Chapter 2. The Fact

1.6K 137 22
                                        


Namjoon melangkah perlahan, pikirannya melayang pada yeoja bernama Hana yang tadi seharian bersamanya, dia tidak mencintai yeoja itu, bahkan dia hampir tidak mengenalnya sama sekali, kalau bukan karena permintaan sepupunya Tae, dia tak akan melakukannya.

Kencan sehari dan memberikan kenangan terindah di akhir hidupnya, ya yeoja tadi adalah salah satu pasien di tempat ayah Tae yang seorang Dokter dan pemilik rumah sakit terbesar di kota ini, Tae, sepupunya adalah seorang yang berhati baik dan berperasaan halus, dia sejak masih di sekolah menengah atas dulu sering meluangkan waktunya untuk menghibur pasien-pasien ayahnya yang berpenyakit berat.

Itu juga yang menimbulkan ide Tae yang saat ini sudah menjadi mahasiswa kedokteran untuk membuat sebuah yayasan yang berusaha mengabulkan mimpi bagi pasien-pasien ayahnya yang sudah di vonis tidak dapat hidup lama karena penyakitnya, agar bisa mencapai mimpinya itu, Yayasan yang diberi nama "No More Dream".

Pekerjaannya di yayasan itu memang membuat Tae, 2 kali lebih
sibuk, yang membuat 3 hari lalu Namjoon harus mendatangi rumah sakit dimana yayasan Tae berada karena ada hal yang ingin dia bicarakan dan di sanalah Hana, yeoja manis tadi melihatnya dan menginginkan sebuah kencan indah bersama Namjoon seorang namja tampan dan gagah yang sedang berbicara dengan Tae saat itu.

Hana sendiri pasien yang berpenyakit berat, yeoja itu langganan keluar masuk rumah sakit sejak umurnya masih 11 tahun, dari demam, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran cerna, sesak nafas, dan yang lainnya.

Sampai saat berumur 15 tahun, yeoja itu diperiksa di rumah sakit ayah Tae dan hasil diagnosanya adalah Leukimia Limfosit Akut (LLA) stadium 3, semua pengobatan yang memungkinkan sudah diberikan dari obat-obatan, kemoterapi dan operasi sumsum tulang belakang, namun semua hanya menghambat pertumbuhan sel kanker dan tidak mampu menyembuhkannya, seminggu lagi Hana berulang tahun yang ke-17 tapi dokter memvonis mungkin dia tidak akan melewati hari ulang tahunnya itu, impian Hana adalah pergi berkencan untuk pertama kali (dan yang terakhir juga) dengan seorang namja yang tampan.

Tadinya Hana ingin pergi dengan Tae, tentu saja mahasiswa kedokteran itu tampan, menarik dan baik hati tapi saat Hana menemui Tae, dia sedang bersama seorang Namja yang tinggi gagah juga tampan dan lagi senyumnya sungguh bisa membuat hati Hana berdebar, itulah yang membuat Hana memohon pada Tae agar bisa berkencan dengan Namja yang ternyata adalah sepupu Tae.

Namjoon menarik nafas berat, sungguh pengalaman yang sangat tak mengenakkan, bukan dia tidak suka, Namjoon adalah seorang yang berhati lembut dibalik tampilan raganya yang gagah, dia berulangkali bahkan harus merelakan waktunya untuk sekedar pergi minum atau makan dengan beberapa yeoja yang menyatakan perasaannya kepada Namjoon hanya karena dia tidak tega bila langsung menolak begitu saja.

Walau tanpa dia sadari, hal itu membuat seorang Namja yang mencintainya menderita.

Permintaan Taehyung untuk mengabulkan keinginan Yeoja tadi sangat tidak mungkin di tolak oleh Namjoon, hanya saja rasanya tidak benar, seperti memberikan harapan palsu, semua perlakuan manisnya kepada yeoja tadi memang tulus, tapi bukan rasa cinta hanya rasa kasihan.

'Aah sialan Tae, aku jadi merasa bersalah, karena menjanjikan akan menemuinya saat hari ulang tahunnya', padahal Tae mengatakan mungkin yeoja tadi tidak bisa melewati hari itu, Namjoon meremas rambutnya dengan frustasi, dia berhenti melangkah seperti sedang memikirkan sesuatu, lalu tangannya mengambil ponsel dari saku celananya, dan mulai menekan tombol untuk menelepon, haaah tidak diangkat, dicobanya lagi tapi tetap tidak diangkat, 'kemana dia, apakah ada di rumah?, Baiklah aku akan kesana', batin Namja gagah tadi meneruskan langkahnya.

Drrrrt....drrrrt.... Yoongi menoleh kearah ponsel Seokjin yang bergetar di meja samping tempatnya duduk, di raihnya ponsel itu, saat di lihat nama yang tertera di layar ponsel, Yoongi segera mematikan getarannya, ponsel itu bergetar lagi, dan Yoongi kembali mematikan getarannya, setelah tidak dihubungi lagi Yoongi mematikan ponsel Seokjin.
Dia tidak ingin Seokjin terganggu, apalagi oleh Namja yang satu itu, dipandanginya wajah Seokjin yang masih terlelap dipangkuannya, perlahan di sentuhnya bibir merah muda Seokjin dengan jarinya, 'lembut sekali', Yoongi mendekatkan wajahnya, dan mengecup sekilas bibir Seokjin, wajah Yoongi memerah.
Dia baru saja mencuri ciuman dari Namja tampan yang sangat dicintainya, dan hasilnya, jantung Yoongi berdebar dengan keras, sangat keras sampai Yoongi bisa mendengar debaran jantungnya itu dengan jelas, "Jadilah milikku, Jinnie, aku akan membuatmu bahagia", gumam Yoongi sambil membelai rambut coklat Seokjin yang halus.

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang