Ep 00: ingatan

98 12 21
                                    


"***!"
Aku berteriak sekuat tenaga, bekali-kali aku ucapakan untuk tidak mundur selangkah lagi namun apa daya suara aku tidak sampai terdengar oleh wanita itu.

"HAH?" kata wanita tersebut menari-nari dengan gaun putihnya.

Dia tersenyum dengan indah bernyanyi sambil menari seperti seekor burung merak menarik pasangannya.

Aku berlari sekuat tenaga untuk menolongnya. Akupun mengulurkan tanganku yang kanan dan menarik tanganya.

"Bertahanlah!!"

Aku tidak bisa menariknya! Apa aku terlalu lemah? Itu tidak mungkin, seperti ada sesuatu di kaki anak itu.

"Jangan memaksakan diri cepat lari atau kamu akan mati bersama aku."

Anak tersebut terlihat menangis menghiasi wajahnya namun sampai saat ini aku tidak bisa melihat wajah wanita yang aku pegang dengan erat. Wajah yang terlihat samar dan sekelilingnya menjadi semakin gelap seperti malam hari namun lebih gelap gulita.

"Kita akan bertemu suatu saat nanti!"

Anak itu melepaskan pegangannya dan terjatuh dengan air mata yang melayang seperti cahaya dan dengan senyum indahnya.

"***!!!!"

Aku memukul tanah berkali-kali karena menyesal tidak menyelamatkannya. Mungkin aku harus ikut bersamanya ya... Ikut bersamanya. Kenapa dibawah sini menjadi terang apa yang terjadi? Cahayanya perlahan-lahan membesar dan melahap tubuhku yang tak berdaya karena anak perempuan itu. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi padaku nantinya. Akupun tersadar telah terbaring disuatu ruangan besar dan melihat seorang laki-laki berpakaian jas dokter muncul di hadapanku dengan tanduk aneh di kepalanya, pada saat aku melihat wajahnya tiba-tiba kepalaku menjadi pusing yang luar biasa dan berdengung.









"Huwwaahh!"

Aku terbangun karena dari kasur yang membuat badan aku sakit semua. Aku berdiri melihat sekeliling kamar terlihat gelap dan sunyi.

"Kenapa akhir-akhir ini aku bermimpi hal itu?"

Aku pun ke kamar mandi untuk mencuci muka ku. Aku pun melihat jam di dinding kamar terlihat jarum jam 11.45pm. Aku menengok ke kiri dekat lemari pakaian aku karena punya firasat buruk.

"Bwaahhh!!!"

Monster berkulit hitam dengan bulu di wajahnya dengan gigi yang runcing, berhidung pesek, bermata besar yang menyala mengagetkanku. Tidak salah lagi itu Gunduruwo.

"Settaann! Sialan!"

Aku pun terkejut melihat setan sampai-sampai menghajar wajah setan tersebut karena keseramannya. Tampak dia terjatuh dengan wajah bengkak.

"Dasar manusia tidak berperikesetanan!"

"Masalah?!"

Aku mengambil garam di saku celana secepat kilat, kemudian aku lempar ke mahkluk terkutuk itu.

"Ampun manusia.."kata Gunduruwo menangis dengan mata merah karena perih.

"Hihihihi!"suara perempuan ketawa dengan nyaring di ranjang kasur.

"Apa lagi ini? Apa itu ulah kamu juga?" aku menatap tajam Gunduruwo.

"Aku hanya datang sendiri."

"Berarti itu ada--"aku mencoba untuk mengok ke ranjang kasur.

"Halo Gondi ku sayang... Muach.."

Terlihat dia itu kuntilanak yang sangat nafsu mengangu manusia bagaimanapun caranya akan dia lakukan
Aku tidak bisa menahan darah di hidungku ini karena melihat kuntilanak yang tidak mengenakan sehelai baju.

Dimensi Lania Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang