1

318 48 32
                                    

Aku tau jumlah pintu yang ada di rumah ku, aku tau jumlah jendela di rumah ku, aku tau dimana letak cermin di kamar ku, aku tau jumlah anak tangga di rumah ku.
Tapi yang yang aku tidak tau kenapa mereka membeci ku.

[author pov]
🍬

12 April 2002
Rumah sakit yonsei university healty system. Ya aku lahir di sana. Lahir dari keluarga terpandang memang sangat bagus, ayah ku seorang jaksa agung yang terkenal di korea, ibu ku seorang pengacara hebat. Dan aku bangga pada mereka. Aku lahir dengan proses normal, dokter memberitau orangtua ku bahwa jenis kelamin ku adalah perempuan. Mereka senang bukan main, bayi perempuan yang mereka harapkan lahir juga.

🍬

12 April 2004
Usia ku 2 thn, aku mulai bisa berbicara walaupun belum terbilang lancar. Ayah dan ibu ku mulai membeli kan ku buku cerita dan buku gambar. Ya walupun buku itu terbilang mahal, mereka tetap membelikan ku,  sekalipun edisi terbatas.

🍬

12 April 2010
Usia ku 8 thn. Aku sudah bersekolah yang di mana teman sekelas ku anak pintar semua. Mereka benar benar kaya, mereka membawa pengasuh nya ke sekolah untuk menjaga anak anak nya. Aku pun seperti itu, tapi aku melarang pengasuh ku untuk masuk ke kelas,  karna pengasuh ku terlalu cerewet pada ku.

🍬

12 April 2017
Usia ku 15 thn. Aku baru saja masuk senior high school . Sebenar nya kelas ku terpisah dengan anak lain nya, guru guru menganggap ku anak terlalu cerdas, tapi berkat ayah ku mereka memindah kan ku di kelas biasa.

[sowon pov]

Ya nama ku sowon lengkap nya park sowon. Di kelas aku duduk di samping jendela belakang sendiri no 2. Aku memilih duduk di situ agar aku bisa menghirup udara segar di pagi hari. Teman teman ku tidak terlalu akrab pada ku, mereka tidak suka bergaul pada ku. Entah apa yang membuat meraka menjauh dari ku.
Sama seperti aku baru menginjak bangku sekolah dasar, penggasuh ku selalu ada bersama ku. Walupun iya menunggu ku di luar ruangan, tetap saja aku tidak mau, aku sudah berbicara pada ibu ku tetap saja pengasuh itu selalu mengikuti ku. Apa karna perngasuh ku mereka tidak mau bergaul dengan ku.

[author pov]

Matahari nampak nya sudah bangun lebih awal dari pada sowon.
"sowon bangun lah jika kau tidak ingin terlambat".
Ocehan sang ibu membangun kan sowon.
Segera sowon turun dengan memperhatikan langkah nya agar ia tidak terjatuh, dan menghampiri ibu dan ayah nya yang sudah duduk manis di meja makan.

"ibu tolong ikat rambut ku ya , oh dan poleskan bedak ini di muka ku ya ohh dan pakaikan lipstik ini ya ibu". Pinta manja sowon.
"oohhhoo anak perenpuan ibu ini banyak sekali mau nya". Candanya.
"apakah aku sudah cantik, ayah"
"tentu. jika ayah jadi lelaki yang berumur sama dengan mu ayah akan mengajak mu jalan hari ini" .
"sudah sudah sowon sarapan dan berangkat lah sebentar lagi kau akan telat".
"baik bu".

Baik di mobil bukan hanya sowon dan supir tapi ada pengikut setia nya yang duduk di sebelah nya. Ya pengasuh sowon. kapan dia akan berhenti berkerja menjadi Pengasuh nya. Mungkin hanya tuhan yang tau.

[sowon pov]

Sebenarnya aku tidak suka pelajaran membaca. Pelajaran itu membutuhkan konsentrasi tinggi. Bisa di bilang aku lambat dalam hal membaca. Jika membaca tangan ku tidak bisa ku lipat, jari jari ku tidak bisa diam. Dia selalu bergerak ke kanan dan ke kiri atau memutar. Untung saja pengikut setia ku ada aku bisa meminta bantuan nya untuk membacakan bacaan ku.
Jam Istirhat pun datang aku berjalan bersama pengikut ku untuk pergi ke kantin.
Dalam barisan mengambil makan pengikut setia ku berkata pada ku kalau ia ingin ke kamar mandi sebentar. Sebentar atau lama aku tidak peduli.

Love Is Blind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang