"Woi berhenti lo!!!" teriakan dari beberapa pria bertubuh besar menggema di jalanan yang sudah mulai sepi.
Seorang pria lainnya yang berlari paling depan semakin mempercepat gerakan kakinya. Susah payah ia berusaha mengontrol kesadarannya supaya tetap normal setelah tadi seolah menghilang akibat alkohol yang ia konsumsi berlebihan.
"Wooiiiii!!!!!!" pria itu semakin kalut saat orang-orang yang mengejarnya semakin dekat dan ia mulai tak mampu berkonsentrasi lagi dengan apa yang ia lihat di depan.
Pria itu menghentikan langkahnya tiba-tiba, kepalanya berputar ke segala arah, berharap ada yang bisa ia raih atau ia lewati untuk masuk ke gedung yang ada di sampingnya. Pria itu tersenyum miring saat melihat sebuah jendela terbuka satu meter dari tempatnya berdiri.
Tanpa pikir panjang ia segera berlari dan melompat masuk ke sana. Dengan kilat menutup jendela itu agar tidak ada yang melihat dirinya. Begitu ia memutar tubuhnya, matanya mengerjap bingung, sejenak pria itu terdiam melihat ruangan yang ia tempati. Bukan gudang atau pun ruangan umum lainnya, melainkan sebuah kamar yang ia yakini milik seorang perempuan, dilihat dari pernak pernik yang ada di ruangan itu.
Suara pintu terbuka membuatnya waspada. Ia berniat kembali memutar tubuhnya dan keluar dari kamar itu, namun urung saat langkah kaki dan suara dari luar terdengar berisik, pertanda orang-orang yang mengejarnya tadi berdiri di dekat kamar itu.
Tidak ada pilihan lain, akhirnya pria itu secepat kilat meluncurkan tubuhnya memasuki kolong ranjang yang ada di kamar itu. Tepat saat tubuhnya sudah masuk sempurna, ia melihat kaki seseorang keluar dari pintu yang ia yakini sebagai kamar mandi.
Kaki itu perlahan mendekat, lalu terangkat menaiki ranjang. Sejenak pria itu memejamkan matanya, berusaha menajamkan pendengaran dan penglihatannya. Ia harus menunggu sang pemilik kamar tidur lebih dulu baru bisa keluar dari tempat persembunyiannya.
Hampir lima menit pria itu menunggu sampai akhirnya hening, tidak ada suara sama sekali, ranjang pun tidak lagi bergerak, pertanda si pemilik kamar sudah bertahan diposisinya.
Dengan gerakan sangat hati-hati pria itu mengeluarkan kepalanya dari tempat persembunyiannya. Mengintip sedikit untuk memastikan sang pemilik kamar sudah terlelap damai, untungnya wajah orang itu terlihat jelas. Pria itu menghembuskan napas lega, perlahan ia mengeluarkan semua tubuhnya. Setelah berdiri tegak, tak lagi berniat melihat gadis itu. Ia segera mendekat ke jendela, saat itulah ia mendengar langkah kaki mendekat ke arah pintu dan suara ketukan.
"Rissaaa.....," panggilan dari luar terdengar sangat keras.
Baru saja ia berniat kembali memasuki kolong ranjang, suara teriakan seorang gadis terdengar memekakan telinga. Dengan cepat ia memutar tubuhnya, saat itulah ia melihat sang pemilik kamar duduk diatas ranjang dengan tubuh dan kepala yang ditutupi selimut, hanya wajahnya yang terlihat.
"Si.... Siapa kamu?" cicit gadis itu menatap pria di depannya takut. Bahkan tubuhnya terlihat bergetar.
"Rissa kamu kenapa? Buka pintunya!" teriakan kembali terdengar, semakin membuat gadis yang dipanggil Rissa itu ketakutan. Tak jauh berbeda dengan pria yang masih berdiri kaku di dekat jendela.
"Sembunyiiii.....," bisiknya lirih, tidak ada pilihan lain selain meminta pria asing yang entah siapa itu bersembunyi.
"Rissa! Om dobrak pintunya..." Rissa kalut, ia segera beranjak dari duduknya namun sayang gerakannya yang cepat dan tubuhnya yang dibalut selimut membuat keseimbangannya goyang.
Tubuh Rissa hampir saja terjatuh ke lantai jika tidak dengan segera ditangkap oleh tangan kokoh pria asing tersebut. Rissa yang sadar tubuhnya berada dalam pelukan pria itu dengan cepat melepaskan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah Bersamamu [Tersedia Di Dreame]
EspiritualBukan tentang sepasang suami istri yang saling mencintai. Tapi tentang perjuangan untuk saling memberi cinta abadi