kepulangan Ibu

97 5 0
                                    

Kali ini ibu Syakira akan benar-benar pulang karena dia sudah dalam perjalanan menggunakan pesawat.

Kini Syakira menunggu di bandara bersama keluarganya. Hati Syakira sangat bahagia sekali. Tiada kata yang bisa mengalahkan kata bahagia didalam hatinya. Kedua kakaknya pun sangat bahagia.

Siapa sih yang tidak bahagia kalau akan bertemu dengan sesosok ibu yang sudah lama tidak berjumpa?

Sudah hampir dari tiga jam Syakira bersama keluarganya menunggu dibandara, namun ibunya tak kunjung datang.

"Nek masih lama yah?" Tanya Syakira.

"Sabar yah neng bentar lagi kok" ucap nenek sambil merangkul Syakira dan mengelus-ngelus kepalanya.

"Ibu...." gumam Fani terkejut.

"Mana..?" Tanya Syakira antusias sambil berdiri. "Ibu......." teriak ketiga anak bu Ratna sambil berlari ke arah sesosok wanita yang juga sedang berlari kecil.

Kini ketiga anak itu berpelukan bersama bu Ratna. Suasana disana sangat membahagiakan dibarengi dengan tetesan air mata bahagia.

Pelukan itu terlepas setelah sang nenek bertanya:" Gimana rat sehat?"

Bu Ratna langsung meraih tangan wanita paruh baya itu dan menciumnya:"Alhamdulillah bu saya sehat"

"Ibu sendiri bagaimana? Sehat bu?" Tanya bu Ratna balik.

"Ibu sehat kok" jawab wanita paruh baya itu.

"Kalau anak-anak ibu gimana sehat kan? " tanya bu Ratna kepada ketiga anaknya.

"Sehat dong bu" jawab ketiga anak itu serentak.

"Alhamdulillah kalau sehat..wah Syakira udah besar yah" ucap bu Ratna sambil mengelus kepala Syakira.

Syakira hanya mengangguk dan tersenyum. Sebenarnya dalam hati Syakira merasa malu. Entah kenapa dia malu dengan ibunya sendiri.

**

Banyak sekali oleh-oleh yang dibawa bu Ratna, mulai dari baju, makanan, perhiasan, sepatu dan yang lainnya.

"Wah bajunya bagus sekali" ucap Syakira setelah mengenakan salah satu baju  yang dibawa bu Ratna.

"Gimana kamu suka?" Tanya bu Ratna.

"Suka banget dong bu" desis Syakira.

Kemudian bu Ratna mengambil sebuah kotak dari dalam tasnya:"Fani ini untukmu.." ucap bu Ratna sambil memberikan kotak bergambar handphone.

Fani langsung meraihnya:" wah ini beneran bu, ini bagus sekali"

Syakira hanya bisa terdiam memperhatikan tingkah kakaknya yang sangat bahagia. Dalam hatinya tersirat rasa iri terhadap kakaknya.

"Oh ibu juga punya untuk Syakira" ucap bu Ratna sambil mengambil satu kotak lagi dalam tasnya "Ini untukmu.." lanjut bu Ratna.

Ada rasa keraguan pada Syakira saat hendak mengambil kotak itu dari bu Ratna.

"Kamu yang biasa aja dulu yah jangan yang bagus-bagus karena kamu masih kecil" ucap bu Ratna. Setelah mendengar perkataan itu Syakira langsung mengambil kotak handphone itu dari tangan bu Ratna.

"Harusnya Syakira jangan dibelikan dulu bu kan dia masih kecil" gerutu Fani sambil mengambil kotak handphone Syakira.

Rasa kesal kini memburu didalam hati Syakira:" apaan sih kak, itu kan punyaku, kembalikan!"

"Gak ini buat kakak aja anak kecil gak usah pegang hp" Fani malah semakin gemas melihat tingkah Syakira yang kesal, jadi Fani semakin senang membuat adiknya itu kesal.

Syakira berusaha mengambil kotaknya dari tangan kakaknya. Namun jahil kakaknya semakin menjadi-jadi kotak adiknya tersebut malah Fani angkat membuat tubuh mungil Syakira semakin kesulitan menggapainya.

"Kak..udah dong kasih kotaknya"ucap bu Ratna yang melihat tingkah laku keduanya sangat menggelikan.

"Ya udah deh nih" ucap Fani sambil memberikan kotak handphon-nya.

"Oh ya..kakakmu kemana Fan?" Tanya bu Ratna sambil mencari keberadaan Yusuf.

Sambil memainkan hp barunya Fani menjawab:"Ah..paling kak Yusuf main bu"

Hari itu keluarga bu Ratna sangat bahagia. Mereka membagikan oleh-oleh kepada semua keluarga dan para tetangga.

"Malam ini Syakira tidur sama ibu yah" desis Syakira sambil memeluk manja bu Ratna.

"Iya sayang" sahut bu Ratna dan membalas pelukan dari Syakira.

"Fani juga yah bu" ucap Fani yang ikut berpelukan.

"Iya iya" sahut bu Ratna.

Syakira'POV

Malam ini malam yang sangat membahagiakan. Aku bisa tidur bersama ibuku.

Dulu ketika ayah dan ibuku belum bercerai, kelurgaku sering tidur bersama bahkan satu ranjang. Ya..walaupun sempit tapi bagiku itu adalah satu kenangan yang sangat aku rindukan.

Entah dimana sekarang ayahku berada, entah sedang apa ayahku sekarang, apakah dia sudah makan? Apakah dia baik-baik saja?

Setiap hari pikiran itu selalu tersirat dikepalaku. Walaupun ayahku pergi tanpa berpamitan dan sampai sekarang tidak memberikan kabar, tapi bagaimana pun dia tetap ayahku. 
Waktu kecil aku yang paling dekat dengan ayah. Aku merindukan pelukan kasih sayang darinya. Biasanya sebelum tidur aku selalu di bacakan sebuah cerita olehnya.

Aku merindukan kehangatan keluargaku...

Tiba-tiba air mataku terjatuh, untung saja lampu kamar ini dimatikan jadi aku tidak akan terlihat menangis oleh ibu dan kakakku. Dan sepertinya mereka sudah tertidur pulas. Aku hanya perlu menahan suara isakan tangisku agar tidak membangunkan ibu dan kakakku.

Tapi aku tidak suka seperti ini aku ingin mengeluarkan semua rasa sedihku ini.

Kuputuskan untuk keluar kamar dan beranjak menuju kamarku sendiri.

Setelah aku sampai dikamar aku mengeluarkan semua air mataku masuh dengan tangisan dalam diam, karena kalau sampai bersuara pasti akan terdengar oleh nenekku, karena kamarku dan nenek bersebelahan.

Kini rasa sedihku sedikit menghilang. Air mataku juga sudak tidak berjatuhan.

Kulirik jam dinding ternyata sudah jam 12.54, tapi aku masih belum mengantuk.

Aku beranjak dari kamarku dan berniat kembali ke kamar ibuku.

"Syakira..kamu belum tidur" ucap nenek menghentikan langkahku.

"Iya nek Kira susah tidur nek" sahutku.

"Ya udah kamu tidur sama nenek aja yu" ujar nenek.

Wah..tidur sama nenek pasti cara paling ampuh buat aku tertidur.

"baik nek.." ucapku bahagia.

Diari HijrahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang