Morning Breeze - part 2

67.4K 2.5K 228
                                    

Dokter Fabian menatapku saat aku memasuki ruangannya, dia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di meja. Jas putihnya di sampirkan di kursi,  menyisakan kemeja slimfit berwarna biru langit yang mencetak jelas tubuhnya. Wajahnya yang putih bersih dengan bulu yang tercukur halus di sekeliling rahangnya, tidak berekspresi sama sekali.

"Maaf dok..saya tadi makan siang duluan. Saya pikir dokter lama seminarnya." Ujarku enggan berbohong. Mengingat tadi aku sarapan hanya meminum susu jadi sekarang cacing di perutku sudah menjerit-jerit kelaparan.

Dia mengerutkan kening, "Kamu nggak sarapan tadi?"

"Tadi buru-buru dok.."

Dia mengangguk dan menatapku lagi, "Ah, lain kali sarapan dulu Dinasty, saya nggak mau kamu pingsan.."

Aku mengangguk, "Panggil asty saja, dok.." Aku risih di panggil dinasty, entah apa yang di bayangkan orangtuaku bisa memberiku nama Dinasty.

"Saya suka Dinasty. Nama yang bagus.." Ujarnya sambil tersenyum. Mata coklat gelapnya terus menerus menatapku.

Aku hanya tersenyum hambar dan mengutuk dalam hati kenapa bisa aku berduaan begini sama dia, dan itu matanya apa tidak bisa melihat ke arah lain. Aku melihat ke arah lantai yang tiba-tiba saja menjadi sangat menarik daripada harus menatap wajahnya.

Tok tok tok..

Terima kasih Tuhan..

Pintu terbuka dan masuklah sesosok perempuan cantik, tinggi semampai dan berkulit hitam manis. Dia adalah Katrina Maheswari. Dokter muda yang baru lulus dan bekerja di rumah sakit ini kurang dari sebulan yang lalu.

"Bian..kamu udah makan siang?" Ujarnya sambil berjalan menuju ke arah Fabian, dia tersenyum sekilas padaku dan aku balas mengangguk padanya.

"Belum..saya belum lapar." Jawabnya dingin. Dia terus menatapku yang masih berdiri kikuk di pinggir ruangan.

Dasar aneh, ama cewek secantik dan se-oke Katrina malah dingin.

"Ini, aku bawain ayam kemangi favorit kamu. Makan yuk.." Ujar Katrina sambil mengeluarkan tempat makan berwarna hitam dari paper bagnya.

"Aku masih kenyang, Kat..lagian kan ada kantin disini, kamu pakai repot-repot masak." Sahut Fabian. Wajah Katrina terlihat agak terkejut namun dia tetap memasang senyum malaikatnya.

Kok bau-baunya nggak enak banget nih, kalau tiba-tiba Katrina marah trus makanannya di banting ke lantai dan isinya berserakan kemana-mana, gimana?

"Maaf saya permisi dulu.." Aku langsung beranjak keluar tanpa menoleh lagi ke arah mereka berdua, alasannya jelas, aku nggak mau nonton sinetron drama siang bolong begini.

Aku menghela nafas dan duduk,  kemudian mengecek daftar pasien di komputerku. Syukurlah setelah tadi pagi ramai, siang ini kelihatannya agak sepi. Kebanyakan karena mereka sudah tahu dokter Fabian hari ini ada seminar.

Morning Breeze (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang