01 GATRA

5.2K 113 26
                                    

"Ga, kantin yuk." Ajak Sava, pacar Gatra.

"Duluan ajah, masih main." Tolak Gatra dengan mata yang tak berpaling dari layar ponselnya.

"Aku tunggu di meja biasa ya," ucap Sava kemudian pergi.

"Nungguin gih, sampe Akai* jadi beruang, gue mau Mabar (main bareng)." Ucap Gatra setelah Sava pergi.

"Ga! Cepetan!" teriak Mantra, teman semeja yang merangkap sebagai sahabatnya.

"Bentar Koko!" sewot Gatra pada Mantra. Mantra memang keturunan korea, dengan mata yang hanya segaris membuatnya semakin kentara.

Dimana tempat paling sepi di sekolah?

Gudang.

Gudang olahgara yang sudah mereka sulap menjadi tempat main bareng paling nyaman. Matras buluk sebagai kasur dan bola basket yang sudah kempis sebagai bantal. Nyaman? Anggap saja begitu. Jika kalian berfikir gudung ini kotor, kalian salah besar sebab Joy selalu membersihkannya.

"Man, kasih tau Pian sama Joy supaya ikut main." Mantra mengangguk kemudian mengontak Pian dan Joy.

"Lama bener." Kata Mantra pada wanita yang baru masuk, Joy. Namanya memang seperti lelaki, tetapi dia seorang perempuan yang cantik.

"Pian mana? " tanya Gatra, melihat kebelakang tubuh Joy. Biasanya Pian suka bersembunyi di balik tubuh Joy walaupun tubuhnya lebih tinggi dari Joy.

"Masih di kantin."

"Mulai aja, dari pada nunggu Pian kelamaan," desak Mantra. Yang lain menyetujui.

"Ohhh, jadi gitu! Kalian main tanpa gue?" Suara yang mengagetkan mereka adalah milik Pian. Lelaki berkulit sawo matang dengan rambut urakan.

"Lagian lu lama banget."

"Eh cewe! Lu diem ya! Lu juga yang ninggalin gue, gue lama karena nyari lu."

"Udah-udah, kita kapan mainnya kalo kalian ribut terus." Lerai Gatra, "yuk lah maen."

Ketika yang lain sedang bersiap dengan hero masing-masing, lain halnya dengan Gatra. Sudah berkali-kali ia mencoba membuka aplikasi, tapi hasilnya sia-sia.

"Yah patesan ga masuk-masuk. Kuota gue abis! " kesal Gatra ketika mengecek kuotanya.

"Bay, bay, Ga kita maen tanpa elo, hahaha."

"Si Kokoh bahagian banget, biasa ajah kali."

"Joy, Koh harusnya tuh kita kasih sumbangan buat Gatra." Gatra mengangguk setuju dengan Pian. Pian terbaik, batin Gatra.

"Tapi ga usah deh, sayang uang. Lumayan buat maen ke warnet."

"Sialan lo! Gue kira lo beneran mau ngasih sumbangan kuota atau tethering  gitu."

"Pian ajah ngasih sumbangan, dia 'kan pelitnya akut."

"Yeeh.. Bukannya pelit gue tuh selalu hemat, hemat itu pangkal kaya. Miskin kuota? Ngga banget deh."

"Iya, gue tau gue gembel kalian semua tajir." Ucap Gatra, mendramatiskan dengan tampang sedih minta ditabok.

"Heleh, sok-sokan tajir kalo main ke rumah Gatra ajah lu masih minta Wi-Fi ." Pian hanya menunjukan cengiran kudanya pada Mantra.

"Mainnya ntaran aja deh, gue lagi nggak mood," ucap Joy tiba-tiba.

"Yah lu gimana sih, gue kan mau pamer hero baru."

"Pian lo tuh ga boleh sombong, ingat pesan Mamah Dedeh."

"Joy, gue tau ya nama emak lo tuh Dedeh, tapi ga usah bawa-bawa emak lu yang semok."

"Mending emak gue lah semok, dari pada emak lo tepos!" seru Joy gemas.

"Emang lu tau emak gue?"

"Tau lah, yang tepos itu ,kan?"

"Anjir, emak gue dikatain tepos dua kali sama cewe yang lebih tepos dari pada dia." Kalimat Pian yang menggundang jambakan dari Joy, dengan senang hati diterima olehnya

Setelah pertengkaran kecil tersebut, rencana main bareng game mobile dibatalkan.

Semua sibuk dengan kegiatan masing-masing, Joy yang sedang berchatting ria, Mantra dan Pian yang sedang bermain game ludo pada ponsel Pian, dan Gatra yang sedang melamun.

"Bantar lagi bell, kelas yuk."

---

"Ga jangan lupa nanti malam kita nampil di tempat biasa," ucap Pian sebelum memakai helm, "gue sama Mantra duluan ya Ga," pamitnya.

"Hah?! Masa gue dengernya ngupil di tempat biasa," kata Joy dengan menekankan kata ngupil. "Lah mereka cuma anggap gue angin lalu."

"Iya gue inget. Ati-ati Yan, Koh." Balas Gatra dengan lambaian tanggan, padahal mereka belum beranjak dari tempat.

"Joy lo jemput, kan? " Joy mengangguk pada Mantra.

Tak sengaja mata Gatra melihat Sava yang sedang tertawa bersama.. Bian. Gatra mencoba berfikir positif dengan apa yang baru ia lihat tapi, setelahnya Bian mengacak rambut Sava dan jangan lupakan tawa bahagia keduanya.

Lelaki mana yang merasa baik-baik saja, tanpa ada rasa curiga, tanpa ada rasa cemburu, marah, kecewa saat kekasihnya bersama lelaki lain. Gatrapun merasakan demikian.

"Joy rambut gue nggak usah diacak-acak." Sindir Gatra dengan keras, membuat dirinya manjadi bahan tontonan sesaat, termasuk Sava tapi tidak berlangsung lama karena Bian sudah mengalihkan perhatian Sava. Sedangkan Joy yang berada di sampingnya merasa bingung.

"Apaan sih Ga, gue nggak ngacak rambut lo!" Gatra hanya memberikan kode pada Joy untuk mengikuti alurnya melalui kedipan mata.

"Gue cape Joy, hayati lelah liat adek yang berkali-kali jalan sama cowo lain."

"Najis ya Ga,  lu cowo tapi bahasa lu kaya cewe alay kurang belaian."

"Joy banget!"

"Gue duluan deh, udah dijemput sama- Aduh, maaf gue nggak sengaja." Perempuan yang ditabrak Joy menganguk kemudian pergi. Sedangkan Joy mengangkat bahunya acuh, kemudian melirik Gatra.

"Biasa ajah dong liatnya, lo kenal sama dia?"

"Enggak, tapi mukanya familiar mirip siapa gitu."

"Yeh itu mah mukanya dia pasaran. Udah ah, gue udah di tunggu sama mamah Dedeh."

---

Penampilan prima dari tim Yellowdw berakhir dengan skor telak. Tampil yang dimaksud disini adalah permainan cantik mereka saat bermain game.

"Main terakhir, terus kita pulang lanjut dirumah masing-masing." Perintah Gatra setelah melihat jam tangan berwara hitam di pergelangannya.

"Baru jam segini Ga, santai ajah besok hari Minggu ini 'kan?"

"Besok itu hari jumat goblok!"

"Kokoh nggak boleh kasar gitu sama Pian."

"Engga Ga, gue nggak kasar. Pian nih kalo mengumpat suka bawa-bawa anjing yang ga salah. Diomongin di belakang lagi. Emang laknat dia."

"Kalian bacot lagi tim kita kalah!" seru Pian. Kemudian mereka semua fokus pada layar monitor masing-masing.
-

Akai* salah satu karakter dalam game mobile legends berwujud panda berperaan sebagai tank.

GatraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang