalau diminum

lo bego ya? -

- HEH JAWAB AJA NAPA

semua obat juga kalau takarannya melebihi bisa -bahaya lah oon
cari di internet bisa kali -

- oh iya bener juga lo
- thanks ya

hm -

[yesterday]

- sipit

apa -

- lagi dimana lu

kepo deh mba -

- ih penting ini

lagi liburan di villanya ujuy -

- oh
- hm disana ga terjadi apa apa kan?

apa apa kaya apa -

- ga jadi deh

lah -
yaudah -

- hmm have fun ya sama semua yg disana

ya ya jangan ganggu gua lagi ya -

"Sana itu," Dokyum memberikan hp itu balik pada pemiliknya.

"Temennya Eunha juga kan?"

"Guys penting!" Teriak Mingyu dari atas, Ia nampak tergesa-gesa.

Dengan cepat Ia melompat turun ke lantai 1, dengan tangga tentunya. Ia berlari kearah dua temannya dengan sebuah tumblr bermotif kupu-kupu.

"Biar gua tebak. Ini botol minum Yuju?" Tanya Hoshi. Mingyu mengangguk dengan mata terbelak.

"Pa-pa-pacar gua," Ia berusaha mengatur nafasnya.

"Pacar gua pelakunya," aku lelaki tinggi tersebut.

(7)

Maka, apakah benar perkataan seorang Kim Mingyu mengenai kekasihnya?
Tunggu jawabannya di episode berikutnya.

lmao

Wrong | svt + gfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang