Tengah malam

40 4 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 00.20
Iya..  ini tengah malam, semua tenda sudah tertutup rapi, suasana sangat sepi, tidak Ada orang yang berlalu-lalang di sekitaran tenda, Paling tidak.. ada beberapa panitia yang mengecheck keadaan tenda Dan bergantian mengawasi setiap malam. Itu pun mengawasi dari kejauhan, dari tenda panitia yang letaknya lumayan jauh dari tenda peserta.

Saat itu, gue Dan nafie, berniat untuk ke kamar mandi, setelah itu menuju ke masjid untuk shalat tahajud. Ini sudah kebiasaan kita dari awal kita masuk area ini, jadi para Pembina sudah mulai memaklumi.

Karenaa keadaan gelap gulita, gue Dan nafie memegang senter.setelah ke kamar mandi, kita menuju ke masjid.  Saat itu pun gue tidak sengaja menyorotkan cahaya senter di pojokan pohon Tua yang tinggi sekali, nafie pun melihat bayangan putih yang terlintas, cepat sekali. Dia terbirit-birit lari ketakutan. Sambil menjerit-jerit tidak karuan.

"Chaa,,  lari chaa..  adaa....."

Gue tidak mendengar perkataanya itu,gue lemas, takut gue, kalo tiba2 lari terus bayangan itu muncul pas Di depan gue. gue memutuskan terdiam di tempat Dan mulai menutup Mata gue dengan dua tangan, eratt sekali , seakan gue tidak Mau melepaskan sampai pagi juga.

"Hihihihi..." suara itu mendekat kearah gue.

"YA TUHAN LINDUNGI GUE! MAMA.. PAPA.. AKAK.. TOLONGIN ACHA.."hampir saja gue meneteskan air Mata Karena kejadian ini.


















"DOR!!!!!!" seketika ada seseorang yang menepuk bahu gue diam-diam Dan membuat gue terkejut sampe berteriak tidak karuan. 

"Ebusett.. gue takut, Jangan ganggu gue la, Gue Mau minta petunjuk dulu sama Allah, izinin gue shalat tahajud dulu ya, gue kaga nakal ko, janji deh gue ga akan gangguin lo, pegii ya pegi, gue mohon". Jawab gue dengan suara lirih.

HAHAHA...

"Kok setan bisa ketawa ya, setan zaman now apaya?" Batin gue.

"Buka Mata lo deh, yakali ganteng-ganteng gini dibilang setan!" Ucapnyaa, Dan mulai memegang tangan gue yang Masih melekat dimata gue.

Perlahan gue membuka mata gue.

"Ini bukan setan Tapi ini pangeran," batin gue.
" Sebenernya males juga gue ketemu dia terus,Tapi kok..  Gue gaada bosen-bosennya ya natap Mata Dan menikmati senyumnya." Gerutu gue dalam hati.

"HEH!!, sadar lo" teriaknyaa di telinga gue.

"Apa-Apaan sih, gue ga tuli kali," balas gue di telinganya.

"Ehh,,  gue heran deh, kenapa gue harus ketemu lo terus sih, dari mulai awal perkemahan sampai akhir perkemahan. Dari mulai Gue berteduh di depan toko tertutup." Gue berhenti sejenak Dan melanjutkan  "Eiyaa.. gue baru inget. UPLUK LO! Upluk lo MASIH ADA DI TAS GUE!, percaya ngga percaya, setiap gue Mau ngembaliin, gue nyari lo Tapi Tetep aja gue ga ketemu lo, sedangkan pas gue lagi sibuk-sibuknya, Dan ga ngurusin upluk itu, lo Hadir gitu aja Di depan gue saat album persahabatan. Malamnya, saat gue berniat jalan-jalan biasa di sekitaran tenda, suara lo membuat semua peserta penasaran Dan bergegas menuju panggung. Dan saat itu, tiba-tiba lo ngajak gue duet gitu aja, fix.. Saat itu, gue ga pernah menyangka Dan gue ga ada persiapan buat bawa upluk itu dan ngembaliin ke lo, . Dan tiba-tiba tengah malam juga, gue harus ketemu lo,, tau gini tadi gue bawa upluk itu ya!. Satu lagi,Bisa-bisa gue diabetes Nikmatin senyuman lo terus" gue berbicara panjang lebar menjelaskan semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Mungkin kita jodoh" dengan entengnya dia menjawab seperti itu.

"Kenalin, gue Anan, Rainan Anggaradinata" dia menyodorkan tangannya itu.

"Gue Achani Putri Amanda, biasa dipanggil acha, Tapi gue pengen dipanggil manda, sekarang terserah lo manggil gue apa!"

"Gue manggil lo Putri aja, biar beda dengan yang lain Dan beda sama keinginan lo itu."

Gue tercengang.
Baru kali ini, Ada yang manggil gue Putri.

"Hah?" Gue jawab singkat.

"Gue pengen lu jadi Putri dihati gue" balasnya dengan cekikikan.

"Apaan sih lu, lu manusia aneh yang gue temui dalam acara ini. Lu yang labil, lu yang dari awal manggil gue so alim 'aku,kamu,mba' Dan sekarang dengan entengnya manggil 'lo gue' dasar labil. Terus lo orang pertama yang manggil gue Putri. Udah deh sekarang terserah lo ya, gue Mau ke masjid bye.."

Gue meninggalkan dia,mulai melangkah menuju ke masjid, tanpa sengaja lengan gue bersentuhan dengan lengannya, Tapi gue tidak memperdulikannya, Karena gue takut terlalu lama meninggalkan tenda, semua mencari gue.

Di tengah perjalanan, gue berfikir, kok dia bisa tiba-tiba aja ada Di depan
Gue, jangan-Jangan benar kalo dia permal. Hii..  gue mulai merinding.

Setelah shalat tahajud selesai.

Gue bergegas pulang ke tenda, malam ini tidak seperti malam kemarin. Gue meninggalkan tenda lebih lama dari malam sebelumnya. 

            **
Bulu kuduk gue merinding, sampe akhirnya gue pun lari dengan terbirit-birit.

Semoga pada suka ya.ehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang