-02-

6 1 0
                                    

---

Aku akan ke rumahmu pukul 4 sore.

-maya

Ini sudah jam 5 sore dan Maya belum datang juga.. tidak adakah manusia jaman sekarang yang pergi dan datang tepat waktu?

tin tin

Suara klakson dari depan rumah. Kubuka pintu rumah ku dan itu adalah Zen dan Louis.

"Yo. Ruvi" sapa Zen

"Mana Maya?" tanya Louis

"Entah."

"Maaaafkaan aku kawaaaaan!" suara nyaring entah dari mana terdengar mendekat dengan cepat. Maya datang dengan koper besar ditariknya.

"Kau terlambat Maya!" geram Louis. Aku memutar bola mataku. Padahal dia juga kan baru datang. Apa kabar yang menunggu disini.

"Loui tidak membantuku sih, jadi aku terlambat!"

"Hah? Kau menyalahkanku?"

Aku meninggalkan mereka tanpa bersuara. Zen mengikutiku masuk dengan membawa koper Maya. Mereka pasti akan bertengkar. Lebih baik ditinggal saja.

Aku membuka koper Maya.

"Wah, Maya sangat keren!" ucapku sembari melihat kostum yang telah dibuat Maya. Yang lebih keren lagi adalah dia membuat semuanya handmade . Dia sangat berbakat.

"Zen, memangnya kita akan kemana malam ini?" Jujur saja dari tadi siang saat Loui mengingatkanku, aku hanya ingat bahwa kami punya rencana untuk Halloween. Itu saja.

"Kau lupa?" tanyanya heran.

"Y-ya. Aku tidak tau kenapa aku tidak bisa ingat yang terjadi akhir-akhir ini"

"Kita akan pergi ke festival Halloween, setelah itu kita pergi ke kastil tua."

Kastil?

Deg

"K-kastil? Maksudmu kastil yang ditengah hutan itu?", aku mohon jawabannya bukan.

"Ya, memang ada kastil lagi selain itu?"

Jantungku berdegub lebih kencang rasanya. Kastil tua ditengah hutan itu? Ah! Kepalaku berdenyut. Penglihatanku berputar. Dan ingatan sosok berjubah hitam itu muncul.

"Ruvita, apa kau baik-baik saja?"

Seketika aku tersadar. Dan merasa biasa saja. Jantungku juga kembali normal.

"Ruvita?" kulihat Zen menatapku khawatir.

"Aku baik-baik saja."

Kami sudah berganti pakaian dengan kostum yang dibuat Maya. Aku berkemeja putih berbahan kerut dipadu dengan dress pendek berwarna hitam berenda lengkap dengan pita-pita kecil dipinggirnya. Maya tidak lupa memberi aksen buah labu Halloween pada topiku. Maya mengenakan dress oranye dengan renda ungu, stocking belang-belang selutut dan sepatu boots berwarna hitam. Rambutnya dikuncir dua dengan pita merah. Sedangkan Louis dan Zen mengenakan pakaian bertema vampire. Zen terlihat seperti vampire aslinya dengan rambut peraknya itu. Rambut perak ya, hmm..

"Zen, kemarilah" Panggilku pada Zen.

"Ada apa?"

"Tolong merunduk" Dia pun melakukan apa yang kuminta. Aku memakaikan jepit labu kecil di rambutnya.

"Apa ini?" ucap Zen lalu pergi bercermin.

"Woahh ide bagus Ruvi!" Louis sebagai komentator pertama.

"Uuuhh~ sugoku kawaii ne~" Maya sebagai komentator kedua.

Sekitar jam tujuh malam kami pun keluar. Festival kali ini benar-benar ramai. Semua orang memakai kostum yang unik. Apel karamel ditanganku hampir tak termakan karena sibuk melihat sekeliling. Dan Maya sibuk berlarian kesana kemari melihat satu-satu stan yang ada disini.

Tak terasa sudah 3 jam berlalu. Sepertinya festival ini tidak akan berakhir sampai matahari muncul.

"Yooshh! Saatnya kita uji nyali!" ucap Louis riang.

Kami semua masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju kastil tua yang dimaksud oleh Zen tadi sore. Maya tertidur sepanjang perjalanan. Dia kekanakan sekali. Tapi dia berani ikut. Sepanjang jalan yang kami lewati hanya ada pepohonan yang rimbun disisi jalan tanpa ada lampu penerangan. Benar-benar gelap. Aku yakin tidak ada orang yang berani lewat sini sendirian.

"Aku pernah mendengar cerita bahwa setiap malam Halloween kastil ini berpenghuni". Cerita Louis.

"Siapa yang ingin menempati kastil tua tak terurus itu.."

"Nama nya aja cerita, percaya saja" Zen berkata santai.

Sesampainya disana, reaksi kami spontan menyebut kata "wow". Karena dilihat dari dekat, kastil itu terlihat kokoh sekali dan aku terkejut karena kastil itu dihias pernak pernik Halloween.

"Mungkin, sedang ada yang mengisinya? Lagi pula kastil ini bisa di sewa 'kan?" tanya Zen.

"Yaa, mungkin. Atau memang 'berpenghuni'" jawab Louis ragu sambil mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang menghuni.

"Apa sebaiknya kita pulang lagi saja?" saranku pada mereka. Perasaanku benar-benar tak enak. Menurutku ada aura yang aneh keluar dari kastil ini.

"Bagaimana kalau kita cek ke dalam?" Ide 'buruk' Maya muncul.

"Ehh? Bagaimana jika itu tidak sopan?"

"Tenanglah Ruvi, ini malam Halloween. Kita dapat mengetuk pintu mereka dan bilang 'trick or treat?'" Maya ini benar-benar...

"Ide bagus" gumam Louis.

Kami keluar dari mobil dan mendekati pintu utama kastil ini. Ketika Maya hendak mengetuk pintu, pintunya terbuka dengan sendirinya.

"Fiuhh~. Yang barusan itu mengagetkanku. Haha" ucap Maya sembari duluan masuk ke dalam kastil. Kami mengelilingi seisi kastil tapi tidak menemukan satu orang pun disini. Padahal semua obor menyala. Apa mungkin yang mengadakan acara disini sedang berada di tempat lain?

Zen, Louis, Maya terlalu asyik mengelilingi kastil ini. Mereka berjalan duluan di depan.

"Mereka ini seperti anak kecil saja." Gumamku sambil terkekeh.

Ah!

Ada cahaya silau didepan mataku berbentuk bola kecil berwarna kuning terang. Sesaat aku pikir itu adalah kunang-kunang, namun ternyata sebuah bola cahaya. Bola cahaya itu terbang mengelilingiku dan seperti ingin membawaku ke suatu tempat. Langkahku terasa ringan mengikutinya sampai ruangan paling atas dari menara ini. Anehnya, sepanjang aku jalan menaiki tangga keatas, obor yang kulewati mendadak mati satu per satu. Tapi entah mengapa aku menghiraukannya.

Di lantai teratas ini hanya ada satu ruangan kamar. Bola tersebut masuk kedalam kamar itu. Ada keraguan sesaat untuk aku memasuki kamar itu. Kupikir sebaiknya aku panggil yang lain terlebih dahulu. Aku pun berbalik namun bola itu menahanku dan seperti mengajakku memasuki kamar tersebut.

Hanya ada satu ranjang, lemari dan meja. Juga jendela yang banyak.

Deg Deg.

Rasanya ini seperti..

Deg Deg.

Oh tidak. Aku hitung jumlah jendela yang ada di kamar ini..

7.

Deg Deg.

Aku hendak berbalik namun seseorang memukul tengkuk ku dari belakang. Dan semuanya menjadi gelap.

HelloweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang