part 2

26 2 1
                                    

        Awalnya Raline melihat anak baru itu biasa aja. Tapi dalem hati Raline, dia merasa bisa aja suatu saat dia beneran suka sama anak baru. Satu hal yg bikin dia yakin bisa aja suka adalah meskipun dia terkenal pendiam tapi dia anaknya baperan dan bisa suka sama orang yg tak terduga.

       Hari ini adalah pelajaran biologi. Bu esti, guru yg terkenal killer dan tegas, tapi diem-diem guru itu juga humoris loh.
"Anak-anak hari ini pembagian klompok untuk praktikum perkecambahan"
"Nanti ibu bagi 1 klompok 4 anak dan dalam satu klompok ada 1 laporan bentuk makalah dan powerpoint ya.."
Lanjut bu esti menjelaskan
"Siap buuu" jawab anak-anak serentak
       Setelah pembagian klompok, Raline satu klompok dengan anak baru. Dan juga dua temannya yaitu Lira dan Arthur. Apesnya dia masih canggung dengan mereka dan Lira serta Arthur adalah tipe anak yg terkenal gk mau ngerjain tugas.

"Temen ini mau gimna?" Raline buka suara
"Perkecambahan yaa? Bentar-bentar" anak baru membuka ponselnya dan mulai serching
"Bikin power point sma makalahnya gmna?" Lira mulai bicara
"Praktikumnya dulu di mna?" Raline
"Thur, kasih saran oh, main hp mulu" Radit sang anak baru
"Emm di sekolah aja, searching gambarnya ada gk sih" Arthur
"Okehlah, karna aku gk bawa hp kalian searching yaa" Raline
       Awalnya Raline biasa aja, tapi sekarang dia merasa canggung. Semua anggota klompoknya main hp dan hp dia sialnya ketinggalan di rumah.

"Emm mba, gini gak sih laporannya?" Radit melihatkan hasil searchingnya ke Raline
"Iya iya kyanya sih bener, ehhh kok manggilnya mba?" Raline bingung
"Gk tau namanya siapa hehe"
"Panggil aja aku Raline"
"Oh okeh"

       Pelajaran biologi selesai namun Raline masih bingung gmna ngerjain nya. Dan dia baru sadar kalo Radit manggil anak cewe di kelas dngn sebutan mba. Dia bersyukur Radit udh gk manggil mba

"Lin, ntar km bikin power point sma Lira, aku sama Arthur makalah ya"
"Emm gitu yah okelah"

***

"Mba, minjem pulpennya boleh?" Radit
"Tuh kan manggilnya mba lg" Raline sebel
"Ehh iya iya maap"
"Risih tau dipanggil mba"
"Iya tau, emng km umutnya brapa dit?" Alena ikut bicara
"13 tahun hehe"
"Dihh gk mungkin bnget" Alena
"Mungkin ajalah mba" jawab Radit sambil tersenyum lebar
"Ya udh mksih ya lin pulpennya" Radit berjalan meninggalkan Raline dan Alena
"Ciee Raline" ledek Alena sambil menyikut Raline
"Kenapa?" Raline bingung
"Nyadar gak sih, tadi cuma km yg gak dipanggil mba"
"Ya iyalah udh aku ksih tau tadi pas bio biar gk manggil aku mba" jelas Raline
"Ohh sekelompok yah, ciee ini mah bakal cinlok"
"Ih apaan sih enggalah yah"
"Daripda sma Zanfar gk ada kepastian"
"Au ah len"

       Akhirnya udah waktunya untuk pulang. Kali ini Raline disuruh ibunya mampir ke rumah sakit dulu. Keponakannya lg sakit, dia juga bingung ke sana naik apa. Tiba-tiba ada temen sekelasnya yg naik motor lewat.

"Eh Nela, berenti" Raline dengan sigap memberhentikan motornya
"Eh kenapa lin?"
"Km pulangnya lewat RS gk?"
"Ohh iya aku lewat kenapa?"
"Boleh nebeng gak? Hehe"
"Ohh ayo ayo naik"
"Siapa yg sakit?
" keponakan nel"
"Udah tante-tante yah ternyata"
"Wkwkw iya"

Raline pun sampai RS dengan selamat, dan ternyata jam kunjungnya masih setengah jam lagi. Alhasil Raline menunggu sampai pintunya terbuka. Setelah setengah jam menunggu akhirnya kebuka deh pintunya.

"Mah gmna dedenya?"
"Tadi siap mendingan tapi ini infusnya copot lagi"
"Waduhh kok bisa?"
"Biasalah anak kecil"
"Ohh"
     Ternyata hari sudah malam tapi Raline masih stay di RS
"Malem bu.." suara suster yg masuk ruangan
"Ohh mau pasang infus yah sus"
"Iya bu, ini di kaki aja ya bu infusnya"
"Intinya ada infus ajalah sus"
"Okeh mbanya tolong pegangin kakinya yah" pinta suster kepada Raline
"Duh sus, saya anaknya gk tegaan"
"Gk papa pegang yg kenceng yah mba"
Sebenarnya Raline sangat terpaksa melakukaknnya. Kondisi keponakannya juga kayanya udh lemes bnget jadi apa daya Raline harus mau. Keponakannya nangis sekenceng²nya. Karna Raline gk tega, dia malah ikut nangis.
"Duhh sus kasian"

***


     Hari sudah malem, Raline baru pulang dari RS.

"Duhh mukanya kusut amat lin" bang Rio mulai ngledek
"Tadi dede kasian bnget"
"Whahah lu nangis ya"
"Enggalah, masa udh gede nangis"
"Masih gk mau ngaku hah? Glitikin nih"
"Ihh abang mah, udh ah lg gk mood"

      Raline meninggalkan abangnya yg masih sibuk ngledekin Raline. Dia baru inget mau tanya masalah makalah ke Radit. Dia cari kontak personnya. Dan ketemu

Raline:
Dit, ini Raline. Makalahnya udh selese?
Radit:
Tinggal ditatainlin
Raline:
Boleh minta filenya? Mau aku bikin ppt
Radit:
Besok aja aku bawa flashdisknya
Raline:
Siap

Ternyata tuh cowo bisa diandelin juga
Raline kepo dengan foto di linenya Radit. Dan dia membukanya. Ternyata itu foto cewenya Radit.

***

Hari demu haru Raline mulai akrab sama kawan kelasnya. Dia juga udah jarang ktemu sama temen SMPnya. Raline baru sadar ada temen kelasnya yang tinggi banget, namanya Zafran.
"Ran badan lu tinggi amat sih" Raline
"Iya dong, emangnya lu" zafran
"Bagi-bagi kali tingginya" Raline yg duduk di smping zafran mengangkat kedua kakinya.
"Ngapain lu lin ngangkat-ngangkat kaki"
"Coba deh lu angkat kakinya"
"Emm buat apa sih?" Zafran mengangkat kakinya
"Ihhh tuh kan kalo kaya gini kakiku keliatan pendek bnget" Raline kesel
"Hahaha makane olahraga, renang misalnya"
"Aku gak bisa renang"
"Ihh kalo lu tinggi pasti bagus sumpah"
"Iya sih tapi susah"
"Kalo loe tinggi ntar banyak yg naksir"
"Ah masa?"
"Iya termasuk gue" Zafran menggoda Raline
"Ihh apaan sih Ran" muka Raline memerah
"Yahh tuh muka kenapa lin? Orang pinter kya loe mah gak bakal suka sma anak yg bodo kaya aku, selera loe pasti selevel kya Radit, jadi kalem aku gak bakal suka sama loe"
"Ihh apaan sih kok jadi serius gini, ya udahh deh aku ke kantin dulu yah"
"Ohh ya udah bye"

       Di kantin ternyata udah ada temen-temen Raline. Di sana Raline bincang-bincang sama Nela dan Riska. Oh iya meskipun Raline sebangku sama Alena tapi dia lebih akrab sma Nela dan Riska tmen kelasnya. Awalnya dia cuma akrab sama Nela karna pernah nganter dia ke RS, tapi karna Nela akrab sama Riska akhirnya Raline juga akrab sama Riska. Raline bercerita tentang sifat Zafran tadi.

"Hidih lin, jngan kemakan rayuan Zafran serius" jawab Nela
"Emang kenapa?"
"Zafran tuh terkenal playboy dan suka nggombalin cewe-cewe gitu. Tuh Nela aja hampir baper ke Zafran" jelas Riska
"Ohh gitu, lagian aku mah cuma suka jambul seorang deh hahah"
"Hadehh nih anak , move on napa"
"Susah bro"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang