Aku sangat amat terkejut saat ini. Bagaimana tidak,Geby,si cewek tengil plus ketua Cheers itu barusan menyiramku dengan air mineral dingin. Dan itu membuat seluruh populasi kantin memusatkan perhatiannya padaku.
"Makanya,lo gak usah sok ngelawan sama gue! Atau lo bakalan tau akibatnya!"ancaman itu membuatku mendongak. Bangkit dari dudukku.
Dengan kuat aku mencengkeram kerahnya. Membuatnya agak susah bernapas,dan ketakukan.
"Kalo punya mulut dijaga. Jangan asal ngomong tanpa dipikir dulu. Lo punya otak kan? Kalo lo punya, lebih baik lo gunain otak lo. Biar ada harganya ini mulut!"ucapku dingin dan penuh penekanan.
Setelahnya aku melepas cengkeramanku dan melenggang pergi dari kantin. Langkah kakiku telah berhasil membawaku ke tempat favoritku di sekolah. Rooftop.
Aku mengerutkan keningku. Dengusan kesalku pun terdengar. Disana,sudah ada segerombolan anak laki - laki yang sedang merokok. Akhirnya aku berbalik,berniat untuk turun.
Aku mengacak rambutku yang sedikit basah dengan posisi kepala menunduk. Pada saat itu juga aku dikejutkan dengan seseorang yang menabrak tubuhku. Membuatku sedikit terhuyung ke belakang.
Aku mendongakkan kepalaku. Seorang anak laki - laki yang lebih tinggi dariku sedang menatapku tak percaya.
"Siapa lo berani kesini?"celetuknya,dengan nada yang sedikit usil.
Aku memutar bola mataku malas. Mendecih kesal,lalu menatapnya.
"Bukan urusan lo"balasku jutek.
Dengan santainya ia bersandar di pintu rooftop. Membuatnya tertutup rapat. Kemudian ia menepuk tangannya dua kali.
"Guys,sini cepetan!"serunya dengan keras.
Aku menoleh,dan mendapati 6 anak laki - laki yang tadi bergerombol berjalan kearahku dan cowok sialan ini.
"Whoa,siapa nih,Vin?"celetuk salah seorang dari mereka yang memakai kemeja warna hitam-merah.
"Minggir,gue mau lewat"ucapku dingin pada cowok sialan yang ada di depanku.
"Gue yakin,lo Alexa Ardian yang di bicarain anak - anak itu"gumamnya tetapi agak keras.
"Masbuloh?"balasku ketus.
Membuat yang lainnya semakin mengerubungiku lebih dekat. Aku mendecih kesal.
"Jadi cewek jual mahal banget sih lo?"ucapnya kesal.
"Tau tuh,belagu banget"sahut yang lain.
Aku menoleh menatap cowok yang barusan mengataiku. Mataku menajam saat itu juga.
"Jaga mulut lo yang gak guna itu"desisku tajam.
Pada saat itu juga bahuku di tarik keras oleh cowok sialan tadi.
"Ngomong apa lo barusan?!"ucapnya tak terima,dengan tatapan tajamnya pula.
"Lo budeg apa tuli? Barusan gue udah ngomong,gak ada siaran ulang!"seruku ketus.
Ia maju melangkah mendekat kearahku. Aku tetap diam tak bergeming. Tak takut sama sekali kepada anak laki - laki macam mereka.
"Tarik ucapan lo atau lo bakalan tau akibatnya?!"ancam cowok sialan itu.
Aku menaikkan salah satu alisku,senyum miringku pun terlihat saat ini.
"Gue gak akan pernah narik ucapan gue. Dan gue,gak akan takut sama cowok kayak lo!"seruku tajam.
BUGHH!!!
Seorang cowok dengan topi hitamnya yang di balik mendekat kearahku. Sedangkan yang lain mengurus cowok sialan yang sudah kuberi bogem mentah tadi.
Tubuhnya lebih besar dan tinggi dariku tentunya. Dari seragam osisnya,nampak ototnya yang terlihat menyeramkan bagiku. Membuatku mundur setiap ia melangkah mendekatiku.
"Kenapa lo?Takut?"ucapnya meremehkanku. Membuatku melotot saat itu juga.
"Gak!Gue,gak akan takut sama cowok kayak lo!"seruku ketus.
Langkahnya semakin dekat denganku dan,
DUK!!
Sial!Aku sudah mentok di tembok pembatas rooftop. Aku menatap kedepan. Cowok itu makin dekat denganku. Kedua tangannya yang mengepal di sisi kanan kiri tubuhnya terlihat sangat menyeramkan. Kali ini entah kenapa aku merasa nyaliku ciut.
Tubuhku sudah berkeringat. Rasanya sagat sulit sekali untuk menelan ludahku kali ini. Dan saat ini,cowok itu sudah tepat didepanku.
BUGHHH!!!
Hantaman yang keras itu membuatku memejamkan mata seketika. Beberapa saat kemudian aku membuka mataku,dan betapa terkejutnya aku saat mendapati cowok itu tepat di depan wajahku,meskipun ia agak menunduk karena tubuhku lebih pendek darinya.
Kedua tangannya berada di sisi kanan kiriku. Tetap dengan mengepal. Sedangkan aku,mengatur napasku yang sudah kalang kabut karena ulahnya yang kurang ajar itu.
"Gue kasih pilihan,lo minta maaf ke gue sekarang atau lo,gue kasih pelajaran?!"desisnya tajam.
Aku menelan ludahku beberapa kali. Menguatkan diriku yang mungkin sekarang sudah sangat terlihat lemah olehnya.
"Lo sama kayak temen lo yang brengsek itu ya?Lo nggak budeg atau tuli kan?Gue udah bilang,gue gak akan narik ucapan gue!"cetusku,membuatnya melebarkan matanya.
"Gue tanya sekali lagi,lo narik ucapan lo atau gue kasih pelajaran?!"desisnya lagi. Ia mendekatkan wajahnya kepadaku. Bahkan aku bisa merasakan hembusan napasnya.
Aku diam,masih mengira - ngira apa yang akan ia lakukan kepadaku. Tapi aku langsung mengerti maksudnya saat aku tersadar,hidungnya mulai menempel di hidungku. Aku membelalakkan mataku seketika.
"Jawab,atau lo bakalan gue..."
"Gue minta maaf"ucapku cepat,sebelum ia lebih mendekatkan wajahnya kepadaku.
Senyum liciknya terlihat sangat jelas. Kemudian ia menoleh ke arah teman - temannya. Lalu menatapku lagi.
"Gue gak denger"ujarnya dengan senyum miring.
"GUE MINTA MAAF!!"seruku keras. Yang kemudian cowok itu menjauhkan tubuhnya dariku dan mengacak rambutku yang masih agak basah.
"Good girl"ucapnya sambil tertawa puas. Aku menepis tangannya kasar. Menghentakkan kaki kuat - kuat saat melewati mereka. Dan sebelum aku menutup pintu roof top,
"DASAR COWOK BRENGSEK!!"teriakku kesal,kemudian membanting pintu rooftop dengan keras.
Tanpa aku ketahui,ketujuh cowok menyebalkan itu malah membicarakanku.
"Tuh cewek nyebelin banget sumpah!"ucap cowok yang tadi memakai kemeja hitam-merah,dia Steve Altair.
"Bener banget lo,baru kali ini gue ketemu cewek kayak dia"ucap yang memakai tindik di telinga kirinya,dia Michael Giovan.
"Tapi dia lucu juga kalo lagi ketakutan"sahut yang lain,yang berambut agak kehijauan,dia Darren Robert.
"Iya juga sih,Ren. Lo inget gak waktu dia hampir dicium sama si Julian,mukanya udah kayak mau dipancung tau gak?"dan tawanya keluar,dia Reyhan Aprilio.
"Tapi dia ringan tangan sumpah,tonjokkan dia kuat banget. Sakit nih dagu gue"gerutu yang tadi kuberi bogem,dia Kevin Stephenson.
"Woy,Yan!Ngelamun aja lo. Pasti ngelamunin si Alexa kan?"goda salah satu dari mereka yang memiliki rambut warna kecoklatan,dia Jason Reindra.
Sontak saja laki - laki yang melamun tadi langsung menoleh kearah Jason. Senyum miringnya terlihat.
"Maybe,gue tertarik sama tuh cewek"ungkapnya,dia Julian Arkan.
"WHAT?!!"pekikan itu terdengar dari keenam cowok yang sedang bolos pelajaran itu.
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌
Aku menghapus peluh yang menetes di dahiku. Dengan tangan aku mengipasi leherku yang kini sudah berkeringat deras. Aku lupa tidak membawa ikat rambut hari ini,makanya aku sangat kepanasan sekarang. Dari arah belakang aku mendengar deru motor mendekat. Membuatku menoleh.
"Siapa lagi sih?Eh jangan jangan cowok sialan tadi?!"gumamku cemas. Kemudian melangkah menjauh dari halte.
Dan saat aku sedang berjalan menghindarinya,motor ninja warna hitam sudah menghadangku. Aku tidak bisa menatap si pengendara karena terhalang oleh helm full facenya. Saat ia membuka helmnya,
"De..va?"desisiku tak percaya.
Oke,sekarang aku dalam bahaya. Dia,Deva Brian. Cowok yang terkenal berandalan dan memiliki sebuah geng yang sering ikut andil dalam setiap tawuran. Ditambah lagi dia yang jadi ketuanya,kan bikin aku merinding banget.
"Masih inget gue ternyata lo?"jawabnya dengan senyum devil. Kemudian turun dari motornya dan melangkah mendekatiku.
"Mau ngapain lo kesini?!"cetusku khawatir. Dulu,dia pernah mencelakakanku. Membuatku koma sampai 3 bulan karena masalah salah paham.
"Gue?Kangen aja sama lo,makanya gue kesini"ujarnya dengan nada bicara yang dibuat selembut mungkin.
Aku menggeleng kuat - kuat. Memastikan kalau ini hanya mimpi. Beberapa kali aku membuka dan menutup mataku. Walaupun tetap melangkah mundur menghindari cowok brengsek satu ini.
"Lo kangen gak sama gue?"godanya,yang malah kubalas dengan ketus.
"Gue kangen sama lo?"dia mengangguk,"Tunggu gue mati baru gue bakalan kangen sama lo!"desisku tajam.
Deva membelalakkan matanya tak percaya. Kemudian dengan senyum devilnya ia mendekaat ke arahku.
"Kata - kata kayak gitu siapa yang ngajarin,ha?!Gue gak suka kalo lo bicara kasar ke gue!"ucap Deva,yang semakin gencar mendekatiku.
Saat aku hendak lari,bahuku sudah ditahan oleh Deva. Membuatku memberontak dan mengeluarkan makian serta umpatanku kepadanya.
"Anjing!!Lepasin gue!!Woy,bangsat!!Lepasin!!"seruku kasar dan kencang.
"Turutin kemauan gue,dan gue bakalan lepasin lo. Fine?"tawarnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Gak!!"ucapku spontan.
Dan saat itu juga aku langsung menyadari ucapanku barusan. Deva semakin mendekatkan wajahnya. Bahkan aku bisa merasakan hembusan napasnya yang hangat.
"Yakin lo nolak?"tanyanya semakin mendesakku.
"Maksudnya..gue-..tadi,Ish!Susah banget sih ngomongnya!"ujarku kesal.
Kenapa juga ini mulut susah banget diajak kompromi sih?!,batinku makin kesal.
"Apaan?Gak jelas"kata Deva,sambil terus mendekatkan wajahnya sampai dahiku dan dahinya sudah menempel.
Gila nih cowok emangan!!,pikirku makin kesal.
"Oke,fine!Gue bakalan nurutin kemauan lo!Tapi lepasin gue sekarang!"cetusku kesal.
Deva tersenyum senang kepadaku. Kemudian menjauhkan tubuhnya dariku,dan mengacak rambutku yang agak basah karena keringat.
"Nah gitu dong. Kan gue seneng dengernya. Sekarang lo ikut kerumah gue"perintah si cowok rese,Deva.
Aku memutar bola mataku malas. Kemudian menghembuskan napas kasar.
"Gue lagi sibuk. Besok gue ada ulangan harian,gue mau belajar."balasku,meskipun tak seketus tadi.
"Bentaran doang,Al. Ya?"bujuknya sambil tetap tersenyum.
Aku menggeleng,menolaknya sehalus mungkin.
"Lain hari,okey?"tawarku,membuatnya berpikir untuk sejenak.
Mata ke abu - abuan milik Deva menatap mataku. Kemudian dengan suara beratnya ia berkata,
"Okey,tapi lo janji,nurut sama semua perintah gue. Gimana?"balasan itu membuatku menaikkan salah satu alisku.
Dia nantangin nih ceritanya?Okey,kalo itu mau lo,gue ladenin!,batinku.
"Iya,iya. Ish,udah sore,gue mau balik. Bye."dan pada kalimat terakhirku,dengan cepat aku melangkahkan kakiku pergi dari hadapan Deva.Hai kakak-kakak yang cantik and ganteng!!
Ini cerita pertama aku,jadi kalo ada salah kata mohon maaf ya Kak!
Vote and commentnya sangat aku harapkan.
Happy reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojok kanan bawah ya Kak!!💕💞💖
Adinda
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Teen FictionIni cerita tentang Alexa Ardian yang dikenal sebagai cewek dingin,cuek dan ketus kepada setiap orang. Tapi ini bukan cerita tentang Badgirl,atau cewek dingin seperti kebanyakan. Kalo kakak-kakak cantik and ganteng pengen tau kayak apa ceritanya,buru...