~Prolog~

43 4 2
                                    

TAKDIR Tidak ada yg bisa merubah kata itu. Mungkinkah ini takdir?

      Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Ia sekolah di SMA KARTINI di Bandung. Salah satu SMA favorit di kotanya. Di pagi buta Raline sudah menyiapkan semua perlatan sekolahnya. Dia juga sudah mulai bersiap untuk berangkat. Namun kelas yg didapatkan bukan kelas yg diinginkannya. Dia masuk ke kelas yg benar-benar tidak ada teman akrabnya. Itu membuat dia tidak semangat. Setelah selesai mandi dia termenung di balkon rumahnya.

Ini hari pertamaku. Akankah dia mengenalku. Aku tau betul kelas dia berada tepat di sebelahku.

"Raline, cepat turun, sarapan sudah siap"

      Seketika Raline terbangun dari lamunannya. Dia bergegas turun ke bawah. Seperti biasa di sana sudah ada kakaknya, Rio dan kedua orang tuanya. Dia anak ke tiga dari tiga bersaudara. Kakak yg pertama bernama Silvia Hanifa, namun dia sudah punya suami dan anak. Sehingga di rumah hanya ada kedua orang tuanya dan bang Rio. Dia terbiasa memanggil kakaknya abang.

"Ciee udah pake putih abu-abu" ledek bang Rio
"Apaan sih bang"
"Udah SMA tapi masih jomblo aja lu"
"Ihhh abang mah yah, daripada abang, punya cewe tapi jarang bnget ketemuan"
"Ihh abang mah banyak yang ngejar, santai aja lah"
"Ihh aku juga banyak kok, akunya aja yang gak mau pacaran" jawab Raline sambil menahan malu.
      Ayah Raline hanya tersenyum melihat mereka berdua, sedangkan mamahnya mulai tak tahan

"Rioo, sudah deh jangan ledekin adikmu mulu".
"Mah paling bentar lagi dia punya pacar mah."
"Udahlah masih baru SMA jangan pacaran, ayo cepet selesaikan makan kalian"

      Ketika semuanya sudah selesai makan, Raline berangkat sekolah bareng bang Rio, karna tempat kuliahnya searah dengan sekolah Raline.

***

   Ketika sampai di sekolahnya, ada teman-teman SMPnya yang sedang berkumpul di depan kelasnya. Ia bergabung sebentar dengan teman-temannya. Dan ia baru sadar jika dia membuat keputusan yang salah. Semalam dia memutuskan untuk duduk dengan Alena. Alena satu SMP dengannya, namun dia tidak begitu dekat. Namun, teman-temannya mengatakan jika Alena orangnya sangat berisik. Oohh tidak, Raline benci orang berisik. Sekarang teman-temanmya berkata
“MATI KAU....” diikuti tertawaan mereka yang puas melihat Raline menderita

Mampus deh, kuat gak yah duduk sama dia setahun

      Setelah bel berbunyi Raline masuk kelas. Begitupun dengan teman-temannya. Harusnya jam itu ada wali kelas yang masuk, namun tidak ada satupun guru yang masuk ke kelas Raline. Di kelas itu anak-anak mulai ngobrol dengan teman sebangkunya. Akhirnya Raline membuka obrolan dengan Alena

"Emm Len, kamu yang sering ke kelasku kan dulu?"
"Iyaaa" jawab Alena dengan muka datarnya
"Teman akrabnya Marsha ya...."
"Bisa dibilang begitu." muka Alena masih datar dan tak mau menghadap Raline
"Kelasmu kan anaknya enak-enak kenapa lebih memilih ke kelasku kalo istirahat?" Raline mulai merasa aneh
"Enak apaan, aku minder di sana, jamkospun aku memilih tidur" Alena menundukan kepalanya
"Yaa ampun kok bisa?" Raline merasa makin aneh
"Di sana kelasnya anak hitz" jawab Alena emasang muka sedih.
"Ohhh karna itu, gak usah minder kali, ke aku juga jangan malu" Alena mulai risih dengan Alena yg tak mentapnya
"Ke kamu malu kenapa?" Alena baru berani menatap Raline
"Daritadi aku ngajak ngobrol tapi gak ngadep ke aku, emang aku setan" Raline angkat bicara
"Ehh sorry sorry"
"Santai aja, jadi diri kamu sendiri aja kalo sma aku mah"

Hahh mungkin dia belum sreg sama aku, sekarang brisik darimananya. Pendiem kaya gini, natep aku aja gak berani, emangnya muka aku kaya setan yah

      Ketika mereka sudah asyik ngobrol akhirya wali kelas datang. Wali kelasnya adalah Bu Tantri yang katanya penyabar. Karna ini hari pertama, murid-murid di kelas hanya di minta untuk mencatat jadwal pelajaran. Setelah selesai mereka diperblehkan pulang.
Raline dan teman-temannya berkumpul kembali. Mereka bercerita tentang teman-teman kelas mereka masing-masing.

"Ihhhh gila-gila di kelasku anaknya pinter-pinter banget"
"Di kelasku ada yang dari Bali"
"Di kelasku ada cogannya lohhh"
"Di kelasku gak ada cogan, gak ada yang MENARIK" suara Raline mulai keluar
"Setidaknya kamu kelasnya tetanggaan dengan si Jambul"
"Iyaa sih, tetep aja kalo di kelas gak liat dia. Ehh tau gak tadi si Alena aku ajak ngobrol tapi dia gak berani natep aku"
"Hah? Serius?" teman Raline dengan muka tak menyangka
"Serius deh,kaya takut gitu"
"Iyalah mukamu kaya setan, hahahahahaha"
    
      Mereka tertawa terbahak-bahak dan Raline kesal sehingga dia membalas Rani dengan menggelikinya. Akhirnya mereka saling menggelitiki satu sama lain.
     Oh iya si jambul itu adalah cowok yang disukai Raline dari SMP. Dia adalah anak SMP seberang. Raline mengenalnya karena dia adalah kapten basket SMPnya. Dia juga banyak yg suka, itulah yg mebuat Raline hanya bisa melihatnya. Bahkan ketika para cewe minta foto dengannya Raline hanya bisa diam. Itulah Raline yang terkenal pendiam dan pertama kali suka dengan seorang cowo.

***

Ini cerita pertama aku, jadi minta votenya untuk dukungannya. Dan juga jangan lupa comment apa yg tidak sesuai yaa. Masih pemula terimakasihh:)

Lost FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang