PART 8

56.4K 2.1K 70
                                    

Happy reading
Typo bertebaran~

Saat ini. Detik ini. Camilla yang baru bangun dari tidurnya, dengan rambut acak-acakan terlihat bingung karena seorang Pria menerobos masuk ke Apartemen miliknya, sedetik setelah ia membuka pintu persegi panjang itu.

Clyde menduduki sofa dengan santai. "Bereskan barangmu karena kita akan berlibur dua hari!"

Bukan permintaan persetujuan, tapi sebuah kalimat perintah yang tidak boleh ditolak!

"Aku sudah mengatur Manager Restoran itu supaya mengijinkanmu, jadi tidak usah khawatir!" ujar Clyde kemudian.

Camilla langsung menutup mulutnya tanpa sempat mengatakan apa yang ada dibenaknya, karena Clyde telah menjawabnya. Sesekali menurut tanpa perlawanan bukan hal yang buruk. Camilla mengangguk dan kembali masuk ke dalam kamarnya. Dimasukannya beberapa helai baju dan barang kebutuhannya ke dalam sebuah koper kecil.

Setelah itu ia langsung ke Kamar mandi dan membersihkan diri. Tidak seperti perempuan lain yang hobi menghabiskan waktu berlama-lama di dalam Kamar mandi dan memoles wajah dengan make-up, Camilla justru sebaliknya. Gadis muda itu justru selalu tampil natural, paling hanya bedak tipis yang digunakannya agar wajah cantik itu tidak tampak pucat.

Liburan yang dimaksudkan Clyde ternyata pergi ke sebuah pulau kecil. Pulau yang terletak di seberang kota ia tinggal. Jika menggunakan kapal akan membutuhkan waktu 3 jam. Tapi karena Clyde yang mengajaknya, Camilla tidak perlu berpanas-panasan menggunakan kapal sewaan.

Ia baru saja turun dari Helikopter yang baru saja mendarat di sebuah pulau berbentuk lingkaran. Landasan Helikopter itu terletak di ujung Pulau yang dibatasi tembok pendek juga bebatuan yang telah disusun serupa agar tidak dilalui oleh ombak.

Sama sekali Camilla tidak bertanya ke mana Clyde akan membawanya pergi. Pria yang mengajak liburan itu juga sama sekali tidak terlihat ingin mengatakan. Untung ia tidak salah kostum. Camilla hanya memakai celana jeans setengah paha dengan baju sabrina.

Suara deburan ombak dan pemandangan indah di sekelilingnya membuat Camilla terpanah. Tidak sia-sia perjalanan 30 menitnya.

"Suka?" Clyde memperhatikan tingkah Camilla sedari tadi dibalik kaca mata hitamnya.

Camilla mengangguk dan tersenyum, "suka."

Pengawal Clyde sudah siap menyambut dan membawakan barang bawaan mereka.

"Ayo." Pria itu menggandeng tangan Camilla dan mengajaknya menyusuri jalan setapak menuju sebuah villa yang di belakangnya adalah hutan kecil, tapi cukup lebat dengan pepohonan tinggi.

Diam-diam gadis itu menghitung pengawal yang mendampingi mereka di tempat ini. Ada sepuluh orang total termasuk Pria berkaca mata yang mengetuk pintu ketika Clyde hampir menelanjanginya waktu itu.

Mereka tidak langsung masuk ke dalam satu-satunya Villa yang berada di Pulau ini. Tidak perlu bertanya, karena Camilla langsung tahu jika ini adalah Pulau pribadi milik pemuda tampan itu. Wajar jika Camilla menyimpulkannya demikian karena tidak ada orang lain selain mereka di sana.

Duduk di atas pasir pinggir pantai di bawah paparan langsung sinar matahari rupanya tidak buruk juga. Hangat.

"Kenapa kau membawaku kemari?" Camilla memincingkan matanya saat memandang Clyde. Silau karena sinar Matahari.

Pria itu malah mengendikan bahunya saat ditanya. "Kupikir kau bosan dengan rutinitasmu."

"Baru kali ini aku melihatmu berpakaian casual," celetuk Camilla memperhatikan kaus putih dan celana sedengkul berwana senada.

"Dan bukan warna hitam," tambah Clyde.

"Kau benar!" seru Camilla takjub.

Kembali Clyde tertawa lepas karena Camilla. Ekspresi lucu gadis yang memiliki mata indah itu saat baru menyadari sesuatu benar-benar membuatnya geli.

NastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang