Chapter 6. The Final

2.3K 160 10
                                        


"Kim Seokjin".

Sebuah suara terdengar dibelakangnya, Seokjin menoleh, dilihatnya sesosok Namja bersurai merah berdiri ditengah derasnya hujan menatapnya.
"Min Yoongi", suara Seokjin bergetar dalam rasa bahagia yang memenuhi hatinya, Seokjin berlari menghambur kedalam pelukan Namja bersurai merah itu, bersamaan tubuhnya yang melemas pingsan, dengan cepat Yoongi menggendong Namja tampan itu dengan bridal style, membawanya menuju taksi yang dimintanya untuk menunggu.

Yoongi memandangi wajah Namja tampan yang terbaring di atas tempat tidurnya, dia sudah mengganti pakaian basah Namja itu, membasuh seluruh tubuhnya dengan air hangat, mengelap badannya, memberinya cairan penghangat tubuh, memakaikan baju, celana, kaos kaki dan menyelimutinya dengan selimut tebal sebelum membersihkan dirinya sendiri dan berganti baju baru yang hangat, setelah itu dia menyiapkan coklat hangat dan membawanya ke meja di samping tempat tidurnya.

"Jinnie, bangunlah", bisik Yoongi lirih sambil membelai wajah tampan Namja itu, wajahnya tidak sedingin tadi dan bibirnya yang tadi membiru mulai mendapatkan warnanya kembali, 'Kenapa kau tetap menungguku dalam hujan sederas itu, Jinnie'.

Yoongi duduk disampingnya Seokjin yang masih berbaring, Namja tampan itu bergerak pelan, dan membuka matanya perlahan, "Yoongi", suaranya lemah, "Aku di sini Jinnie", tangan Yoongi menggenggam tangan Seokjin, tiba-tiba Seokjin bangkit dan memeluk Yoongi, dia menangis dalam pelukan Namja itu, "Yoongi, ja...jangan tinggalkan aku", isaknya, "Jangan menangis Jinnie, aku di sini" bisik Yoongi ditelinga Seokjin.

Setelah usai tangis Seokjin, Yoongi memberikan minuman coklat yang tadi dibuatnya, sudah cukup hangat untuk diminum oleh Seokjin, Namja tampan itu meminumnya sampai habis, Yoongi tersenyum melihat Seokjin.
Keduanya duduk berdampingan di tempat tidur Yoongi dan bersandar di sandaran tempat tidur Yoongi, tangan Seokjin terus memegang lengan Yoongi seakan takut dia pergi.

"Kenapa kau tetap menungguku dalam hujan seperti itu, bagaimana kalau aku tidak menemukan suratmu, dan aku tidak tahu kau menungguku disana?", Tanya Yoongi, "Tapi kau menemukannya dan kau tahu dimana aku menunggumu", Nafas Seokjin agak tersengal.
"Aku rasa itu bukan sebuah kebetulan bukan?", Seokjin menunduk saat mengatakan itu.

Yoongi memandangnya, "Ya, itu bukan sebuah kebetulan, hatiku mengatakan, kau ada disana... hanya itu", seandainya bisa Yoongi ingin berteriak, 'Perasaan cintaku yang menuntunku menemukanmu Kim Seokjin', tapi tidak, Yoongi hanya bisa diam.
Dia tidak ingin membiarkan perasaannya makin sakit bila akhirnya Seokjin kembali pada Namjoon.

"Jinnie, apa yang ingin kau katakan padaku, kenapa harus disana, kau bisa datang ke sini atau menyuruhku kerumahmu".
"Aku ingin melihat Cheonggyecheon bersamamu", Seokjin menjawab sambil tersenyum kearah Yoongi.
Namja bersurai merah itu menarik nafas panjang, "Jangan lakukan lagi, kau bisa membuat Namjoon kuatir", kata Yoongi datar, "Aku akan menelepon Namjoon, agar menjemputmu".
Yoongi berkata dengan suara yang dia buat sebiasa mungkin walau hatinya seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum.

"Apakah kau tidak mengkhawatirkan aku?", Tanya Seokjin pelan.
'Bagaimana mungkin aku tidak mengkhawatirkanmu, melihatmu seperti tadi, sudah membuat nyawaku seperti hilang, tapi aku tak bisa lagi seperti dulu, kau harus bahagia bersama Namjoon', batin Yoongi menjawab.

"Jadi kau tidak mengkhawatirkan aku? Kau sudah tidak mau menemaniku lagi?", Pertanyaan Seokjin memojokkan Yoongi, tapi dia tetap bertahan, "Namjoon, dia akan menjagamu", bisik Yoongi sambil memandang wajah tampan Seokjin.

Seokjin tersenyum, "Yoongi, ingatkah kau saat aku tertidur di pelukanmu, sepulang dari Cheonggyecheon?", Yoongi mengangguk, "saat itu aku bermimpi", Yoongi kembali mengangguk, "Kau memanggil Namjoon dan meminta maaf", sahut Yoongi, "Bagaimana kau tahu?", Yoongi hanya tersenyum, "Saat itu aku meminta maaf padanya karena harus meninggalkannya", Seokjin menarik nafas dalam, "Saat itu aku memilih pergi denganmu dan meninggalkannya".

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang