Jangan lupa vote dong...
Jangan baca aja wkwk...
Nanti nggak semangat nulis terus putus deh wkwk...*-*
Ahay... Update setelah lama nggak update hehe...
Maaf...
Selamat hari ibu H+1
Jangan lupa vomment yang guys...
Enjoy reading.
^_^
Setelah di rawat sehari Devina di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Selama di rumah sakit juga dia mulai menerima nasibnya saat ini.
Dia tidak bisa memungkiri jika di relung hatinya ada perasaan hangat ketika mengetahui ada nyawa di dalam perutnya saat ini.
Damian membawakan tas kecil berisikan perlengkapannya selama di rumah sakit. Damian dan juga semua temannya menjaga Devina sangat baik. Bahkan mereka berjaga 24 jam mengawasi Devina.
Mereka berdua sampai di depan lobby rumah sakit dan ada sebuah mobil yang menunggu. Damian membukakan pintu dan mendorong masuk Devina dengan lembut.
Mobil berjalan membela jalanan yang cukup padat hari ini. Dia melihat jalanan yang sangat tidak di kenalnya. Entah kemana Damian akan membawa dia pergi.
Dia hanya diam saja dan menikmati perjalan menuju tempat yang di tuju oleh Damian. Tanpa bicara dia memejamkan matanya perlahan.
"Devina... " sebuah suara dan usapan lembut di tangan membuat Devina membuka matanya.
"Astaga... Dimana? " Damian menatapnya geli dan menggeleng pelan.
Damian keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya. Ia menggenggam tanganku dan mengajaknya untuk memasuki sebuah lift.
Dia mencoba mengumpulkan sisa sisa nyawa yang masih berterbangan. Hingga mereka sampai di lantai paling atas gedung ini.
Damian berjalan dan berhenti di depan pintu yang nampak elegan. Ketika pintu di buka aroma maskulin seketikan memanjakan hidung.
"Apa kau ingin terus disini? " aku menggeleng dan menatap Damian.
"Untuk apa aku kesini? "
Devina masih saja berdiri di depan pintu menatap heran kearah Damian. Damian menghela nafas pelan dengan wajah datarnya.
"Untuk tinggal denganku" dia melototkan matanya menatap Damian dengan tatapan bercanda.
"Nggak lucu tau nggak! " ucap dia lalu berjalan menjauhi pintu.
Damian menarik tangannya cepat dan membalikkannya. Wajah Damian syarat akan kemarahan. Ia menatap Devina tajam.
"Kau lagi mengandung anakku. Jadi lebih baik tinggal denganku" Devina tersenyum mengejek.
"Yakin sekali kalau ini anakmu? " Damian mengernyitkan keningnya menatap Devina tidak yakin.
"Apa kau yakin aku tak memiliki hubungan yang lain selain denganmu? "
"Jadi kau tidur dengan cowok lain juga? "
Devina menatap kaget dengan ucapan Damian. Dia tidak mengatakan jika dia tidur dengan selain Damian. Hatinya seakan tercubit mendengar perkataan Damian.
Dengan kata lain dia mengatainya perempuan murahan. Atau lebih kasar adalah pelacur.
Air mata mengalir pelan dari pipinya dan langsung di usap dengan kasar. Damian sempat terperangah melihat air mata Devina yang mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO! Pregnant With You [ SUDAH TERBIT ] Baca di DREAME
Romance~ Karya Ke - 1 ~ KALIAN BISA BACA FULL VERSIONNYA DI 'DREAME' ADA KEJUTAN DISANA Hidup Devina hancur dikala dokter mengatakan jika ia tengah mengandung. Tak pernah terlintas di pikirannya jika malam itu akan menghasilkan seorang bayi di perutnya...