Kita semua tidak tau bagaimana takdir kita. Tapi apakah mungkin takdir bisa berubah karna seseorang?
Raline menyiapkan buku-buku yang sesuai dengan jadwal untuk besok. Dia merasa bingung karena mendapat temen sebangku yang menurutnya aneh di sisi lain dia senang bisa tetanggaan kelasnya dengan si jambul. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dan ternyata ada line dari sahabatnya Selma Pramudhita Emeli, Raline memanggilnya tata.
~Tata~
Tata:
Raline?
Raline:
yaa ada apa bebz?😂
Tata:
aku chat kamu karna khawatir
Raline:
khawatir kenapa?😕
Tata:
karna tetanggaan sama si jambul km jadi kaya orang gila di rumah😱😱
Raline:
kurang ajar ya kamu, awas besok. Mampus luu😈😈Raline meletakkan hpnya di kasur. Dan badannya dilemparkan ke kasur. Baru sehari di sekolah sudah membuatnya merasa lelah. Sambil menatap langit-langit kamarnya, dia memikirkan sesuatu.
Kira-kira bisa gak yah aku ndapetin seorang Ghazanfar Aryo Nareswara. Anak basket yang jadi most wanted di sekolah. Dia juga gak akan kenal aku, tapi aku gak bisa diam begini. Ahhh harusnya aku menjadi cowo saja supaya bisa kenalan tanpa malu-malu.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
"Raline, udah sholat belum" teriaskan mamanya
"Iya ma, ini mau sholat"
"Selesai sholat langsung ke bawah ya, mama udah siapin makanan"
"Siap maaa"
Setelah selesai sholat Raline bergegas ke bawah. Sebelum itu dia cek notif di hp dahulu. Ternyata cuma ada notif dari tata dan grup kelas lamanya. Padahal dia berharap ada yang lain.
Di meja makan dia hanya diam, masih memikirkan Zanfar.
"Lagi mikirin siapa sih neng?" bang Rio mencolek Raline
"Ihh apaan sih colek-colek"
"Lagi kasmaran yaaa"
"Enggalah, baru sehari"
"Halah apaan, cewe kan sukanya jawaban di hati sama mulut beda. Hati bilang iya, mulut tidak"
"Bijak amat lu bang tumben"
"Ihh gua mah orang bijak, iya gak mah"
"Rioo jangan ngomong terus deh" mamahnya sebal
"Pah, mamah tuh"
"Rio, Raline papa tau kok kalian udah gede"
"Aku mah emang udah gede pah, ceweku di mana-mana, Raline nih" bang Rio menunjuk Raline dengan muka meledek
"Ihh abang, Raline kan cuma nurut aja sama orang tua, gak boleh pacaran tau gak" tegas Raline
"Raline, papah gak papa kok kamu pacaran, asalkan pacarannya tidak ke hal yang negatif"
"Hahahah tuh dasar lunya aja yang jomblo lin" bang Rio terbahak
"Abaaaang Rio Marselino,iya aku jomblo, kenapa hah?" Raline kesal
"Gak papa, mblo ambilin minum dong"
"Bang Riooooo" Raline berteriak dan segera memukuli abangnya
"Ampun lin ampun"
"Hmmm kesel aku tuh"
Raline segera menghabiskan makanannya dan kembali ke kamar.***
Hari ini kebetulan Ralinte telat bangun. Semaleman dia nonton film. Akhirnya dia bangun kesiangan dan melewatkan sarapan. Untung saja dia tidak terlambat sekolah.
"Tumben banget lin kamu kesiangan" sapa teman barunya di depan kelas
"Iya, gara-gara nonton film semalem"
"Ohh sini gabung"
"Bentar ya naro tas dulu"
Setelah menaruh tasnya dia langsung bergabung dengan temannya itu. Ternyata teman barunya adalah anak basket juga. Tiba-tiba Zanfar menghampiri.
Ohh tidak, ngapain dia ke sini
Pipi Raline memerah, tapi dia berusaha biasa aja.
"Ehh Velli, lu kelas ini?"
"Ehh Zan, iya nih, kita tetanggaan"
"Iya tetangga sementara"
"Kok sementara" Raline keceplosan
"Iyaa kan katanya mau moving class" Zafran menjawab dengan santainya
"Loh kok aku gak tau yah" Raline bingung
"Lin, lin, kamu kemana aja, grup kelas aja rame ngomongin itu semalem" jelas Velli
"Oh, aku gak buka hp semalem"
"Wha jomblo ya gitu oh haha"
"Ih apaan sih Vel"
Ohh tidak, tidak Zanfar di depanku sekarang. Aku harus apaRaline sangat canggung, dan dia sangat menanti bunyi bel.
Teet... Tett..
Akhirnyaa..
Raline menghembuskan nafasnya.Ketika masuk kelas Raline baru tau ternyata teman-temannya beragam. Ada yang dari Jakarta, Jawa, ataupun Bandung tulen. Raline memang tinggal di Bandung tapi dia tidak bisa Sunda. Iapun hanya asik mendengar perbincangan orang sunda.
"Hari ini kalian hanya perkenalan dengan guru-guru, jadi pulang lebih awal"
Hanya kalimat itu yang Raline tangkal dari guru-guru yang masuk. Sambil menunggu taksi Raline sempet bertemh dengan Zanfar. Raline kira dia bakal nyapa, tapi tidak."Raliiiinnneee"
"Tataa, eh kamuu"
"Yaya kangen yahh..."
"Sini aku jitak yah,... Ngira aku gila-_-"
"Maap yaa Ralineku, aku becendong"
"Awas kamu kalo gitu lagi"
"Eh lin, aku denger, jambulmu lagi deket sama adik kelas kita"
"Aku gk punya jambul deh ta perasaan"
"Ihh Raline mah pinter-pinter lemot"
"Ohh jambul itu" dengan pasang muka polos, dan dia baru sadar
"Hehh, deket? Adik kelas sapa? Kok aku gak tau? Anak basket juga apa gimna?"
"Ya Allah lin satu satulah nanyanya"
"Siapa ta?"
"Belum tau info lanjutnya"
"Haduhh lah belum juga dia kenal aku"
"Sabar yah lin, aku duluan, udah dijemput tuh"
"Ah iyaa iya, byee ta"
Raline pun bergegas pulang pake taksi.***
"Bang, jalan-jalan kuy"
"Tumben banget lu"
"Sekalian kan mama sama papah pergi, jadi sekalian cari makan"
"Hemm okelah kuy"
"Okeh, aku sholat dulu, terus siap-siap"
"Abang juga belum sholat, abang imamin yak"
"Wahh siap"
Setelah selesai sholat, mereka segera bersiap-siap. Bang Rio sudah menunggu Raline di bawah. Jelas Raline lebih lama.
"Sudah? Kuy berangkat"
Mereka melesat pergi dari rumahnya dengan sedan putih bang Rio
"Mau makan di mana?"
"Terserah"
"Dasar cewek"
"Yang bayar abang ini"
"Makan di angkringan aja ya"
"Boleh"
Setelah sampai di angkringan, bang Rio mencari tempat duduk. Sedangkan Raline hanya mengikutinya di belakang.
"Duduk di sini ya, biar abang yang pesen"
"Yaa"
"Mau pesen apa?"
"Samain aja sama abang"
"Ya udah deh bentar ya"
Sambil menunggu makanan datang Raline ngajak ngobrol abangnya
"Bang, SMA enak gak sih"
"Enaklah, cewenya mulai bisa dandan gak kaya lu"
"Ihh bang serius, SMP sama SMA enak mana?"
"Enak SMA lah"
"Kenapa?"
"Enak aja, tapi saran abang sih kalo baru SMA jangan mikirin cowo dulu lah"
"Kenapa emang bang?"
"Biasanya mereka cepet bosen soalnya pacarannya cuma buat seneng -seneng doang"
"Emm, berarti abang juga dong"
"Enggalah, abang mah setia"
Kalo suasana hatinya lagi gak enak, Raline pasti meminta saran abangnya. Abangnya juga udah hafal betul. Terkadang Raline merasa beruntung punya abang begitu.***
Hari ini muka Raline masih lesu. Dia sangat tidak bersemangat. Meskipun udah mendengar saran dari abangnya, itu tidak cukup membuatnya lega. Saat sedang melamun tiba-tiba ada guru membawa anak dari SMA Nusantara. Itu SMA favorit di kota seberang. Masuk ke situ saja sangat sulit.
"Assalamu'alaikum anak-anak, ini ada temen baru kalian"
"Wa'alaikumsalam pak"
"Ya perkenalkan nama saya Raditya Arshaq Wibisana, bisa dipanggil Radit"
"Ada yang mau ditanyakan?"
"Dari SMA mana?"
"Saya dari SMA Nusantara"
"Wahhh kok pindah, jelas di sana lebih bagus"
Anak baru itu hanya diam. Sedangkan Raline sedang menilainya dalam hati.
Tu anak putih amat ya, kulit ku aja kalah. Hemm pasti anak pinter deh, tapi kok gitu yah kaya anak idiot
"Heh kenapa?" tanya Alena
"Eh kaget tau"
"Abis nglamun mulu".
"Engga kok, lagi mikir aja itu kulit bisa putih banget"
"Bisa bisa ajalah"
"Awalnya sekilas ganteng tapi kok kaya idiot gitu yah, tapi keliatannya pinter"
"Ati-ati ntar jadi suka baru tau rasa"
"Enggalah aku sukanya dia anak basket"
"Sama dia juga bisa aja jadi suka kan? Hahaha"
"Enggak, gak suka cowo berkulit putih"
"Terserah kaulah"***
Vote and comment don't forget yaaa
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Feeling
Fiksi RemajaDi pagi hari yang cerah, dia terbangun dan tersadar. Mungkin semua itu menyakitkan, dan dia memantapkan diri untuk pergi dari masalahnya. Dia Raline Abrina Rafaela memutuskan untuk pergi perlahan dari Raditya Arshaq Wibisana. Setelah dia tau semua r...