16.KARMA

24 3 0
                                    

Malam ini malam minggu . Biasanya malam minggu selalu aku & rival jadikan sebagai malam yang spesial . Karna biasanya ketika malam minggu datang kami akan bertemu dan menghabiskan waktu bersama dengan canda tawa kami ,entah itu hangout ke mall atau bahkan menonton film-film horor yang banyak menguntungkan rival karna selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan disaat aku ketakutan.

Tapi sekarang apa ? Aku hanya bisa duduk disofa depan Tv sambil memutar kenangan-kenangan itu dibennakku

Hingga tak jarang ,sesekali air mataku turun begitu saja tanpa ku sadari.

" KAK NOM .. KANOMM . KANAOMIIII " teriakku memanggil ka naomi

"Ah sudah kuduga pasti kak naomi sedang jalan bersama doiNya " ,gumamku dalam hati.

Aku bingung apa yang harus ku lakukan ? Semenjak mamah & papahku meninggalkanku lagi rumah begitu sangat sepi .

Tingnoong !! Tingnoong !!

" Iyaa bentar " , teriakku sambil menuju pintu untuk membukakan pintu.

Aku membelalakan mataku ketika menadapati seorang lelaki bersama seorang wanita sedang berada didepan pintuku.

" hy Hinata , sebenarnya kita kesini mau ngejelasin kalo kita itu sebenernya .. " ucap seorang wanita dihadapanku terbata-bata.

" ayo silakan masuk " ,ucapku dengan senyum fake membiarkan mereka memasuki rumahku .

Merekapun masuk dan duduk disofa .
" ada apa ? " tanyaku singkat

" Hinata sebelumnya kenalin nama aku cellin ,sebenernya aku kesini mau ngejelasin kalo aku sama rival itu sebenernya kita itu .." ucapnya kembali terbata-bata

" sebenernya apa ? Kalian pacaran ? Oowh sungguh kabar bahagia ,selamat " ujarku dengan mata berkaca-kaca

"Kamu jangan ...",belum sempat wanita itu menyelesaikan pembicaraannya rival telah menyelak pembicaraannya

"kamu jangan ganggu kita ya ,karna kita udah bahagia " lanjut rival

" gangu ? Tentu aku gak akan ngeganggu kalian . Sekali lagi selamat ya ", ucapku dengan air mata yang mulai sudah tak terbendung

" val kok kamu ngomongnya gitusih ?" Ucap wanita itu.

"Aku lebih baik frontal dari pada munafik ! " ucap rival dengan nada menekan kata munafik.

Sungguh hatiku semakin teriris mendengar itu semua ,apalagi rival seperti menyindirku dengan menekan kata munafik itu.

"Apa-apaan ini ? Dia berani-beraninya datang ke rumahku membawa cewe barunya ! Sungguh rasanya aku ingin berteriak" gumamku dalam hati.

" hinata .. ? " panggil wanita itu yang membuyarkan lamunanku

"Eh iya apa ? "

" kamu menangis ? " tanya wanita itu.

" hah ? Apa ? Nangis ? Bukan nangis .. Ini aku ngantuk banget jadi nguap mulu " jawabku sembari menghapus air mataku dan mulai menguapkan mulutku yang sebenernya sama sekali tak mengantuk

" owh yaudah kalo gitu kita pulang dulu ya hinata . " , pamit cellin kepadaku

" eh iyaa ,kapan-kapan main lagi kesini ya cellin . Val kamu juga jangan sombong - sombong kita masih temen kan ! " , basa -basi ku pada cellin dan rival agar terlihat tidak cemburu & ikut bahagia dengan kabar mereka meskipun sebenarnya aku muak dengan sandiwara ini tapi jika tak begini pasti rival akan menertawaiku yang terbakar api cemburu

Rival tak menjawab dan malah merangkul cellin .

" iya kapan-kapan aku main lagi kesini ko sama rival ,pamit ya hintaa " pamitnya kembali

"Iyaa see you " ujarku sambil melontarkan senyum fake ku

Setelah melihat mereka meninggalkan rumah akupun segera menutup pintu dan berlari menuju kamar.

Aku membantingkan tubuh ku diatas kasur sembari berteriak

" APA INI YANG DINAMAKAN KARMA ?.. Hikss ..hikss..hikss

" ini beda . Ini lebih sakit ! Meskipun dulu aku pernah merasakan rasanya ditinggalkan itu sakit tapi ini lebih sakit . Mungkin yang membedakan adalah alasannya. Revan meninggalkanku karna penyakit sedangkan Rival meninggalkanku dengan wanita lain ! "

"Ini tak adil !! Benar- benarrr tak adiiiiiil "
Teriakku dengan suara serakku.

Mungkin benar, aku harus kehilangan untuk lebih menghargai .
Menghargai setiap orang yang datang kedalam hidupku untuk sekadar memberikanku pelajaran yang tak biasa.
Mengajarkanku bahwa tidak semua kejadian akan memberikan kali ke2 untuk mengulangnya atau bahkan memperbaikinya.

Terimakasih rival .
Harapku kau bisa lebih bahagia tanpaku.
Seperti katamu, aku tak akan menggangumu karna aku tahu
Mungkin disana ada yang jauh lebih memahamimu.

My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang