Perasaan

92 6 1
                                    

"Aku tidak bisa melarang kehadiranya untuk datang dan aku juga tidak bisa membohongi kehadirannya,sebab suatu prasaan tidak bisa dipendam terlalu lama"

Setelah seluruh siswa telah berhamburan untuk pulang Tasya masih di dalam kelas untuk membereskan buku-bukunya.
Ketika saat Tasya sedang asik dengan pekerjaannya membereskan buku tiba-tiba ada seseorang yang berdiri didepan pintu kelasnya.

"Hai, sya.." Panggil David

"Ehh, hai david.." jawab Tasya

"Lu belum pulang sya?.." tanya David

"Belum, kenapa emang?.." Ucap Tasya sambil menghampiri david

"Hm, anu itu sya.."

"Anu,itu, apaan si vid?.."

"Soal yang tadi pagi gua bilang ke elu, lu pulang bareng gua aja ya, sekalian ada yang pengen gua omongin kan ama elu?.."

"Hmm, yaudah deh iya.." 

"Yaudah ayo jangan diem aja.."

Mereka berdua jalan hingga parkiran sekolah tidak ada yang memulai percakapan semua hening. Hanya ada bunyi angin sore yang memecahkan keheningan diantara mereka.
Namun Tasya masih bingung hal apa yang ingin dibicarakan David hingga meminta Tasya pulang bareng bersama dia. Lain lagi dengan pria yang ada di sebelah Tasya dia hanya sibuk memikirkan jawaban apa yang akan terlontar dari mulut tasya, tapi David sangat yakin atas keputusannya yang gila ini dan dia akan menerima konsekuensinya, entah itu Tasya akan membencinya atau Tasya akan menerima cintanya.
Setelah beberapa menitan mereka berdua sampai di danau yang banyak bunga-bunganya dan depan danau saat menghadap ke arah matahari ingin terbenam ya lebih tepatnya "senja" di sekeliling meja sudah ada beberapa lilin yang melingkari meja tersebut dan di atas meja tersebut sudah ada sebuket bunga mawar merah dan putih, dan di dalamnya pun sudah ada kotak yang berwarna bening, dan kalian tau apa isi dari kotak itu? Isinya adalah satu cincin bermata yang berwarna merah hati sangat cantik dan indah, namun Tasya sempat bingung ada apa ini sebenarnya kenapa semua sangat indah, di sisi lain David tersenyum lebar karna sepertinya Tasya menyukai kejutan ini, karna terpancar dari mata coklat pekat  tersebut sedikit berbinar karna terkena cahaya dari matahari yang hampir tenggelam.
David menuntun Tasya sampai ke dekat meja dan David pun langsung menyodorkan sebuket bunga kepada Tasya dan menyuruh Tasya untuk duduk, hanya saja tasya masih bingung apa yang sebenarnya terjadi

"Tasya, aku boleh ngomong sesuatu sama kamu?.." Panggil David dengan nada yang lebih halus dari sebelumnya

"Ehh iya David, bicara aja apa yang pengen kamu bicarain.." jawab Tasya

"Sebenarnya aku suka sama kamu sya, cinta pandangan pertama dan kami tau sya? Waktu setelah kita dihukum karna kita terlambat rasa itu dateng sendiri sya aku juga gatau, aku sebenernya juga gapantes buat ngungkapin semua ini secepet ini, tapi aku gabisa sya buat nahan prasaan ini, dan kamu tau sya? Aku bakal nerima konsekuensinya.." Ucap David

"Seketika jantung Tasya berdebar sangat kencang nafasnya tidak beraturan iya sangat kaget dan terkejut ternyata david pun memiliki prasaan yang sama dengannya tapi memang semuanya seharusnya tidak di ucapkan secepat ini.

"Aku gamaksain prasaan kamu sya, kalau kamu gaterima aku juga gapapa tapi sebelumnya kalau kamu Nerima cinta aku kamu pake cincin yang ada di tengah" bunga itu, tapi kalau kamu ganerima cinta aku buang cincinnya ke danau ini..." Ucap David lagi

"Tasya hanya diam dia bingung hal apa yang akan dia lakukan apakah dia harus membuang cincin itu atau dia akan memakainya, tapi Tasya tidak bisa membohongi perasaannya perlahan dia membuka kotak yang ada di tengah" cincin itu dan Tasya langsung berkata dan menatap david, mata mereka terkunci satu sama lain saling pandang.

Namun di sela-sela itu Tasya bersuara dan dia menjawab

"Gabisa vid.." David langsung menundukkan kepalanya.

"Iya, aku tau sya ini memang terlalu cepet dan wajar aja kamu gabisa Nerima cinta aku.." ucap David lesu sambil mengangkat wajahnya

"Tiba tiba Tasya langsung memakai cincin itu bukanya malah membuangnya.."

"Ko malah kamu pake bukanya kamu buang sya? Dan kamu yang bilang kamu gabisa?.." Ucap David kebingungan

"Maksut aku itu, gabisa nolak vid. Kamu tuh ya malah nyuruh aku buat buang cincinya.." ucap Tasya sambil mengerucutkan bibirnya..

"David yang mendengar jawaban Tasya itu sempat kaget dan akhirnya spontan dia memeluk tasya erat sangat sangat erat hingga Tasya agak sedikit kesulitan untuk bernafas, namun di sisi lain Tasya senang karna cintanya terbalaskan dan tidak bertepuk sebelah tangan. Mereka mengakhiri adegan ini hingga matahari terbenam dan David pun langsung mengantar Tasya kembali ke rumahnya.

Aku dan senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang