2

13 1 0
                                    

Author POV

Di sebuah perkantoran besar, pria itu sibuk dihadapan laptopnya hingga jam makan siang pun sudah tiba. Ada ketukan dari arah luar

Tok tok tok

"Masukk"

"Maaf pak, sudah waktunya makan siang. Apa bapak mau dipesankan makan?"

"Ahh hari ini saya makan siang diluar ya Sita"

"Oh baik pak kalau begitu"

"Yasudah kamu kalau sudah mau makan siang duluan tidak apa,pergilah"

"Baik pak, saya permisi"

Sambil melihat jam ditangannya dia sadar sudah pukul 12 lewat 5 menit, dia memutuskan untuk menuju cafe kemangi.

Setibanya di cafe kemangi dia bingung melihat kiran melamun. Kemudian diapun mendekati meja kasir sambil menahan senyumnya.

"Gak bagus lho melamun disaat hari cerah begini"
Rangga menghapus keheningan yang terjadi di meja kasir. Membuat sang gadis yaitu kiran sedikit terkejut.

"Ha? Ohh itu aku melihat keluarga itu sepertinya sangat bahagia"

Rangga menoleh kearah bangku cafe itu yg diduduki oleh seorang ayah, seorang ibu, dan 1 anak perempuan remaja menggunakan baju sekolah menengah atas.

Rangga mengkerutkan dahinya, berpikir lalu tersenyum.

"Semua orang pasti bahagia" balas rangga dengan tersenyum.

"Bahagia dan sakit satu paket" ujar kiran sambil tersenyum

"Betul, dan semua hal patut untuk disyukuri" Rangga tersenyum kembali.

Kiran balas tersenyum sambil mengangguk.

"Maaf pak saya malah ngajak ngobrol gak fokus jaga kasirnya. Mau pesan apa?"

"Paket lunch 1"

"Baik paket lunch 1. Ada tambahan?"

"Sudah itu saja dahulu"

"Baik pak paket lunch 1. Total 46 ribu rupiah"

"Ini kembaliannya harap ditunggu sekitar 5 menit ya pak"

"Baik"

.

Pelayan mengantarkan pesanan Rangga. Kemudian rangga berucap.

"Mas saya tambah 2 choco ice ya. Oh ya saya minta yg mengantar mbak yg jaga kasir itu ya"

"Mmm maaf pak tapi mbaknya bukan pelayan jadi saya saja yg mengantar"

Tata menghampiri pelayan tersebut

"Turuti apa yg diminta pelanggan ya robi biar saya yg bilang mbak kiran"

"Ahh ya baik mbak"

Tata duduk dibangku depan Rangga

"Hai.. pindah haluan nih dari rutin sarapan sekarang jadi makan siang ya"

"Selamat siang mbak tata" sapa rangga dengan tersenyum

"Siang, so kenapa pindah haluan?" Cerca Tata dengan wajah penasaran

"Ahh itu tadi pagi ada meeting penting jadi gak sempat sarapan disini, jadilah makan siang"

"Ohh begitu"

"Yup, dan tidak boleh absen dong mampir. Biar bisa deket sama kiran, hahaha"

"Dasar modus kamu bisa aja"

"Iyadong mbak"

"Oh ya saya dengar tadi pesan 2 minuman? 1 untuk??"

"Mbak bisa menebak sendiri" rangga sambil tersenyum penuh arti

"Jangan bilang???"

Rangga hanya tersenyum.

"Boleh juga trik kamu" tata tertawa

Rangga hanya tersipu malu.

Tak selang berapa lama, Gadis cantik membawa nampan berisi 2 choco ice mendekat kearah meja pelanggan yang terdapat rangga dan tata disana

"Maaf ini pesanannya"

"Terima kasih"

"Mbak tata ngapain disini? Kalian saling kenal?"

Ketika rangga akan menjawab, Tata sudah lebih dulu menjawab perasaan kepo adik sepupunya

"Kepoooo"

"Ihh kok gitu" balas Kiran sambil memperlihatkan raut muka sedikit jengkel

"sumpah itu imut sekali" batin rangga

Dan melihat itu Rangga pun tertawa seketika. Membuat sang gadis yang sedang ditertawakan memasang wajah cemberut dan matanya menyipit.

Saat itu juga rangga merutuki dirinya karena dalam keadaan seperti ini wajah kiran sungguh imut sekali.

"Sudah gausa cemberut ih gitu aja ngambek" ucap Tata sambil menatap Kiran dengan pandangan jahil

"Yee sapa yang ngambek"

"Sini duduk temenin Rangga makan siang dan habiskan choco ice nya itu. Biar aku yang menjaga kasir sementara"

"Ha?"

"Iya duduk sini kiran temani saya makan siang"kali ini rangga yang menyahut.

"Ahh.. o..kayy" balas kiran ragu namun dia tetap duduk dikursi yang tadi menjadi tempat nyaman Tata.

Sebelum berlalu Tata mengedipkan mata sebagai kode kearah Rangga dan Rangga membalas dengan anggukan dan ucapan terima kasih tanpa suara.

"Ini minumnya buat saya pak?"

"Ah iya, diminum kiran" ucap Rangga dambil menyodorkan segelas choco ice

"Terima kasih ya pak atas traktirannya"

"Ih siapa bilang saya yang traktir"

"Ha?"

"Iya kan saya belum bayar"

"Gak lucu ih pak"

"Lha kan memang bener"

"Hmm... bangkrut pak saya nanti kalau pelanggan saya macam bapak begini"

Detik itu juga rangga kembali tertawa. Sungguh kiran sangat lucu sekali.

"Yah malah ketawa"

"Haha maaf saya cuma bercanda kok kiran. Minum saja itu saya yang traktir"

"Terima kasih pak"

"Sama sama"

"Sering-sering pak, saya senang kalau hal gratisan begini" ucap kiran sambil sedikit tertawa manis

"Siap, besok-besok saya traktir tapi ditempat lain mau ya. Gak seru ih kalau traktir di tempat kamu aja. Kan kamu juga ga bakal kaget dan terkagum kagum sama rasanya."

"Hahaha boleh boleh"

"Besok ada jadwal gak?"

"Hmm besok tentu saja jaga cafe pak"

"Maksud saya, kalau malam?"

"Oh tidak"

"Okay, besok Makan malam saya traktir mau?"

"Hmm gimana ya pak saya tidak bisa"

"Kenapa?"

"Ada jadwal jalan-jalan sama temen saya"

"Lho bukannya tadi gaada jadwal?"

"Iya pak, maaf saya kira jadwal jaga cafe" sahut kiran dengan senyum canggung berusaha menyembunyikan kebohongannya

"Okay... mungkin next time"

Dalam hati Kiran tahu bahwa Rangga berusaha mendekatinya, tapi dia takut. Sungguh takut.




Malaikat BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang