"YUGYEOM!" bentak Nayeon ketika Yugyeom tidak menanggapinya berbicara, Ia malah asik memainkan hpnya tanpa memandang kearah Nayeon sedikitpun
"Kamu dengerin aku ga sih?" tanya Nayeon dengan nada kesal
Yugyeom menyimpan hpnya asal, lalu merubah posisinya menjadi menghadap Nayeon yang juga sedang duduk di sofa yang sama di rumah Nayeon
"Harus berapa kali sih aku jelasin ke kamu?" tanya Yugyeom serius
"Tapi ini udah berlebihan, dia nganggep aku siapanya kamu sih? kamu udah punya aku loh, tapi dia masih berani ngasih kamu ini itu?"
"Apa selama Tzuyu ngasih aku makanan, surat dll aku ada nerima? engga kan?"
"Apa selama ini aku ada nanggapin dia? ga ada Nay"
"Kalau kamu ga nanggepin kenapa dia masih gangguin kamu? gausah bohong, basi."
"Bilang aja maneh naksir"
"Seneng kan maneh dideketin ade kelas cantik gitu"
"Atau udah jadian?"
"NAY!" sahut Yugyeom dengan nada tinggi
"Udah puas nuduh aku yang engga engga? cuma segitu kepercayaan kamu buat aku?"
"Terserahlah kumaha maneh, aing capek."
Yugyeom langsung beranjak pergi meninggalkan Nayeon yang masih terdiam karena kaget mendengar Yugyeom berbicara dengan nada tinggi. Selain itu meskipun Yugyeom dan Nayeon sering berbicara satu sama lain dengan kasar, entah kenapa pada saat ini mendengar Yugyeom berbahasa kasar membuat hatinya terasa sesak dan tanpa sadar Nayeon meneteskan air matanya. Ia menelungkupkan wajahnya diantara kedua lututnya.
Sedangkan di luar sana Yugyeom berjalan menelusuri jalan sambil menendang kerikil-kerikil yang ada dihadapannya, Ia mengacak-ngacak rambutnya kasar. Bayangan-bayangan ketika Ia membentak Nayeon teringat jelas diotaknya, bahkan saat itu Ia dapat melihat mata Nayeon yang berkaca-kaca.
🌸🌸
Hari mulai malam, namun tak ada tanda-tanda Yugyeom menghubungi Nayeon. Gadis itu seharian berdiam diri di dalam kamar tanpa memperdulikan Mama serta adiknya yang berulang kali menyuruhnya untuk keluar.
Tak berapa lama bel rumah Nayeon berbunyi membuat Mama Nayeon terburu-buru membuka pintu dan bernafas lega ketika melihat Yugyeom berdiri di depan pintu sambil membawa sebuket bunga di tangan kirinya
"Assalamualaikum Ma" sapa Yugyeom sambil menyalami Mama Nayeon
"Waalaikumsalam, langsung keatas aja sana daritadi gamau keluar kamar, kalian berantem?"
"Hehehehe"
"Yaudah sana kamu langsung keatas aja bujuk biar mau makan" kata Mama Nayeon sambil mempersilahkan Yugyeom masuk
Setelah ijin sama Mamanya, Yugyeom langsung buru-buru naik keatas, ke kamarnya Nayeon.
"Nay?" panggil Yugyeom sambil mengetuk pintu kamarnya Nayeon
"Ini Yugyeom"
Tanpa menunggu lama gadis berambut sebahu itu langsung membukakan pintu kamarnya, Ia menatap Yugyeom datar dengan mata yang sembab, bahkan bekas air matanya pun masih terlihat jelas
"Goreng pisan ih ceurik" sahut Yugyeom sambil mengusap pipi Nayeon yang langsung ditepis kasar
"Nay"
"Nay"
"Jangan diem, sumpah aku mending kamu marah-marah daripadi diemin aku kaya gini"
"Jangan nangis" ujar Yugyeom lembut yang entah kenapa malah membuat Nayeon kembali menangis
Yugyeom langsung memeluk Nayeon dengan sebelah tangannya yang memegang bunga, sedangkan sebelahnya Ia gunakan untuk mengusap rambut Nayeon.
Keduanya saling diam beberapa menit hingga suara Yugyeom memecahkan keheningan diantara mereka berdua
"Aku minta maaf ya? aku yang salah ga seharusnya aku bentak kamu, ninggalin kamu waktu kamu lagi kesel" ujar Yugyeom sambil melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Nayeon
"Jangan nangis lagi, aku mah bogohnya cuma sama kamu gaada yang lain"
"Misalkan Tzuyu ngasih pizza kamu ngasih cilok, aku mah bakal milih cilok da"
"Asli ini mah seriusan"
Mendengar perkataan Yugyeom, mau tak mau Nayeon tersenyum sambil mendorong bahu Yugyeom pelan
"Nih ada titipin bunga dari laki-laki paling kasep sadunia buat calon istrinya"
Nayeon mengambil bunga dari tangan Yugyeom "Geli dih mau muntah"
"Hehehehe baikan yah?" ujar Yugyeom sambil mengangkat jari kelingkingnya, sedangkan Nayeon menatap Yugyeom cukup lama hingga Ia menyambut kelingking Yugyeom dengan senyuman manis
"Gitu atuh senyum"
"Gyeom kamu tadi nangis?" tanya Nayeon dengan tatapan memastikan, bukannya terlalu percaya diri tapi waktu Yugyeom ngelepasin pelukannya, Nayeon ngeliat mata Yugyeom kaya ada bekas air mata biarpun cuma sedikit.
"Yu makan udah ditungguin Mama" ajak Yugyeom sambil menarik lengan Nayeon untuk turun kebawah tanpa menjawab pertanyaan Nayeon
Sedangkan tanpa mereka berdua sadari, daritadi Mamanya Nayeon ngeliatin dari bawah tangga
"Dasar kids jaman now" ujar Mama Nayeon sambil geleng-geleng kepala