Malam terkahir

29 3 0
                                    

Hari ini, hari kedua gue Dan semua peserta Jumbara ada di area perlombaan. Hari dimana, kita sibuk dengan tugas masing-masing.
Malamnya, malam terakhir kita berada ditempat ini.

Semua lomba sudah diadakan, tersisa dua lomba yang Masih dipersiapkan, Dan akan dipentaskan, dibawah cahaya rembulan.

Perlombaan itu ada Pentas seni, Dan Tanya jawab materi.

Hari pun semakin gelap, semua peserta sibuk membereskan tenda, membersihkan badan, menyiapkan makan, Dan ada juga yang menyiapkan perlombaan.

Berhubung Dari tim gue mementaskan tari, jadi yang mewakili pentas seni ada 6 orang,yaitu atnafie,Zahra,Clara, nahfiza,Qiqa,Cindy.
Dan untuk Tanya jawab materi ada 3 orang yaitu  Reyhan,Cleava,Hendro. Gue setuju banget sama 3 orang ini. Mereka bisa Saling melengkapi Dan menutupi kekurangin Tim.

Malam ini juga akan ada acara api unggun, Dan seperti biasa anjangsana.

Jam menunjukan pukul 18.30, setelah semua peserta menunaikan shalat berjamaah, mereka langsung bergegas melanjutkan dua perlombaan.

Di sela perlombaan pentas seni.

Iya, bisa dibilang gue pemalas Dan mageran tetapi cepat bosanan. Bagaimana tidak, yang lain pergi, mensupport Tim di depan panggung dengan gaya ala children,Sedangakan gue duduk Santai di depan tenda, menikmati indahnyaa malam, sejuknya keadaan, terangnyaa rembulan.
Setelah bosan, gue mencoba beranjak Dan mulai melangkah seorang diri, sembari membawa buku anjangsana.

Tiba-tiba kaki gue berhenti, melihat Sebuah api, yang menghangati semua peserta yang ada di sekitarnya.
Gue mencoba duduk di depan kobaran api tersebut dengan jarak 2 meter,mengelilingi api tersebut dengan orang baru yang belum pernah Guee kenali sebelumnya.
Gue sempat termenung, berfikir akan Hal yang tidak jelas akan terjadi.

Tiba tiba....

"Berawal dari, perkemahan ini, rasa itupun Hadir dihatiku, menghiasi relung sukmaku cinta bersemi di bumi perkemahan." Terdengar suara nyanyian,merdu sekali diiringi dengan gitar. 

"Gue kok, berasa kenal suaranyaa ya?, ga asing gitu di telinga gue" celetuk gue, Dan mulai mencari sumber dari suara tersebut.

Tunggu.. tunggu... kok semuanya pada lari menuju ke panggung pementasan sih, emngnyaa ada apa.?

"Ooh.. mungkinkah rasa cinta ini akan abadi untuk selamanya, rasa sini semakin membelenggu cinta lokasi di bumi perkemahan" suara tersebut semakin terdengar keras saat   gue hendak berjalan menuju panggung pementasan. Dan ini lirik akhir..

"Akankah cintaku sebatas patok tenda, tenda terbongkar sayonara cinta."

Gue mencoba mencari sela-sela untuk menerobos ke barisan depan panggung.

GILA DAH! INI DIA LAGI?. BERASA PESERTA PERLOMBAAN CUMA ADA DIA DEH! batin gue, Dan mencoba untuk Berjalan menghindar dari panggung pementasan. Tapi.....

"Ehh... dia, dia yang memakai jaket biru,jilbab hitam, sepatu sport, Dan membawa buku kecil, duett kuyyy.!"

Gue melihat diri gue dari bawah sampai atas,  meneliti semua apa yang tadi dia ucapkan, gue mencoba meyakinkan bahwa yang dia maksud pasti BUKAN GUE!

Tetapi,.. semua Mata tertuju pada gue, Karena cuma gue yang memakai jaket biru Dan jilbab hitam saat itu,.

Gue mencoba menoleh, menatap dia yang Masih ada Di  panggung dengan membawa gitarnya.

"GUE?" Tanya gue heran. Sembari menunjuk diri gue.

"BUKAN, TAPI RENGKARNASI LO" dia menjawab keras sekali, membuat gue malu setengah Mati. "YA LO LAH" Lanjutnya.

"Ayoo majuu..  Jangan malu-malu, ayoo maju Jangan malu-malu.." sorakan semua peserta yang mendengar percakapan tersebut, sembari menepuk tanganya meramaikan suasana, sekaligus membujuk gue yang sempat bengong Karena tidak percaya.

Akhirnyaa...

Gue maju, iya maju duduk dipanggung bareng dia, Di depan semua peserta yang menyaksikan lomba pentas seni.

Entah mengapa, setiap kita bertemu, Mata gue tidak ada bosannya menatap matanya yang sangat tajam, Dan senyumnya yang sangat menawan.

Kita berdua Saling menatap, Dan melempar senyum semanis-manisnyaa, jantung gue berasa Mau copot di tempat.

Tiba-tiba.. 

"Eh, lu bedua, katanyaa Mau duet, kok malah duduk sambil tatap-tatapan ga jelas. Kalo Mau pacaran Di lapangan aja kale" protes salah satu peserta Dan didukung peserta lain yang menertawakan kita.

Apaan ini, tanpa kesepakatan
Dia mulai memainkan senar gitarnya, dawainya seakan-akan membuat sebuah irama lagu, Dan sepertinyaa gue kenal lagu itu..

Sepatunya menyenggol sepatu gue, seperti memberi kode agar gue memulai terlebih dahulu.

"Di.. suatu hari tanpa sengaja.. kita bertemu, aku yang pernah terluka kembali mengenal cintaa, hati ini kembali temukan senyum yg hilang, semua itu Karena dia."..

"Oh.. Tuhan kucinta dia, kusayang  dia, Rindu dia, inginkan diaa.. utuhkanlahh rasa cinta dihatiku, hanya padanya... untuk dia"

Tatapan itu, membuat gue merasa nyaman ada didekatnya, membuat gue tidak Mau lepas dari momen ini.
Semua menikmatinya.

**
Hae gaes!!
Maaf kalo sampe sekarang, ceritanyaa Masih kurang asik:'v gue Masih pemula yang ingin menjadi lebih baik. Ehe:)

Silahkan sarannya,😘

 

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang