26 Juli 2017

166 12 0
                                    

_Rabu_

Oke, tadi malam aku udah memikirkan berbagai cara gimana aku bisa memastikan siapa pengirim surat ini yang bernama Aska.

Aku bakal nunggu kedatangan orang yang mengantar surat misterius ini. Entah itu kurir atau si penulisnya sendiri yang akan mengantarkan suratnya itu dan ditaruh di kotak surat. Hari ini aku kuliah siang, jadi aku punya waktu cukup banyak untuk menunggu si sosok misterius itu.

Aku mengawasi keadaan di luar dengan duduk di ruang tamu dan menghadap jendela. Gorden tipis di jendela masih bisa membuat aku melihat keadaan di luar dengan cukup jelas. Dan dari luar enggak akan kelihatan kalau ada aku yang sedang mengawasi.

Cukup bikin pegal dan bosan juga melakukan pengawasan seperti ini, walaupun kerjaan aku cuman duduk dan nunggu. Dan aku udah duduk seperti ini dari pagi-pagi banget, setelah aku selesai sarapan aku langsung duduk di sofa di ruang tamu.

Aku enggak bisa memastikan kapan di pengirim misterius itu datang dan menaruh suratnya di kotak pos. Karena waktunya itu enggak teratur. Waktu pertama kali aku nemuin surat itu pagi-pagi karena ibu minta aku cek kotak surat. Dan diantara tumpukan amplop surat yang ada, amplop berwarna ungu itu terlihat mencolok diantar amplop lain yang semuanya berwarna putih.

Siapa sangka di jaman teknologi yang serba canggih dan instant sekarang ini masih ada yang ngirim surat. Kecuali dari perusahaan asuransi dan tagihan telepon mungkin yang masih bertahan.

Tapi kalau surat cinta? Apalagi dari pengagum rahasia? Berasa bikin aku nostalgia sama jaman aku waktu SMP, saat aku pertama kali dan aku pikir bakal jadi terakhir kalinya aku nerima surat tanpa nama dari pengagum rahasia.

Yaaannggg... ternyata itu cuman surat iseng yang ditulis salah satu cowok teman sekelas aku sebagai peringatan April Mop! Ngeselin banget nggak tuh?!

Oke, kita balik lagi ke masalah surat misterius ini.

Memang, cowok yang bernama Aska ini enggak secara gamblang mengaku kalau dia adalah pengagum rahasia aku. Tapi dari kata-kata dia di setiap surat yang dia tulis semuanya mengarah kesana.

Kamu keliatan cantik waktu senyum

Kamu selalu ramah sama semua orang

Senyuman dan kehadiran kamu bikin bahagia setiap orang yang ada di dekat kamu

Aku suka sama sikap ceria kamu itu

Oke. Mungkin dia memang cuman tulis "suka sama sikap ceria aku" dan bukannya "suka sama aku".

Jadi kalau gitu apa maksud dari semua surat yang dia kirim ini?

Kalau dia mau berteman sama aku pastinya dia udah nunjukin batang hidungnya di depan aku sekarang ini.

Kalau dia mau jadi sahabat pena aku? Wuidiiih! Udah lama banget aku enggak denger sebutan itu. Sahabat pena.

Yaaa... pokoknya apapun maksud dia yang sebenarnya dari ngirim surat ini ke aku, kayaknya dia enggak masalah kalau aku enggak ngebalas suratnya.

"Vivi! Mandi sana! Bentar lagi kamu kan harus pergi kuliah!" panggilan dari mamah membuat aku harus menuntaskan misi menyergap si pengirim misterius itu tanpa ada hasil.

Apa boleh buat, aku bakal melanjutkan misi ini lain kali.

Mission unclear.










》》》

Siratan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang