"Aku tak pernah mengerti dengan cinta...
Aku benar- benar tak paham dengan skenario cinta, kasihsayang dan kesetiaan." Terimakasih untuk hadiah di pagi hari itu...
Aku benar- benar tidak bisa melupakannya, hadiah yg begitu menyakitkan bagiku yg kau berikan tanpa rasa bersalah..." Aku berusaha menerima hadiah darimu meski dengan air mata yg turun di pipihku. Aku berusaha menyeka kedua pipihku, berusaha tegar dalam menghadapi kenyataan yg pahit...
"Aku merasa ....
Aku sedang patah hati, dan patah hati ini datang untuk kesekian kalinya lagi. Dan aku merasa kali ini lebih parah.." Yang benar saja...
Ketika kita sudah terlanjur mencintai dan menyayangi seseorang, bahkan kita rela melakukan apapun demi dia. Berusaha menerimanya dengan segenap hati lalu, menempatkanya dalam posisi yang terbaik. Dan tiba- tiba dia mengatakan bahwa kamu terlalu berlebihan dalam mencintai, kamu terlalu lebay dalam urusan percintaan.." Sungguh... Aku sakit dengan pernyataan itu..
"Seandainya kamu mau berpikir dan nalar, bahwa dihadapanmu kini ada sosok yg begitu mencintaimu dan menyayangi dirimu. Tapi... Kamu terlalu bodoh untuk mengerti itu semua, bahkan kamu sebenarnya tidak pantas mendapatkan cinta..
" Untuk seseorang yg pernah menyakitiku..
Terimaksih..." Terimakasih karnah sudah hadir sebagai bahagia dalam hidupku, terimakasih karnah sudah mengisih rempat yg terbaik dihatiku, dan lebih- lebih terimakasih karna sudah meyakinkan aku bahwa kini kamu memang tak pantas untukku dan telah memperlihatkan wujud aslimu sebagai sosok yg tek pernah memiliki hati nurani.
MR. MY ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata dari hati ke hati
Poetryseperti kayu yg rela tiada demi api, seperti awan yg rela tiada demi hujan, seperti pagi yg rela tiada demi malam. dan seperti matahari yg rela tiada demi bulan dan bintang. Aku ingin sekali seperti perumpamaan kata-kata itu yg melukiskan betapa rel...