Chapter 3

2.4K 291 87
                                    

Duduk di kursi tepat di depan Staff. Itulah yang dilakukan Wayo saat ini. Sahabatnya, Ming, duduk disampingnya dengan tenang. Setelah melakukan pemotretan tadi, Wayo langsung digiring menuju ruangan khusus yang sepertinya kantor utama gedung ini untuk mencocokkan biodata  yang ia kirim saat mendaftar. Beruntung Staff memperbolehkan Ming untuk ikut masuk bersamanya, jadi Wayo tidak terlalu merasa gugup saat ditanyai oleh sang Staff.

Jemari pria dewasa yang sepertinya berstatus sebagai kepala staff tersebut bergerak lincah di atas keyboard laptop. Sesekali ia menghentikan kegiatan jemarinya hanya untuk bertanya pada Wayo. Pekerjaannya tidak terlalu sulit, hanya mengetik biodata yang dibubuhi sebuah foto anggota Mail Order Bride kemudian mempromosikannya di situs resmi mereka. Hanya itu. Terlebih di Mail Order Bride tidak merubah sedikitpun hasil potret yang mereka dapat. Dengan kata lain foto anggota yang akan dipromosikan tidak di edit barang sedikitpun. Prinsip utama mereka hanya satu, yakni 'tidak ingin mengecewakan pembeli'. Seperti apa fisik orang yang pengunjung lihat maka seperti itulah fisik aslinya.

Sang kepala staff tersebut langsung memposting biodata beserta foto Wayo setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia mengangkat kepala, bibirnya yang terbuka menandakan jika ia akan mengatakan sesuatu sebelum suaranya terhenti ditenggorokan lantaran melihat sebuah notifikasi baru. Wayo yang sedaritadi memperhatikan staff tersebut hanya bisa memandang dengan raut bingung.

Dengan kening berkerut samar staff itu segera membuka notifikasi yang tertera. Dan di detik berikutnya raut keterkejutan langsung menghiasi wajahnya. Ia shock, sungguh. Ini pertama kali dalam sejarah Mail Order Bride dibangun ada anggota yang dibeli hanya dalam kurun waktu tidak sampai semenit. Dengan harga fantastis yang awalnya ia hanya mencoba-coba pula. 800 juta.

Sebelumnya ia pernah mencoba melabeli anggota Mail Order Bride dengan harga 500 juta, dan itu adalah angka tertinggi yang pernah ia buat sebelumnya, namun dalam seminggu tidak ada yang berani meng-klaim hingga pihak mereka memutuskan untuk menurunkan jumlah harganya. Tetapi sekarang ini, anak bernama Wayo Panitchayasawad, seorang remaja mungil bertubuh berisi dengan wajah cantik alaminya mampu mendapatkan pembeli dengan harga selangit hanya dalam waktu 45 detik.

Ini benar-benar gila, pikirnya. Apa yang dipikirkan orang ini sampai rela mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk membeli seorang 'pengantin'.

Seakan tersadar dari keterkejutannya, pemimpin staff tersebut melemparkan pandangannya pada sosok yang bersangkutan. Tidak heran memang jikalau orang ini berani membeli Wayo dengan harga tinggi, pemuda imut di depannya saat ini memang sungguh memikat dan menarik. Kini ia sadar bahwa jumlah 800 juta masih belum sepadan dengan pesona anak itu.

"Aku tidak tahu apa alasan pengunjung ini meng-klaim kamu hanya dalam waktu 45 detik...." perkataannya menggantung. Mengundang tatapan tidak mengerti dari Wayo serta raut terkejut dari Ming. "Tapi yang pasti, kamu sudah di klaim dengan harga 800 juta." ujarnya melanjutkan.

Reaksi Wayo maupun Ming tidak berbeda jauh. Kedua sahabat tersebut nyaris terjungkal dengan mata membelalak kaget. Apa mereka tidak salah dengar? 800 juta? Orang tidak waras mana yang mau membeli remaja mungil seperti Wayo dengan harga segitu?

"800 juta P'?" suara Wayo tercekat. Ia benar-benar terkejut, sungguh.

"Atau mungkin P' salah melihat nominalnya khap?" sambung Ming. Masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Staff tersebut menggeleng mantap. "Tidak.." ia segera memutar laptopnya demi memperlihatkan pemberitahuan bahwa Wayo sudah di klaim dengan harga yang ia sebutkan. "Kalian bisa melihatnya dengan jelas, bukan?"

Mata bulat Wayo kian membulat melihat tiap deret kalimat yang terpampang pada layar laptop di depannya. Benar. Seseorang dengan nama pengguna Phana Kongthanin telah membelinya dengan jumlah 800 juta.

Mail Order BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang