Seterusnya, aku berusaha menjenguk Aska di rumah sakit meskipun enggak bisa setiap hari.
Aku juga membaca surat-surat yang ditulis Aska. Dan kadang aku membahas isi suratnya itu dengan Aska di rumah sakit. Aku enggak pernah kehilangan bahan obrolan dengan Aska.
Aku agak takjub juga sama diri aku sendiri. Meskipun aku termasuk orang yang mudah diajak ngobrol mau sama orang asing sekalipun, tapi ini pertama kalinya aku senang mengambil inisiatif untuk bicara lebih dulu. Yaa... mungkin karena situasinya yang seperti ini, jadi enggak ada pilihan lain aku yang harus banyak bicara. Tapi aku menyukainya. Bahkan ibu Aska membiarkan aku terus bicara sampai aku enggak sadar udah berapa lama aku bicara sendiri seperti itu.
Surat-surat yang Aska tulis itu, mungkin bagi orang lain isinya tidak begitu penting. Tapi sekarang, surat-surat itu sangat berarti bagi aku.
Perasaan terganggu sampai seperti sedang diteror yang aku rasakan sebelumnya karena surat-surat ini udah berubah sepenuhnya sekarang.
Aku baru sadar, kalau pertemuan singkat aku dengan Aska waktu itu bisa begitu berarti bagi dia. Obrolan biasa yang kita lakukan saat itu ternyata bisa membuat dia mengenal aku dengan cukup baik.
Mengetahui betapa berartinya kita bagi orang lain dari sudut pandang mereka, ternyata bisa membuat aku lebih menghargai diri sendiri dan juga orang lain.
Aku juga punya harapan kecil untuk Aska.
Aku harap, ketika aku selesai membaca semua surat yang dia tulis, Aska akan sadar.
Aku tahu kemungkinannya kecil, harapan itu bisa terjadi. Tapi meremehkan harapan yang sepertinya tidak mungkin terwujud, sama aja kamu berhenti berharap akan keajaiban. Manusia yang enggak memiliki harapan atau enggak percaya sama keajaiban, sama aja seperti manusia yang enggak menjalani hidupnya.
Aku punya harapan.
Aku percaya sama keajaiban.
Dan aku percaya Aska akan sadarkan diri suatu saat nanti.
Saat keajaiban itu benar-benar terjadi, aku akan terus di samping Aska dan jadi penyemangatnya.
Persahabatan yang dimulai dengan cara yang enggak biasa. Suatu hubungan yang terjalin bagai takdir yang udah tersirat seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siratan [END]
Short StoryMendapat surat dari secret admirer mungkin terbayang romantis dan so sweet rasanya, menerima surat dari seseorang yang diam-diam menyukai kita. Tapi apa jadinya kalau surat itu dari seseorang yang sama sekali enggak kita kenal? Benar-benar sama sek...