Hyunhee memperkenalkan diri di depan teman-teman barunya, namun sambutan yang ia terima tak sesuai dengan harapannya. Kelas yang seharusnya riuh, penuh pertanyaan yang diajukan teman-teman baru Hyunhee kepadanya, berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini.
Suasa kelas sepi, seperti tak berpenghuni. Hyunhee menatap satu per satu orang-orang di sana, mengharapkan sedikit antusias dari teman-teman barunya. Namun setelah beberapa menit berlalu keadaan tempat itu tetap saja sunyi, tanpa ada suara.
“Siapa ketua kelas?” Meski Hyunhee sudah tahu jawabannya, tapi ia tidak boleh gegabah. Di medan perang, kita harus berhati-hati dalam mengambil tindakan jika mau selamat sampai akhir. Hal itulah yang mendasari tindakan Hyunhee saat ini.
Anak yang baru saja bersitatap dengan Hyunhee mengangkat tangannya, membenarkan intuisi Hyunhee. Wajahnya datar, namun matanya sarat akan kilau keingintahuan.
“Apakah ada pertanyaan?” Hyunhee memberikan ketua kelas kesempatan langka yang tak akan ia dapatkan lagi jika melewatkannya.
“Mengapa kamu memakai jas hujan?” Kesempatan yang diberikan Hyunhee tak disia-siakan oleh anak itu, ia menanyakan hal yang paling menganjal baginya sekaligus teman-teman sekelasnya.
Pertanyaan yang membuat sudut bibir Hyunhee terangkat.
“Srrttttt ... Ini seharusnya rahasia, kalau aku seorang putri.” Jawaban tak terduga terlontar dari mulut Hyunhee.
“Oh.”
Tapi tanggapan Sehun lebih spektakuler lagi. Hanya dengan satu kata, namun dapat mendidihkan kepala Hyunhee.
Hanya itu? Hyunhee membulatkan mata tak percaya. Tak mengerti jalan pikiran anak berwajah datar itu. Bagaimana bisa anak itu menanggapi jawabannya seadanya?
Dengan cuek Sehun duduk di bangkunya, mengabaikan tatapan memelas teman-teman satu kelas yang ingin mendengar kelanjutan cerita Hyunhee, meski ia tak berbohong sama sekali. Ia benar-benar seorang putri.
Tak ada yang lain? Hyunhee bertanya dalam hati. Ia menatap satu per satu teman-temannya yang memiliki banyak ekspresi di wajahnya, namun pertanyaan itu terpaksa mereka kubur dalam-dalam karena sikap acuh tak acuh ketua kelas.
Hyunhee menatap kesal Sehun. Seperti dugaannya anak itu memiliki kekuasaan mutlak di kelas, dan juga sikap yang tidak menyenangkan. Membuat Hyunhee menyesali pilihannya meminta Sehun untuk mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya. Jika saja ia bisa mengembalikan waktu, ia tak akan memilih Sehun. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Semua telah terjadi, yang bisa ia lakukan kini hanya mengelus dada sambil berharap sedikit sambutan hangat dari teman-temannya.
Bahkan setelah Hyunhee membocorkan rahasia terbesarnya, suasana kelas tetap membeku.
Misi Pertama Hyunhee : Mencairkan Suasana Kelas “GAGAL TOTAL”.
“Tunggu pembalasanku, Ketua kelas!” Hyunhee bergumam, terlalu pelan hingga tak bisa di dengar oleh anak-anak lainnya. Dan mulai saat itu, Sehun masuk ke dalam daftar hitam orang yang harus Hyunhee hindari. Selain anak laki-laki gendut yang sedari tadi terus memperhatikannya di ujung sana.
Hyunhee tak tahu alasan anak laki-laki gendut itu terus menatapinya seperti itu dengan mata bulatnya, membuat Hyunhee tak nyaman dan ingin menyembunyikan dirinya ke negeri antah berantah. Diperlakukan seperti itu, seharusnya Hyunhee balas menatap anak itu, namun Hyunhee tak memiliki keberanian sama sekali untuk sekedar bertemu pandang dengan manik hitam milik anak itu.
Hyunhee menyapu pandangannya ke seluruh kelas, tentunya sebisa mungkin menghindari bersitatap dengan anak laki-laki gendut itu.
Waktu bergulir bersama sunyi. Anak-anak sepertinya tak memiliki pertanyaan untuk diajukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Rain #Chanyeol
FanficAlasan Hyunhee selalu memakai mantel kuning kebesarannya; Pertama, karena ia suka hujan, namun tak suka saat tubuhnya basah diguyur air hujan. Kedua .... Sssrtttt! Ini hal rahasia yang tak boleh diketahui orang lain, jadi kalian jangan kasih hal in...