Malam minggu kali ini Nayeon dan Yugyeom memutuskan untuk tidak keluar, keduanya berencana akan makan malam di rumah, sehingga sore ini Nayeon telah berada di rumah Yugyeom
"Eh naha ai kamu udah kesini lagi kan kata aku ge nanti malem" ujar Yugyeom sedikit panik
"Ga boleh?"
"Bukan gitu ih geleh pundungan, hayu sini"
Yugyeom merangkul pundak Nayeon lalu membawa gadis itu ke kamarnya
"Tunggu sini heeh? awas mun turun kita musuhan dua jam" ancam Yugyeom
Nayeon mendelik malas "Dih? terserah"
Setelah itu Yugyeom buru-buru turun ke bawah sedangkan Nayeon melihat-lihat kamar Yugyeom yang berantakan
"Si jorok dasar" ujar Nayeon sambil merapihkan kamar Yugyeom
Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari arah pintu
"Nay, sini cepet" sahut seorang perempuan bertubuh mungil yang merupakan kakak satu-satunya Yugyeom
Nayeon menghampiri perempuan itu bingung
"Kenapa kak?"
"Mau liat ga si Yugi lagi masak"
"Hah? masak buat apa?"
"Bukannya kalian mau makan malem berdua disini?"
"Kirain aku dia mau beli diluar, dia mah kan gabisa masak kak"
"Makanya hayu sini kita liatin" ajak Ayu sambil menarik lengan Nayeon untuk mengintip Yugyeom yang sedang masak di dapur
"Kak ga takut dapurnya ancur?" tanya Nayeon dengan raut khawatir ketika melihat bahan-bahan makanan berserakan serta Yugyeom yang menatap kompor bingung
"Makanya kakak panggil kamu kesini, soalnya dibilangin sama aku mah ga nurut"
"Yaudah kakak ke kamar dulu ya"
Sepeninggalnya Ayu, Nayeon bergegas melangkahkan kakinya mendekati Yugyeom, hingga laki-laki itu lagi-lagi tersentak kaget
"EH ASTAGFIRULLAH AI KAMU NGAPAIN KESINI IH"
"Mau liat kamu lah"
"Boloho ih moal jadi kejutan atuh, gagal we ieu mah gagal" ujar Yugyeom sambil cemberut membuat Nayeon terkekeh
"Kejutan naon atuh gaya"
"Kan aku teh mau masakin kamu naha jol kesini, kan boloho"
"Yaudah masak aja aku liatin dari sini meni repot"
"Teuing ah kesel"
"Ih pundung"
"Teu"
"Iyasok atuh iya aku pura puranya gatau ya, kamu masak deui"
"Kan suka gelo, yaudah tunggu disitu jangan bantuin aku"
"Iyaa"
Selama melihat Yugyeom memasak, senyum Nayeon tak pernah pudar walaupun terkadang gadis itu panik ketika Yugyeom menyalakan kompor dan hampir membakar kain lap disampingnya
"AKHIRNYA JADI JUGA YA ALLAH" teriak Yugyeom seneng
"Nay, ke kamar kak Ayu dulu ya please ieu mah"
"Iyaa ih meni gandeng siga tukang obat"
Setelah hampir satu jam menyiapkan semuanya akhirnya sekarang mereka berdua ada di halaman belakang duduk berhadapan dengan hidangan yang disiapkan oleh Yugyeom
"Cobain" suruh Yugyeom gugup, matanya tak lepas memperhatikan wajah Nayeon
"Enak ga?"
"Enak doong" ujar Nayeon dengan senyuman sumringah membuat Yugyeom ikut tersenyum lebar kemudian hendak memakan makanannya juga
"EH KAN BUAT AKU KAMU JANGAN MAKAN" teriak Nayeon dengan cepat
Yugyeom memandangi wajah kekasihnya itu penuh curiga
"Engga, sini aku coba hela"
"Cuuiihhh"
Yugyeom memuntahkan kembali makanannya lalu dengan gerakan cepat laki-laki itu menarik piring Nayeon
"Buang, tong dimakan lagi"
"Enak ko"
"Nay serius gausah bohong biar aku seneng kitu, mun kamu keracunan kumaha"
"Tapi kan kamu udah masakin buat aku ih"
"Masakin apaan ngeracunin sih iya"
"Gyeom ih jangan marah"
"Saha?"
"Nu nanya?"
"Serius Nay saha nu marah? aku mah ga marah ke kamu"
"Harusnya tadi aing beli aja ya kan? gausah sosoan mau masakin buat kejutan" lanjut Yugyeom dengan nada menyesal
Setelah itu Yugyeom menatap mata Nayeon dengan pandangan bersalah "Maaf yaa?"
"Gyeom"
"Di dalem aja ya"
Nayeon menghela nafas pelan lalu beranjak mengikuti Yugyeom
"Yugiiiiiii" panggil Nayeon ketika mereka berdua duduk di depan tv
"Hm?"
"Makasih ya udah masakin walaupun hasilnya gitu aku tetep suka"
Nayeon mencium kilat pipi Yugyeom membuat laki-laki itu menolehkan kepalanya
"Gitu aja? deui atuh?" sahut Yugyeom cengengesan
"Najis, kaditu jauh jauh"
Nayeon mendorong tubuh Yugyeom untuk menjauh namun tenaga Yugyeom lebih kuat sehingga kini Ia harus pasrah di dalam pelukan laki-laki itu
"MISI EUY REK NONTON" sahut seorang laki-laki yang entah sejak kapan ada disitu
"LAH AHMAD NGAPAIN DISINI????"
"Males dirumah sendirian mending disini gangguin yang bobogohan"
"Bloon anjir"