T I G A

922 159 8
                                    

Sepekan telah berlalu sejak pertemuan antara Tzuyu dan Sehun kala itu. Sejak saat itu, Tzuyu tidak lagi menemukan sosok berkulit pucat itu muncul di Screaming Beans. Gadis itu sendiri tidak tahu, apakah dirinya harus merasa lega karena tidak perlu terganggu oleh kehadiran Sehun atau justru merindukan kemunculan sang adam. Chaeyoung juga tidak lagi mempertanyakan tentang identitas Sehun padanya. Chanyeol masih berkunjung setiap istirahat makan siang tiba dengan teman-temannya, tetapi tidak pernah meledek Tzuyu lagi.

Yah, setidaknya, selama sepekan terakhir, Tzuyu merasa jauh lebih damai dalam menjalankan pekerjaannya.

Tzuyu sedang asyik membaca ramalan bintang di majalah saat mendengar suara wanita yang cukup keras, memenuhi setiap sudut Screaming Beans. Dengan terpaksa, ia harus mengalihkan pandangannya dari majalah. Ia melihat ada seorang wanita yang baru saja memasuki Screaming Beans seraya mengatakan sesuatu bernada protes kepada seseorang.

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku hanya ingin kita berpisah?" Suara wanita itu cukup keras, sehingga berhasil menarik perhatian siapapun yang tengah berada di dalam kedai kopi ini.

Tzuyu hanya mengernyit saat mendengar kalimat tersebut. Akan tetapi, di detik berikutnya, gadis itu terkejut bukan main saat mendapati seorang lelaki yang mengekor di belakang sang dara.

Dan pria itu adalah Sehun.

"Aku pesan Cappuccino." Wanita itu memesan pada Tzuyu.

Tzuyu yang masih terkejut dengan apa yang sedang terjadi pun, sehingga tidak segera merespons.

"Hei, kau mendengarku atau tidak?" Wanita itu terlihat tidak sabar saat mendapati Tzuyu yang hanya memaku terdiam.

"Aku pesan Espresso, seperti biasa." Tiba-tiba, Sehun menyela dengan nada frustasi. "Aku tahu, suasana hatimu sedang tidak baik, tetapi jangan luapkan itu kepada orang yang tak kaukenal."

Tzuyu merasa kikuk saat Sehun terdengar seperti baru saja melindunginya dari omelan wanita di sampingnya. Dengan sedikit canggung, ia menyebutkan harga dari Cappuccino dan Espresso.

"Teruslah bersikap seperti itu, Sehun. Aku tahu, kau tidak akan pernah membelaku." Sang hawa memutar bola matanya jengah seraya melipat kedua lengannya di depan dada.

Sehun tidak merespons kalimat itu dan hanya membayar pesanan mereka pada Tzuyu.

"Mohon ditunggu sebentar." Tzuyu menggumam pelan sebelum beralih menyiapkan pesanan dua orang tersebut. Kepalanya dipenuhi berbagai pikiran. Salah satunya adalah siapa wanita itu? Dari perbincangan mereka, keduanya sepertinya sangat dekat. Perempuan itu bahkan sempat menyebutkan kata berpisah. Apakah wanita itu adalah kekasih Sehun yang ingin berpisah dari sang adam?

Ah, jadi Sehun sudah memiliki kekasih, pikir Tzuyu di sela kegiatannya. Ia sebenarnya tidak mengerti apa yang membuat dirinya harus memikirkan perihal status Sehun. Hubungan mereka hanya sebatas pelanggan dan penjual.

"Pesanan kalian. Cappuccino dan Espresso." Tzuyu menyodorkan kedua minuman tersebut.

Wanita yang datang bersama Sehun segera meraihnya dan berlalu pergi begitu saja.

Tzuyu pikir, Sehun akan segera pergi dan menyusulnya.

Tetapi pria itu menatap Tzuyu dan menyunggingkan senyum kecil di wajahnya yang terlihat lelah. "Maafkan sikapnya. Kuharap, kau tidak menganggapnya serius."

Tzuyu hanya memberikan senyuman kikuk, menandakan bahwa itu bukan masalah besar untuknya.

"Dan terima kasih untuk Espresso-nya." Setelah mengucapkan kalimat itu, Sehun bergegas keluar dari Screaming Beans. Langkahnya sedikit tergesa. Mungkin ia ingin mengejar wanita tersebut.

Tzuyu menghela napas. "Berhenti memikirkannya, Tzuyu. Dia sudah memiliki kekasih."


Hari beranjak malam.

Screaming Beans tidak terlalu ramai malam itu. Hanya ada sepasang kekasih yang sedang berbincang di sudut kedai, seorang mahasiswa yang sibuk dengan notebooknya, dan sekelompok remaja yang sedang bersenang-senang.

Tzuyu sudah selesai dengan shift kerjanya hari itu dan berniat untuk pulang. Setelah melepaskan apron dan menggantinya dengan jaket, gadis itu berpamitan pada rekan kerja lainnya yang bertugas malam itu.

Tzuyu sedang memeriksa isi tasnya, saat kakinya melangkah menuju pintu. Ia tidak menyadari jika ada seorang pelanggan yang masuk, sehingga keduanya nyaris bertabrakan. "O-oh, astaga. Maafkan aku." Tzuyu refleks membungkukkan badannya sebagai ucapan minta maaf.

"Tidak apa-apa."

Tzuyu segera mendongak begitu menyadari bahwa suara yang baru saja didengar olehnya seperti familiar.

Itu Sehun, yang sedang tersenyum ke arahnya. "Kau ingin pulang?" tegurnya.

Tzuyu mengangguk dengan ringisan menghiasi wajah ayunya.

"Ah..." Sehun mengangguk paham. "Keberatan, jika menemaniku mengobrol sebentar? Aku yang akan mentraktirmu."

Jantung Tzuyu serasa berhenti berdetak. Ia harus menjawab apa?

  ——————————

Note:

Hi, guys! Maaf baru update Screaming Beans karena kemarin idenya sempet ngadat huhu. Dan maaf ini pun kayaknya pendek banget, ya?

Ada yang penasaran sama hubungan Sehun dan si cewek yang dateng sama dia itu? Wkwkwk. Coba ditebak hwhw.

Chapter depan bakal diusahain lebih panjang karena *piiip*. Masih jadi rahasia.

Terima kasih buat yang sudah vote dan comment yaaa. They mean a lot to me.

xoxo,

Kiara

Screaming BeansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang