ㄴ 2 ㄱ

171 48 7
                                    

Sometimes people are beautiful. Not in looks, not in what they say, just in what they are. ㅡ Markus Zusak"




Koridor pada pukul sepuluh pagi ini ramai dipadati oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan jam pertamanya.

Dari kejauhan terlihat dua pemuda dengan jarak tinggi yang tidak terlalu jauh berjalan bersisian melewati gerombolan manusia yang memenuhi sisi koridor.

"Kau sudah menghubungi Minhyun-hyung?" Tanya pemuda dengan surai cokelat.

"Ya. Dia dan Seongwoo-hyung sudah dikantin. Menyusul saja." Jawab pemuda dengan surai yang sama disebelahnya.

"Omong-omong, sadar tidak kalau sedari tadi kau jadi bahan pembicaraan mahasiswa disini?" Hyunbin ㅡpemuda yang lebih tinggiㅡ bertanya.

"Sadar kok. Lagi pula mereka punya mulut untuk berbicara." Balas pemuda satunya.

Hyunbin pun mendengus kesal mendengar jawaban temannya tersebut.

"Masalahnya... Jika hanya kau yang jadi bahan pembicaraan, ya tak masalah. Tapi orang lain juga termasuk dalam bahan gosip hari ini. Dan tebak karena apa?
Karena temanku Kang Daniel yang mempesona ini telah mencium orang lain tersebut ditengah lapangan Universitas tanpa tau bahwa banyak orang yang menyaksikannya" Sindir Hyunbin ketus.

Daniel ㅡorang yang disindirㅡ menatap Hyunbin kesal.

Berdecak jengah, Daniel pun membalas, "Ya.. Ya.. Katakan pada seseorang yang mencium Hwang Minhyun ditengah koridor ramai tanpa ikatan status saat itu."

Hyunbin menghentikan sejenak langkahnya lalu memukul pundak Daniel keras.

"Ya! Jangan samakan aku denganmu. Jelas aku lebih tampan." Hyunbin berucap percaya diri seraya menggerakkan alisnya naik-turun.

"Kau membuatku mual, bin-ah."

Sementara Hyunbin hanya tertawa terbahak-bahak menanggapi temannya.
Setelah tawanya reda, Hyunbin pun berlari menyusul Daniel yang mendahuluinya lalu berjalan bersama sembari berangkulan.

"Tapi aku serius dude. Seongwu-hyung bukan tipe seperti Minhyun-hyung yang tidak peduli apa kata orang lain."

Hyunbin menolehkan kepalanya menatap wajah Daniel yang masih datar seakan ia tidak mendengarkan perkataannya. Tapi Hyunbin tahu, Daniel selalu mendengarkan apapun yang berhubungan dengan Ong Seongwu.

Jadi Hyunbin pun melanjutkan ucapannya, "Pada awalnya Seongwu-hyung akan berkata ia tidak peduli. Tapi ketika sampai dirumah, ia akan memikirkannya. Ia akan gelisah, tidak nyaman dan merasa terganggu."

Hyunbin memperhatikan raut wajah Daniel yang semakin gelap dan kembali melanjutkan ucapannya.

"Kau tau...? Mahasiswi yang mendeklarasikan diri sebagai Kang Daniel fans sangat banyak. Dan sepengetahuanku mereka agak sedikit anarkis. Bisa kau bayangkan apa yang akan mereka lakukan pada Seongwu-hyung. Aku mengkhawatirkannya." Hyunbin berucap pelan.

Daniel mengerenyitkan dahinya mendengar keseluruhan kalimat Hyunbin barusan. Ia merasa janggal.

Daniel menyentak tangan Hyunbin yang ada dibahunya keras lalu menatap pemuda didepannya sengit.

Mendengus mengejek Daniel pun berkata, "Kau terlihat sangat mengkhawatirkannya. Kau menyukainya?"

Hyunbin menatap Daniel heran lalu tertawa kecil.

"Jika kau cemburu hanya karena aku mengkhawatirkan sahabat kekasihku sendiri, berarti kau sudah terlalu jatuh padanya, Daniel-ah."

Berdecak keras Daniel pun berlalu cepat meninggalkan Hyunbin. Sementara yang ditinggalkan hanya terkekeh melihat tingkah pemuda yang meninggalkannya.

audentes | ongniel;nielongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang