Chapter 2 : Return

50 8 5
                                    

Voment untuk kelancaran update selanjutnya, kamsahamnida

Nara telah sampai di ruang IGD dengan rambut yg hanya dijepit asal, tangan dan kakinya langsung dicuci dengan antiseptik, menjaga agar ruangan ini tetap steril. Tak lupa masker dan sarung tangan telah dipakainya.

Dilihatnya pasien pria berkemeja hitam itu. Keadaannya kacau, pelipisnya sobek dan Nara menduga ada fraktur (patah tulang) di kaki kanannya. Sekarang Nara mulai dari kepala, mensterilkan luka kemudian menjahitnya.

Wajah itu, kelebat bayangan seseorang ditepis cepat oleh angannya, Nara harus konsentrasi.

"Fokus Ra," gumamnya pada diri sendiri.

Luka telah selesai dijahit, kemudian diolesi obat merah dan dibalut kain kasa mengitari kepala. Luka itu ada di pelipis kiri.

Beralih pada kaki, rupanya cukup parah ditandai darah yang terus mengucur deras dari kaki kanan.

"Bisa kehabisan darah dia, suster check golongan darah pasien dan siapkan beberapa kantong darah, saya perlu itu jika pasien terlalu banyak mengeluarkan darah," pesan Nara pada salah satu suster disana, tak perlu mengingat namanya jika ia tak mau konsentrasinya buyar.

"Baik dok."
"Benar, tulangnya patah." ucapnya setelah memeriksanya sendiri.
"Suster, hubungi keluarganya, hubungi Dokter Park Jimin pasien perlu dibawa ke ruang operasi karena tulangnya patah, jangan lupa CT Scan, kita harus tau pasti apa ada cedera yang lain."

***

Pekerjaannya telah selesai, waktu menunjukkan pukul 22.44, hampir 5 jam sudah sejak pemanggilan mendadak petang lalu. Pasien korban kecelakaan telah selesai dioperasi dan dipindahkan ke ruang perawatan namun masih dipasang alat mendeteksi detak jantung, pasalnya ia belum siuman sejak kecelakaan itu.

Nara cukup nyaman berada di ruang kerjanya, tidak luas memang, namun gadis itu pandai memanfaatkan keadaan, di samping kiri telah terpatri cermin selebar dinding, menyiratkan seakan-akan ruangan itu 2 kali lebih luas padahal cuma ruangan 5 x 5 meter.

Di sudut kanan ada ranjang periksa, di bagian samping ada meja kerja dan di depannya tempat ia duduk sekarang, di ruang tamu kecil dengan dua sofa satu meja. Minimalis.

Jungkook, jika dalam diam Nara pasti akan mengingat Jungkook. Ya mau tidak mau Jungkook masih menjadi penghuni hatinya walau ia telah pergi tanpa kabar sampai sekarang.

Nara menatap lockscreen hpnya yang berada di atas meja.

Flachback on

Waktu itu hari pertunangannya Rapmon Oppa, Jungkook tengah berada di kamar bersama dengan Nara. Jungkook tengah menunggu Nara selesai make up. Namja itu bejalan mondar mandir, Nara hanya menatap dari cermin sembari tertawa pelan.

"Yang, mending kamu duduk aja, nanti malah keringetan." Nara membuka suara, ia menoleh ke arah jungkook.

"Riasnya masih lama? Aku tunggu di bawah ya," ucap Jungkook bukan menjawab saran dari kekasihnya itu.

"Aku bentar lagi selesai, kamu kebawah dulu gapapa," jawab Nara sambil merapikan rambutnya yang di cepol ke atas.

Jungkook melangkahkan kakinya mendekati daun pintu.

"Eh bentar yang," ucap Nara menghentikan langkah jungkook yang tengah meraih gagang pintu.

"Ada ap--"

Cekrek

Cekrek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VVIP - kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang