_Minggu_
Hari ini aku punya rencana mendadak.
Aku bakal ngejenguk Aska di rumah sakit.
Iya, aku tahu. Sangat mengejutkan memang. Aku bukan orang suka bikin rencana mendadak, dan aku juga sama sekali enggak ada terpikirkan buat ngejenguk Aska di rumah sakit, sampai kemarin Radit, teman Aska datang dan cerita yang sebenarnya terjadi.
Aku memikirkan hal ini semalaman. Dan enggak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba aja tadi pagi aku memutuskan hal ini.
Aku tahu. Aku juga aneh sama diri aku sendiri yang kadang plin-plan ini.
Akhirnya aku menghubungi Radit. Kita ngobrol cukup lama, dia juga kedengaran sangat senang waktu aku bilang mau ngejenguk Aska di rumah sakit. Meskipun aku sendiri masih enggak terlalu yakin sama keputusan aku ini. Tapi yaa... apa salahnya kan?
Aku enggak tahu, kenapa aku jadi agak aneh hari ini. Aku habisin waktu cukup lama buat milih-milih baju. Buat pergi nge-date aja aku enggak sampai seribet ini buat milih baju. Dasar, aneh.
Akhirnya aku milih pakai kemeja putih dan celana jeans. Pilihan simpel dan paling aman. Harusnya aku pilih pakai ini aja dari tadi!
Setelah selesai siap-siap, aku pamit sama mamah. Aku cuman bilang mau pergi ketemu teman. Kalau aku cerita yang sebenarnya ceritanya bakal jadi panjang dan kelamaan. Dan untungnya mamah enggak nanya-nanya lagi, karena dia lagi ngobrol sama tante aku di telepon. Jadi aku bisa pergi dengan lancar.
Aku udah dikasih tahu sama Radit tentang rumah sakit dan kamar tempat Aska dirawat. Radit bilang dia bakal nyusul aku kesana, tapi kalau aku sampai duluan Radit bilang temuin Aska duluan aja, soalnya ada mamahnya Aska yang selalu nemenin Aska setiap hari di rumah sakit jadi aku enggak usah khawatir.
Nah, malah aku jadi merasa khawatir sekarang. Apa enggak bakal aneh kalau aku tiba-tiba datang ngejenguk Aska dan ketemu mamahnya Aska? Nanti kalau mamahnya nanya aku siapanya Aska, aku harus jawab apa? Kalau aku bilang aku temannya Aska, tapi temannya Aska darimana, aku harus bilang apa?
Akkhhh!!! Aku jadi bingung sekarang. Apa aku batalin aja ya? Tapi... rumah sakitnya udah ada di depan mata aku sekarang.
Dasar... Vivi... Vivi... kamu tuh emang lagi aneh banget hari ini.
Pfuuuhhh...
Tenang... aku datang kesini kan dengan maksud baik, jadi santai aja.
Akhirnya aku masuk ke dalam rumah sakit. Enggak susah mencari kamar tempat Aska dirawat, aku juga pernah kesini sebelumnya, jadi aku enggak merasa terlalu tersesat.
Aku pun sampai di kamar yang aku tuju. Nama Aska juga tertulis di bawah nomor kamarnya.
Alaska Nuansatara.
Tiba-tiba jantung aku berdegup jadi lebih kencang. Apa aku datang kesini terlalu buru-buru ya? Kayaknya aku kesini jalan biasa aja deh enggak sambil lari. Kenapa aku jadi gugup gini ya?
Beberapa saat aku cuman berdiri di depan pintu. Aku sama sekali enggak bisa ngelihat keadaan di dalam kamar.
Sekarang aku harus gimana ya? Apa aku telepon Radit aja?
"Permisi? Adek cari siapa ya?" tiba-tiba suara seorang wanita agak mengejutkan aku.
Seorang wanita yang sepertinya seumuran sama mamah aku. Wanita itu agak terlihat pucat karena tanpa polesan riasan sedikitpun di wajahnya, rambutnya yang dicepol juga agak kelihatan berantakan.
"Anu... saya..."
"Kamu Vivi ya?" tanya ibu itu. Aku tentu aja kaget dan bingung.
Darimana ibu ini tahu nama aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Siratan [END]
Short StoryMendapat surat dari secret admirer mungkin terbayang romantis dan so sweet rasanya, menerima surat dari seseorang yang diam-diam menyukai kita. Tapi apa jadinya kalau surat itu dari seseorang yang sama sekali enggak kita kenal? Benar-benar sama sek...