Jangan Pergi Suster

179 20 21
                                    


Ricky memasukkan obat gatal dari Dokter ke dalam saku. Tatapan matanya tetap menatap Dokter yang masih menulis sesuatu di secarik kertas. Sambil menunggu, Ricky menggaruk-garuk lehernya yang terasa gatal, kemudian berpindah ke lengan, dan bagian tubuh lainnya.

"Jangan digaruk! Nanti malah tambah gatal!" bentak Dokter kembali mengingatkan. Ricky agak kaget, dia langsung mengeratkan kedua tangannya. Dokter menyodorkan kertas yang tadi dia tulis kepada Ricky. "Ingat! Obatnya diminum sebelum tidur, jangan lupa untuk rajin olahraga supaya tubuh kamu mengeluarkan keringat. Sama ini, saya sudah menulis beberapa jenis makanan yang tak boleh kamu makan."

Ricky menerima kertas itu dengan tangan gemetar, merasakan gatal yang kini menjalar ke jemarinya, "Terima kasih, Dok ... saya permisi dulu." Ricky bangkit dari duduknya sembari mengangguk hormat kepada Dokter, kemudian berjalan keluar ruangan.

Rasa gatal ini sungguh menyakitkan. Setiap kali Ricky harus menggaruk bagian tubuhnya yang terasa begitu gatal. Sudah hampir seminggu dia mengalami hal seperti ini. Semua dimulai ketika dia dicampakkan oleh kekasihnya. Sebuah kenangan pahit yang harus dirasakannya saat usianya masih terbilang cukup muda.

Ricky telah menjalin hubungan dengan Tiara sejak SMP dulu, hingga saat SMA pun mereka masih tetap bersama. Namun saat mereka mulai memasukki dunia perkuliahan, sikap Tiara mulai berubah. Gadis itu jadi lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-teman sefakultasnya, bahkan dia terlihat sering jalan berdua dengan cowok lain. Walaupun dia sudah tertangkap basah oleh Ricky, tapi gadis itu tak merasa takut sedikit pun, dia malah dengan entengnya memutuskan Ricky di hadapan teman-temannya.

Kenangan-kenangan manis yang telah Ricky jalani bersama Tiara tentu tak bisa dia lupakan begitu saja. Apalagi waktu enam tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjalin hubungan, oleh karena itu Ricky merasa sangat terpukul setelah kehilangan Tiara.

Sejak saat itu dia lebih sering menyendiri di kamarnya, sehari-hari dia hanya asyik bermain laptop tanpa berinteraksi dengan dunia luar. Dia jadi jarang mandi, bahkan tidak mengganti pakaiannya, dia pun memiliki rekor baru dalam hidupnya, dia telah lima hari terjaga tanpa tidur sedikit pun! Yah–mungkin dia masih belum bisa, dan terlalu berat untuk melupakan Tiara.

Ruam-ruam kecil pada kulitnya pun sedikit demi sedikit mulai tampak. Awalnya dia hanya menganggap itu sebagai bintik biasa, sampai akhirnya ruam itu mulai bertambah banyak dan menjalar ke seluruh tubuhnya menyebabkan rasa gatal yang teramat sangat. Ricky jelas panik dengan apa yang terjadi pada tubuhnya, dia yang memang sama sekali tak tahu dengan urusan medis, hanya mengoleskan bedak ke ruam-ruam itu. Namun, tetap saja gatalnya tidak hilang, dan ruamnya tetap tak berkurang.

Dengan saran kakaknya, akhirnya Ricky berobat ke rumah sakit, walau sebenarnya dia benci datang ke tempat seperti ini, karena baginya tak perlu meminum tablet hanya untuk menyembuhkan penyakit. Tapi karena rasa gatal yang tak bisa dia tahan lagi, akhirnya dia menurut juga untuk berobat.

Kesan pertama yang dia tangkap di rumah sakit ini begitu spesial, ternyata rumah sakit tak seperti yang dia bayangkan, yang di dalamnya hanya ada kejenuhan menunggu pasien. Tapi disini, Ricky menemukan sesuatu yang begitu mengubah pandangan hidupnya setelah pisah dengan Tiara. Disini, Ricky bertemu dengan seorang suster yang sangat perhatian kepadanya.

Namanya Suster Maya, dia seorang wanita yang cukup cantik, dengan memakai topi khas perawat, dia menjadi semakin terlihat mempesona. Apalagi usianya yang terbilang cukup muda, 27 tahun, hanya terpaut tujuh tahun dari usia Ricky, jadi obrolan mereka pun bisa agak nyambung, karena Suster Maya juga cukup ahli dalam masalah percintaan. Ricky pun kerap menceritakan kisah asmaranya yang kandas bersama Tiara.

"Ricky!" teriak Suster Maya ketika melihat Ricky yang keluar dari ruangan, dia langsung menghampiri pemuda itu dengan mengapit beberapa dokumen di dadanya. "Kamu mau pulang sekarang?" tanyanya setelah berada di depan Ricky. Ricky mengangguk menatap Suster Maya. "Mending ngebakso dulu, yuk, temenin aku? Capek banget hari ini, banyak pasien. Jadinya laper berat."

Teman Online - Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang