Fourth ~ Different

5 0 0
                                    

  Aku hanya mendengus kesal saat Julian mengantarkanku sampai rumah Oma. Pasalnya,itu anak ngaku-ngaku jadi pacar aku didepan Oma.

   Jelas aja aku kesel banget sama tuh cowok. Dengan perasaan masih dongkol aku langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan terima kasih ke Julian.
  
   "Rese banget sih tuh anak,pake ngaku-ngaku jadi pacar gue lagi."gerutuku sambil melangkah menuju tangga.

   Aku langsung merebahkan diri keatas tempat tidur warna abu-abu milikku. Kenyamananku terusik kala nada dering di ponselku berbunyi. Mengalunkan lagu Spring Day dari BTS.

   Mataku yang tadinya sedikit terpejam langsung membelalak seketika. Nama yang muncul di sana membuatku sedikit terkejut seperti ini.

   Michael? Ngapain juga ini anak pake telfon gue?,batinku bingung plus penasaran.

   Akhirnya aku menggeser icon berwarna hijau yang berfungsi untuk mengangkat panggilan masuk.

   "Apa?!"sentakku seketika.

   "Elah,sok judes lo. Padahal juga aslinya seneng dapet telfon dari gue."kemudian tawa renyah terdengar dari ujung sana.

   "Gak usah basa-basi."balasku datar. Membuat tawa seseorang disana sedikit mengecil.

   "Lo ada waktu luang gak hari ini?"tanyanya,tersirat nada harapan disana.

   "Ada."jawabku cuek.

   "Ntar lo mau ikut gak ngumpul bareng gue sama temen-temen gue?"

   "Gak."

   "Lo sibuk ya?"

   "Gak."

   "Lo bisa ikut dong berarti?"

   "Gak."untuk kesekian kalinya aku mengatakan kata itu kepada seorang cowok yang berada di seberang sana.

   "Lo bisa gak ngomong selain kata 'gak'?"

   "Gak."

   "Tau ah! Rese lo."dan sambungan diputus secara sepihak oleh Michael.

   Aku hanya mendengus sambil tersenyim tipis menatap layar ponselku.

   Salah sendiri lo nelfon gue. Udah tau gue gak suka ngomong masih aja lo usaha deketin gue,batinku.

                   ◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌

  Aku menatap lekat box di pojokan kamarku. Saat melihat box itu entah mengapa senyumku mengembang. Aku ingat,dulu waktu pertama kali aku melihatnya aku sudah menyukainya. Tapi entah mengapa aku selalu takut untuk membukanya,sampai sekarang pun aku masih takut untuk membukanya.

   "Kira-kira tuh kotak isinya apaan yah?"gumamku sambil membayangkan berbagai benda dalam otakku.

    CEKREK

   "Alexa,kamu kenapa kok malah ngurung dikamar?"seorang wanita paruh baya menghampiriku dengan senyuman khasnya.

   "Lagi males aja,Oma."jawabku pendek.

   Oma duduk di tepi kasur,didekatku. Kemudian menatapku dengan senyum diwajahnya.

   "Kamu pinter juga ya ternyata ,Al."ucapan tiba-tiba dari Oma itu membuatku sedikit bingung.

   "Maksudnya gimana sih Oma?"

   "Pacar kamu itu gan--"

   "Ish!Oma!Dia itu bukan siapa-siapa,Al. Kenal aja enggak."balasku tak suka jika Oma membahas tentang cowok rese itu,Julian.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang