Chapter 7

760 111 19
                                    

Chap ini diubah semanya jadi yang udah baca-baca lagi oke...

.
.
.
.
.

Saat pelajaran selesai Rizky menarik tangan Dinda namun Dinda terlebih dulu menepisnya. "Aku ingin berbicara padamu!" Ucap Rizky.

Dinda menoleh sekilas. "Tidak bisa. Aku sudah ada janji dengan temanku. Ayo Nez kita pulang." Dinda menarik tangan Inez keluar dan mengabaikan teriakan Rizky yang terus memanggil namanya.

Sebenarnya ini hal sulit bagi Dinda untuk berpura-pura bersikap seperti ini tapi mungkin ini jalan terbaik untuknya agar tak berurusan dengan Michelle.

'Maaf Ky......'

***

Michelle menghampiri Rizky yang masih terdiam didalam kelas. Ia berjalan menghampiri Rizky dan mengenggam tangannya namun kekasihnya itu melepaskannya dengan cepat. "KY! KENAPA?" Teriak Michelle-amarahnya benar-benar tak bisa ditahan melihat perubahan Rizky padanya. Rizky sekarang lebih-sering mengabaikannya.

Dimana Rizky yang perhatian? Kemana hilangnya sikap itu. Dia berubah menjadi lelaki yang menyebalkan dan sering kali membuatnya marah. Tapi ia tak bisa berlarut-larut dalam kemarahan, karena ia takut jika nanti Rizky akan meninggalkannya.

"Chel. Beri waktu aku untuk sendiri dulu. Aku mohon jangan ganggu aku dulu untuk kali ini. Aku butuh waktu sendiri." Ucap Rizky tanpa menatap kekasihnya itu terlebih dahulu. Setelah mengucapkan kalimat itu ia berlalu dari hadapan Michelle.

'Maaf Chel, aku nggak tau kenapa aku kayak gini. Tapi aku nggak bisa bohong kalau sekarang aku nggak bisa berhenti dan terus memikirkan Dinda. Maaf Chel, kali ini perasaan aku sama kamu mulai berkurang.' Batin Rizky.

Yah ia sekarang mengakuinya jika sekarang ia menyukai Dinda tapi ia tak tahu perasaan menyukai ini dalam arti apa sebenarnya. Apa menyukai sebatas teman atau lebih. Tapi ia juga tak ingin melukai Michelle-ia benar-benar kebingungan memikirkan hal ini.

"RIZKY! TUNGGU!" Michelle meleparkan tas miliknya dengan keras. Ia benar-benar marah melihat perubahan sikap Rizky. Ia tak akan memaafkan siapa pun orang yang berani-beraninya membuat Rizky mengabaikan kehadiran dirinya.

***

"Hal yang sulit adalah menjauh dari orang yang kau sayangi....." Guman Dinda-memeluk kedua lututnya memikirkan perasaan yang mulai berkembang terlalu jauh tanpa bisa ia cegah terlebih dahulu.

Ia bingung mengambil langkah harus bagaimana bersikap jika nanti ber dihadapan dengan Rizky nanti.

Mirda dari tadi sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar putrinya namun hasilnya tetap sama tidak ada sahutan. Ia bingung melihat tingkah Dinda yang sedari tadi terlihat murung.

Entah memikirkan hal apa yang dipikirkan putrinya itu. Bahkan putrinya itu belum makan. Ia benar-benar bingung melihat perubahan dari diri Dinda yang tak seperti biasanya.

Biasanya Dinda akan berceloteh tentang bagaimana tadi ia dikampus. Menceritakan hal konyol yang membuatnya tertawa-menertawakan cerita-cerita yang mengocok perut.

Tapi kali ini Dinda terlihat murung dan tak banyak bicara. Bicara pun hanya seperlunya saja. Mirda menghampiri Dinda dan menyentuh bahu milik anak gadisnya.

Dan yang membuatnya bingung lagi sekarang ada seseorang lelaki yang berkunjung kerumah ingin bertemu dengan Dinda. Setaunya anaknya tak pernah dekat dengan lelaki manapun atau berteman dengan lelaki karena sedari dulu putrinya hanya dekat dengan Inez-teman dari kecil.

LOVE YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang