BAGIAN 1

51 6 0
                                    

Malam ini, sungguh  sangat sunyi, saking sunyinya malam ini, suara jangkrik yang biasanya berbunyi pada malam hari, akan tetapi ada apa dengan malam ini? suara jangkrikpun enggan untuk bersuara.

sepertiku,

Mengapa?

Entahlah,

Malam ini sama persis dengan gambaran hatiku saat ini, yang sunyi dan hampa. Mungkinkah alam sedang mendukung suasana hatiku saat ini? Aku berharap tuhan merubah takdirku di dunia ini, Aku benar- benar tidak ingin berada di dunia ini, Aku benci dengan keadaan seperti ini. Bisakah, Aku pergi dan tinggalkan dunia ini selamanya?

Oh, sudahlah jangan banyak berharap dengannya, Aku hanya disuruh untuk bersabar dengan keadaaan ini, sampai kapan? Sampai maut menjemputku.

Saat ini, Aku sedang berada di halaman belakang rumah, yang kutinggal ini, untuk sekedar mencari tahu mengapa jangkrik itu, tidak bersuara malam ini, apakah dia kesepian? Jika iya, Aku siap untuk menemaninya agar malam ini, tidak sunyi dan hampa seperti hatiku,

Menghirup udara sebanyaknya lalu mengeluarkannya dengan perlahan, sungguh hal yang sangat menyenangkan. Merasa beban dan penat yang ada dalam pikiranku keluar begitu saja dengan keluarnya nafasku,

Jika saja menyelesaikan sebuah masalah itu, semudah menghirup dan menghela nafas, maka Aku akan merasa sangat tenang, untuk tidak perlu memikirkan masalah - masalah yang akan datang padaku, suatu saat nanti.

"Hai, Kak El, lagi ngapain malam-malam disini?" Ucap gadis kecil sebelahku, sekitar usia delapan hampir sembilan tahunan itu, Akupun sempat terkejut saat ia menyapaku, pasalnya Aku tidak tahu kapan, ia datang. Tahu- tahu sudah berada tepat disampingku.

Aku membalasnya hanya dengan tersenyum, mungkin saat ini Aku hanya bisa memberikan senyuman, karena tidak mungkin Aku menjelaskan kepastian kebenaran yang ada dalam hidupku pada gadis kecil itu. Terlalu berat masalahnya untuk dipikul oleh Anak gadis sekecil itu, biarku saja yang merasakan beratnya masalah ini.

Lalu ia berkata lagi,

"Kak El, jangan sedih, ya? Disini ada Tita yang selalu menemani dan menghibur Kak El,"

Sungguh manis perkataan gadis itu, seandainya Aku bisa hidup sedamai Anak ini, Oh tidak mungkin, sudahlah jangan mulai berandai andai jika jatuh pasti sakit rasanya,

Aku hanya tersenyum sedikit, lalu mencubit pipi kanan gadis itu dengan gemas. Gadis kecil itu bernama Tita, ia adalah salah satu Anak yang paling dekat denganku disini. Senang mengenalnya, ia Anak yang ramah, pengertian, perhatian, dan cantik. Dan sudah kuanggap sebagai Adik kandungku sendiri.

"Tita, El," Panggilan yang cukup keras dengan cepatku tengok kearah sumber suara, untuk mengetahui siapa yang telah memanggilku dan Tita, Ternyata, IBU.

"Iya Bu, ada apa?" Bukan Aku tentunya yang menjawab panggilan itu, Aku memang lebih banyak diam dari pada berbicara, Aku seperti ini karena ada seseorang yang telah menyakiti psikis dan fisikku sedari kecil, dan inilah yang membuatku bertigkah seperti ini.

"Mari masuk Nak, sudah malam! Besok kalian sekolah," Seru Perempuan paruhbaya berusia empat puluh tahun itu, perempuan yang sangat baik, kuat, dan selalu tegar beliau adalah Ibu kami semua.

Kami? ya, ada saatnya nanti kuceritakan pada kalian semua tentang diriku dan rahasia terbesarku, bukan sekarang, tapi nanti jika kusudah siap dengan segala resiko yang kudapat nanti setelah kuceritakan sumuanya pada kalian,

Bersabarlah,

Ah, merehatkan sejenak pikiran dan hati membuatku lupa akan sekolah besok, Ternyata jarum jam hampir mendekati angka sepuluh, memang sudah waktunya untuk tidur merehatkan keadaan jasmani dengan sempurna.

KA'ELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang