●•●1●•●

50 6 2
                                    

Perjalanan pulang Alex dan Aaron ke apartemen mereka sangat buruk. Skateboard Alex rusak, skateboard Aaron yah..... Kalian tahu? Terbelah dua! Hujan sudah mulai turun. Mereka berlari ke arah halte bis sekolah sambil membawa skateboard mereka masing-masing.

"Alex, mana rotiku?" Tanya Aaron.

"Umm.... Maaf, Aaron.... Tadi aku kelaparan setengah mati. Jadi, aku memakannya."

"Alex! Aku lapar!" Teriak Aaron.

Tiba-tiba seseorang berlari ke arah mereka dan terlihat basah kuyup karena air hujan.

"Ah sial! Hari terburuk di hidupku! Menghadapi kepala sekolah, cuaca buruk, gak bawa payung lagi! Oh lengkaplah sudah." Orang itu menggerutu tanpa menyadari keberadaan Aaron dan Alex.

"Hai, kamu.... Dandelion kan? Kehujanan ya?" Sapa Aaron.

"Seperti yang kau lihat." Jawab Dandelion.

Aaron melepas jaketnya dan memberikan jaketnya kepada Dandelion.

"Ini, pakailah. Kau akan lebih hangat."

"Ah tidak. Terima kasih. Aku bawa jaket juga kok di tas." Tolak Dandelion.

"Oh... Baiklah kalau begitu." Aaron menaruh jaketnya ke dalam tasnya.

"Ngomong-ngomong, kalian.... kembar?" Tanya Dandelion.

"Iya, kami kem.."

"Yup! Kita kembar. Jangan terbalik membedakan kami ya! Aku itu Roger Alex Stone!" Sela Alex.

"Umm.... Bagaimana cara membedakan kalian?" Tanya Dandelion.

"Begini Dande..."

"Rambutku hitam dan dia coklat. Aku punya tatto 18:14 di pergelangan tangan kiriku dan dia punya tatto 18:24 di pergelangan tangan kirinya. Kurasa aku juga lebih tampan daripada dia." Sela Alex.

"Ummm..... Okay aku mengerti. Kalian kelas berapa dan apa? Aku kelas XI IPA-A."

"Kami bukan di kelas, kami di kantor. Lebih tepatnya kantor guru. Sekolah kami mengirim kami untuk menjadi guru cadangan di sekolah ini. Tapi kami tetap mengikuti bahan pelajaran kelas 12 lewat e-mail dari guru kami. Dan kami mengambil jurusan IPS di sekolah kami." Jelas Aaron.

"Aku harus memanggil kalian apa?" Tanya Dandelion.

"Panggil aku Aaron dan panggil dia Alex saja. Khusus untuk kamu saja ya...." Jawab Aaron.

"Baiklah. Hujan sudah reda. Kami pergi dulu ya..."

"Aaron, kau kan guru olahraga, kau pasti bisa bawa 2 skateboard. Kau bawa skateboard kita ke tempat memperbaiki skateboard, aku akan antar Dandelion pulang. Kasihan dia kalau harus pulang sendiri. Kau mau kan Dandelion?" Tanya Alex.

"Oh tidak perlu. Kalian pergilah perbaiki skateboard kalian." Tolak Dandelion.

"Kenapa harus kau? Aku juga bisa antar Dandelion! Kau bawalah skateboard kita. Kau kan juga sering ke tempat gym. Ayo schat kita pergi." Ajak Aaron.

"Roger Aaron Stone! Siapa yang mengajarimu memanggil orang yang baru kau kenal dengan sebutan itu!?"

"Eh, aku hanya ingin pulang sendiri. Apartemenku tidak jauh dari sini kok. Kapan-kapan saja ya. Aku pergi dulu. Hujan sudah reda."

"Baiklah. Sepertinya kita juga harus pergi." Kata Aaron.

"Sampai jumpa!" Dandelion pergi meninggalkan mereka. Aaron dan Alex pergi ke tempat service skateboard.

Jam menunjukan pukul 12 malam dan Dandelion masih tidak bisa terlelap.

"Oh! Mereka tampan dengan alis tebal, bibir tipis, hidung mancung, potongan rambut under cut, kulit putih bersih, dan badan tegap atletis dengan tinggi kira-kira 185 cm. Aku hampir gila! Tidak! Lebih tepatnya aku sudah gila! Lebih baik aku tidur sekarang kalau aku tidak mau terlambat besok." Gumam Dandelion.

Long Way HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang