Chapter 5

789 123 35
                                    

Chap disini sudah diubah semuanya. Jadi yang udah diharapkan baca lagi oke.

.
.
.
.
.

Rizky terdiam dengan pikirannya yang terus dipenuhi bayangan Dinda. Gadis itu terus saja terbayang.

Ia berusaha menghilangkan bayangan itu dan mencoba menyakinkan bahwa dirinya sudah mempunyai Michelle, tapi lagi-lagi ia gagal.

Ia tak bisa menghempaskan bayangan gadis itu. Sulit rasanya. "Kenapa bayangan dia terus memenuhi pikiranku. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" Rizky berkacak pinggang sambil mengacak-acak rambut miliknya.

Michelle-lagi-lagi ia lupa bahwa tadi ia meninggalkan kekasihnya disana-dikampus.

Tapi tadi ia malah menarik tangan Dinda dan membawa gadis itu ketempat favoritnya untuk menyendiri.

Padahal Michelle saja yang berstatus sebagai kekasihnya belum pernah ia ajak kesana tapi ini gadis yang baru saja ia kenal. Sudah dibawa kesana.

What the hell men!

Dan yang lebih tak terkontrol lagi mulutnya lancang berkata ingin berteman dengan Dinda. Ralat, mengajaknya.

Benar. Sekarang ia merasa gila. Pikirannya kacau memikirkan gadis lain.

"Ky. Ingat lo udah punya Michelle. Jangan pernah bayangin gadis lain." Rizky mencoba memperingati dirinya sendiri. Bahwa ia tak boleh memikirkan gadis lain selain Michelle-kekasihnya.

"Apa gue tertarik sama dia?"

Pertanyaan konyol hinggap dipikiran-nya. "Gila! Gila! Gila. Enggak! Nggak! gue nggak tertarik sama dia. Gue punya Michelle. Dan selamanya gue cinta, nggak ada yang bisa yang gantiin Michelle dihati gue. Nggak ada."

***

Michelle menelpon Rizky terlebih dahulu dari tadi ia menunggu Rizky menelpon tapi ternyata kekasihnya itu tak kunjung menelponnya juga.

Telpon terhubung.

"Halo Ky.... Kamu dimana sih! Kenapa kamu ninggalin aku dikampus." ucapnya dengan ketus.

"Maaf Chel. Aku tadi lagi banyak tugas makanya aku pergi duluan. Maaf aku nggak hubungin kamu dulu." Jawab Rizky. Jelas saja jawaban itu adalah kebohongan. Ia tak mau kalau Michelle akan marah-marah padanya kalau tau jika ia tadi mengajak Dinda kesuatu tempat.

"Ya tapikan kamu bisa hubungin aku dulu." ucap Michelle kekeh.

"Ya tapikan aku lagi banyak tugas. Makanya nggak bisa hubungin kamu." ucap Rizky dengan menekan ucapan-nya.

"Kokonya kamu harus hubungin aku dulu. Jangan kayak gitu lagi, kesannya kamu ngelupain aku tau nggak." Michelle berteriak meluapkan kekesalan yang menggebu.

"Jangan. Kayak gitu. Kalo nggak aku bakalan tinggalin kamu." Ancam Michelle.

"Ya. Nanti aku bakal hubungin kamu." Disana, Rizky menghela nafas sambil memijit pelipisnya yang berkedut. Sungguh, pikirannya sekarang sedang kacau ditambah Michelle yang selalu saja mengancamnya.

"Udah Chel, nanti aku hubungin lagi aku sekarang mau tidur."

"Ky. Jangan dima-!" Sambungan terputus. Karena Rizky memutus sambungannya lebih dulu.

Kenapa ia merasa Rizky berubah? Ia akan menyelidiki kenapa bisa sikap Rizky berubah padanya.

Awas saja, jika sampai ada yang menggoda kekasihnya. Ia yakinkan akan mencakar dan menjambak gadis itu. Dan membully-nya habis-habisan. Dan pasti itu akan terjadi. Jika ada gadis yang coba-coba menganggu Rizky dan ingin merebutnya.

***

Dinda masih bingung memikirkan ucapan Rizky tadi yang mengajaknya. Berteman.

Kenapa lelaki itu ingin bertenan dengannya? Apa ada maksud tersembunyi didalamnya.

Ia pernah menonton drama sama persis yang sepertinya, si lelakinya mengajak berteman tapi lama-kelamaan si lelaki malah mengambil kehormatan si gadis. Dan setelah mendapatkan itu si lelaki malah meninggalkan si gadis dan membuangnya. Karena menurutnya itu sudah tak berguna lagi.

Apa itu maksud Rizky? Ia mencoba menepis bayangan drama konyol yang ditontonnya minggu lalu.

Jika itu benar? Maka ia harus bisa menjauh dari Rizky.

Apa pikirannya itu salah?

Apa ia terlalu berlebihan menyimpulkan?

Tapi berjaga-jaga mungkin lebih baik, ia sangat takut jika kejadian yang ditontonnya di TV akan kejadian pada dirinya.

TIDAK! Ia tak mau hal itu terjadi. Dinda bergidik sambil melirik kanan-kiri dengan pikiran yang gelisah.

Dinda menutupi wajahnya karena bayangan-bayangan gila itu tiba-tiba muncul dipikirannya.

"Tidak! Tidak. Aku yakin kejadian itu tak akan terjadi." Dinda menggelengkan kepalanya sambil bergidik ngeri.

"Hilangkan Dinda. Hilangkan pikiran konyolmu." Ia menghela nafas sambil menggerakan kedua kakinya dengan gelisah.

Dinda meruntuki drama itu. Karna drama itu ia berhasil menjadi orang yang selalu berpikiran terlalu jauh. Dan berpikiran buruk.

***

Jum'at, 26 Juli 2019

..

I'am back. Semoga suka sama chap ini. Jangan lupa VOTE dan KOMEN...
Bye semuanyaaa sampai bertemu dichap selanjutnya diusahakan next akan cepat.. Diusahakan yah tapi nggak janji jugaaaaa.....

LOVE YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang