jumbara kedua

65 4 13
                                    

Malamnya, gue Dan Tim makan ditenda. Ya makan seadanya, yang penting cacing diperut gue ga berisik kayak tadi siang. 

Cuaca disini sangat mendung, udaranya pun sangat dingin, semua yang kulihat memakai jaket tebal, bahkan Ada yang memakai sarung tangan disertai upluk dikepala.

Acara selanjutnya yaitu anjangsana.
Semua peserta yang mengikuti lomba wajib keliling tenda untuk berkenalan satu sama lain. Gue sama si Cleava mencoba untuk menyusuri tenda-tenda terdekat terlebih dahulu.
Gue mencoba akrab satu sama lain. Mencoba mengeshare materi yang gue kuasai, sampai bertukar pengalaman Dan buah tangan.

Kami sedang asyik berbincang..

Tiba-tiba...

DUARRRRRRRR!!

Petir menyambar, terdengar suara kilat yang memekikan telinga.
Semua peserta terpejam, dan merasa ketakutan. Tak lama pun, hujan datang, dengan amat sangat derasnya.
Karena pakaian ganti yang gue bawa terbatas, akhirnya gue memutuskan untuk diam ditempat, menunggu hujan reda. Kebetulan Cleava sudah balik ketenda duluann, pamitnya ingin mengambil Sebuah buku yang tertinggal, tetapi sampai sekarang belum keliatan batang hidungnya. Mungkin saat dia ingin kembali, hujan jatuh begitu saja. Pikirku!.

Sedikit lama menunggu hujan reda, berlindung di depan toko yang tertutup di sekitar area perlombaan.
"Disini gue sendirian, yup sendirian. Saat gue Mau balik ke tenda, kenapa hujan langsung menyerang begitu saja, sampai gue terseret Dan harus berlindung d depan toko yang gelap ini, dan sepi pula" " yatuhan lindungi gue disini" gerutuku sembari menutup resleting jaket.

Tak lama, ada seseorang pria yang baru saja datang Dan berdiri di samping gue. Memakai jaket merah tebal, berupluk hitam.  Gue kaget, hampir saja gue berfikir Yang tidak-tidak.

Duarr!! DUARR!!!!!

GLODAKKK..... Gue tersentak kaget Dan refleks mendekat ke arah cowo itu. Karena Sebenernya gue trauma sama suara petir yang menyambar.
Entah apapun itu, gue ga sadar, gue terangin lagi, gue  cuma refleks kaget, dan cuma ada dia Di samping gue.
Dan saat gue sadar, Mata gue berpaspasan dengan matanya, dekat sekali.. Entah ada apa dengan hati gue, gue merasa dia cowo yang gue temui di pos donor darah tadi siang, lagi-lagi gue menikmati senyumnya, menikmati tajam tatapannya.

Gue menghindar dua langkah dari tempat gue tadi, gue merasa salah tingkah dibuatnya, gue diem.. diem seribu bahasa. Sepertinya gue mimpi, apa jangan-Jangan gue sedang megkhayal, ohh.. pertanyaan ini yg membuat gue melamun ditengah kedinginan.

"Hai,!" Sapanya pelan
"Haii.. mbaak! Kamu tidak apa-apa kan?"
Untuk ke dua kalinyaa gue tidak membalas perkataanya itu.

"Dorrrr!!!" Suaranyaa yang sedikit terdengar keras dari sebelumnya.

"Oittt..! Kenapa? Ada yang sakit? Dimana? Siapa?" Gue menjawab kaget dengan suara cepat.

"Ups.. semuanya baik-baik saja kok, mbanyaa saja yang tidak baik." Balasnya dengan sedikit tertawa.

Hupp.. untuk ke dua kalinya gue merasa malu Karena ulah gue sendiri.

"Eiyaa ada apa?Maaf tadi gue terbawa suasana hujan, jadi tidak memperhatikan sekeliling gue" gue ngeles.

"Oh ya sudahh, tadi aku cuma kaget aja, kenapa kok kamu tiba-tiba mendekat kearahku, dan menatapku seperti tadi"

MAMPUS! ini pertanyaan yang ga bisa gue jawab.

"Ng...ngg-- Maaf tadi gue refleks aja, trauma sama suara petir. Bukannya lancang, Tapi gue ga sengaja!" Gue jawab dengan nada gugup. 

"Iyaa.. Santai aja, aku ngerti kok!, rupanya kamu juga kedinginan ya, ini pakai aja upluk aku, siapa tau membantu.!" Dia melepas upluk dikepalanya Dan menyodorkan ke tangan gue.

OMG.. Gue gasalah, ini beneran!!pliss dehh!! Kalo mimpi, bangunin guee!!! Haii siapapun itu..  bangunin gue, gue gamau terus-terusan mimpi seindah ini, ini terlalu Indahh buat gue!

"Mbaa.!" Sapanya lagi.
Gue ga menjawab, Guee ngelamun gitu aja.

Tiba-tiba dia memakaikan upluk begitu saja dikepala gue. Gue terdiam, Dan mulai sadar.. fixxx..  ini bukan mimpi.

"Ehh..  Tapi. Tapii.. gausah, dipakai lu aja, kamupun merasa kedinginan kan?, inikan punya lu.!" Gue mencoba menolak, dan ingin melepas upluk yang menempel d kepala gue.

Lalu...

"Eitss.. gausah, aku tidak apa-apa, lihat bibirmu yang sudah menggigil kedinginan." Dia mencoba menahan tangan gue,dan memasang kembali upluk tersebut.

Lagii..  lagii... Gue menikmati tatapannya, menikmati senyumnya,.

Beberapa menit kemudian.. Hujan sudah mulai reda, suara petir pun sudah tidak begitu terdengar,  gue memutuskan untuk kembali ketenda, karena waktu sudah semakin malam, gue takut teman-teman sibuk nyariin gue.

Gue lari begitu saja, gue gamau nunggu lama lagi.

                ***
Sesampainya ditenda gue merasa Ada yang aneh,

"Eh cha,, noh upluk siapa? Perasaan gue, tadi lo keluar ga bawa upluk gitu deh, ko tiba-tiba pulang udah dipake aja?" Tanya cleava yang duduk Di samping gue.

"Ehh..  mana.. mana.." Gue langsung melepas upluk itu.

"Jangan-Jangan lu nemu dijalan ya! , kalo lu Beli, kayaknyaa ga mungkin deh, malem malem begini ada penjual upluk, hujan gede lagi." Ejeknya

"Enggakk.. enak aja lu bilang ini nemu." Balas gue dengan nada meyakinkan.

"Lhaa terus.. lu dapat dari mana, Ga mungkinn kalo dibagiin panitia, kalo dibagiin pasti gue juga dapat lah.!" Sahut cleava penasaran.

"Dasar lu Va, udah sok tau, sok nebak lagi, semua dugaan lu salah tau!"

"Tidur! Besok Masih ada kegiatan yang melelahkan!" Sambung bu Murni, dengan nada Tegas.

Belum sempet si cleava melanjutkan introgasinya itu. Akhirnyaa gue, dan cleava mencoba untuk tidur dengan posisi seadanya.

Gue Masih penasaran, Masih heran juga, gue ngerasa yang gue rasakan tadi cuma mimpi, Tapi gue berfikir ulang, kalo cuma mimpi kok upluknya nyataa ya.
Gue ngebayangin lagi semua tingkah gue saat ada disampingnya, dari mulai gue refleks ketakutan, menikmati senyum Dan tatapannya, sampai dipakaikan upluk, sampai gue lari tanpa mengucapkan terima kasih.
Ini bukan khayalan lagi, Tapi ini kenyataan.

Keesokan harinyaa...

Gue berniat, nyariin tuh orang, Mau ngembaliin upluk sekaligus mengucapkan terima kasih.
Iyaa pagi- pagi betul. Sebelum perlombaan dimulai. Tapi hasilnya nihil.

Pencarian kedua, Saat senam berlangsung, gue ga Mau menyia-nyiakan momen ini, gue tau, semua peserta akan kumpul di lapangan tengah, tanpa terkecuali.
Mata gue melirik kesana-kemari, badan gue mencoba berbalik ke kanan-kiri, Tapi tetap saja, gue ga melihat sedikitpun ciri-ciri orang itu.

Akhirnyaa.. perlombaan pun dimulai, yup ini hari ke Dua di Jumbara, perlombaan yang dilombakan ada Album persahabatan, Dan mading.

"Tugas gue Masih ada satu lagi, Jangan sampe gue mengecewakan orang-orang yang ada disekitar gue"
Motivasi gue dalam hati. Karena kepercayaan itu Mahal harganya, dan susah didapatkan.

Di area  perlombaan, album persahabatan.

Semua yang mengikuti lomba tersebut, berkumpul menjadi satu di Sebuah tenda besar yang sudah dikhususkan.

Sepintas gue melihat tatapan itu lagi, melihat senyum yang terlintas tetapi sekilas.

                    ***

a/n : yuk komennya:) tunggu cerita selanjutnya ya:)

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang