How We Met (part 1)

6 0 0
                                    

Rasanya aneh, benar sangat aneh. Disaat rembulan bersinar, langit menangis, bintang mengumpat, manusia mencari kehangatan dibawah kayu yang mereka sebut sebagai 'Tempat kembali'.

Beberapa orang melakukan aktivitasnya masing-masing, Akan tetapi, bagiku disaat seperti inilah saatku bersantai. "Kurasa besok tidak akan datang," lirihku pilu sambil menyeruput coklat hangat dalam balutan cangkir putih tebal bertulisan 'Relax Girls'.

Aku duduk di sebuah kusen jendela, berwarna coklat susu. Dinginnya udara seakan mengalir melewati kusen tua itu. Seakan dialiri listrik dingin, Kakiku yang setengah telanjang, hanya di tutupi sebuah celana pendek sepaha atas. Merinding, menggigil karnanya.

Kaus putih yang kukenakan sangatlah lebar, berwarna putih gading dengan lengan pendek hitam bertemakan panda di tengah-tengah. Tak luput juga bandana merah darah yang berada pada ubun-ubun ku yang sangat mencolok.

Sambil beberapa kali aku meniup cawan di tanganku, sesekali melihat keluar... Bumi sedang ditangisi oleh langit itu sendiri.

Dengan muka masam yang menjadikan kegelapan makin pekat, sehingga cahaya rumah hanya seperti goresan kuning kecil dalam kanvas berisi warna abu-abu.

Jatuhnya air mata langit, membuat sebuah gumpalan asap. Berbau tanah yang lembab dan sejuk. Jika melihat didepan ada sebuah parit besar. Air mata itu bergabung dalam riakkan sungai. Menari-nari kegirangan seperti sebuah klub bola mendapatkan gol di menit terakhir.

Pepohonan mengeluarkan suara gemerisik karna saling hantam satu sama lain, oleh adanya adu domba sang udara.

Sekali lagi aku meniup cawanku dan menegak pelan isinya. Rasa kental manis masuk melalui tenggorokkan dinginku. Menjadi hangat.

Jika kalian pernah mencoba ini dirumah, kalian pasti pernah merasakannya. Hangat dari tenggorokan hingga ke perutmu. Sangat nyaman jika melakukan hal ini pada suasana dingin mencekam.

"Hei!!"

"Kyaaa!!!"

"Pergi tidur besok sekolah!!"

"Bisa tidak, tidak usah melempar barang ke arahku!? Kau tahu aku lagi di jendela dan ini lantai dua bodoh!"

"Hmm,"

Kalian tahu hal menyebalkan dikeluarga adalah saudara kandung? Mereka masuk tanpa mengetuk pintu, diusia remaja dengan tingkat emosi belum stabil, melempar barang ke muka seseorang dengan enaknya, tanpa pikir tempat.

Apalagi kalau berbeda gender, rasanya seperti ingin memeras kepalanya hingga otaknya berputar menjadi dadar gulung. "Tak usah berpikir macam-macam, bolos bukanlah tipemu," tinggi, putih, paras rupawan, menawan, dermawan layaknya setan. Kakakku berdiri di kusen pintu sambil melipat tangannya dan menaikkan satu alisnya.

"Aku tidak akan melakukan hal macam-macam, meskipun lelah dengan kehidupan, meski begitu... COKLATKU TUMPAH BODOH!!" teriakku lalu menaruh cangkir di meja belajarku. Dengan menarik kausku aku berkata "Sekarang jadi lengketkan," namun kakakku diam saja seakan memang tidak berdosa. Ya dia iblis.

"Begitu juga kehidupan, lengket, tidak enak dilihat, dingin. Meskipun manis, harum, dan di tempeli semut, jangan mengeluh cepatlah tidur dan matikan lampu, lagipula coklatmu ini yang tumpah bukan punyaku,"

Begitu selesai angkat bicara dia pergi begitu saja. Ya aku hanya termangu diam dengan rasa jengkel sih, tapi pada intinya dia perduli. Ingatlah se bajingan apapun keluargamu, mereka tidak akan mengkhianatimu. Se baik apapun temanmu, dialah iblis paling atas dalam penghancuran mimpimu.

Tanpa pikir panjang aku menutup jendela dan menguncinya, aku sengaja membiarkan gordennya terbuka. Aku pun segera menaiki kasur ku, terdengar suara decitan per yang tua dari kasur bebek ini. Menarik selimut hingga dada dan berbaring menatap langit-langit kayu.

Ribuan kali aku berpikir bagaimana caranya agar keluar dari kandang singa ini, namun tidak pergi ke kandang macan.

Dunia luar sangatlah menakutkan, pikirku sambil menatap buliran air-air yang menempel pada jendela ku. Lalui saja dengan senyuman ya? Mungkin ia benar. Aku mengerjapkan mata dan tidur pulas berharap besok akan baik-baik saja.






~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Nahan gak nulis selama UAS, dah lama gak post. Really bad Girls haha.

Mungkin ini bakal rumit banget gak tau saya bisa apa enggak. Wkwk.... have a fun time of reading guys....

Midnight VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang